Breaking News:

Sosok Chen Zhi, Diduga Dalang Judol di Kamboja, Kaya Mendadak, Asetnya Rp 232 Triliun Disita AS

Chen Zhi, dituduh sebagai dalang di balik kerajaan penipuan siber dan perusahaan kriminal yang dibangun di atas penderitaan manusia.

Editor: Eri Ariyanto
TribunNewsmaker.com | (BBC INDONESIA)
SOSOK VIRAL - Chen Zhi, dituduh sebagai dalang di balik kerajaan penipuan siber dan perusahaan kriminal yang dibangun di atas penderitaan manusia. 

Sekitar 450.000 warga China meninggalkan kota tersebut karena bisnis utamanya kolaps. Banyak blok hunian milik Prince Group dibiarkan kosong.

Namun Chen Zhi terus memperluas bisnisnya dan berbelanja dengan bebas.

Menurut otoritas Inggris, pada 2019 dia membeli sebuah rumah mewah senilai 12 juta poundsterling (atau setara Rp 266 miliar) di London utara dan sebuah blok perkantoran senilai 95 juta poundsterling (atau setara Rp 2,1 triliun) di distrik keuangan kota itu.

AS mengatakan dia dan rekan-rekannya membeli properti di New York, jet pribadi dan superyacht, serta sebuah lukisan Picasso.

Dan, AS-Inggris menuding kekayaan Chen Zhi berasal dari bisnis paling menguntungkan di Asia saat ini: penipuan daring, beserta perdagangan manusia dan pencucian uang yang menyertainya.

Inggris dan AS telah menjatuhkan sanksi kepada 128 perusahaan yang terkait dengan Chen Zhi serta Prince Group, serta kepada 17 individu dari tujuh negara berbeda yang mereka tuduh membantu menjalankan kerajaan penipuannya.

Aset yang terkait dengan Chen Zhi di AS dan Inggris juga telah dibekukan.

Pengumuman sanksi tersebut menggambarkan jaringan rumit perusahaan cangkang dan dompet mata uang kripto yang digunakannya untuk memindahkan uang guna menyembunyikan asal-usulnya.

Disebutkan: "Organisasi Kejahatan Transnasional Prince Group mendapatkan keuntungan dari serangkaian kejahatan transnasional termasuk pemerasan seksual, sejenis penipuan yang melibatkan pemerasan terkait materi seksual eksplisit, seringkali dari anak di bawah umur, kemudian pencucian uang, berbagai penipuan dan pemerasan."

"Lalu korupsi, perjudian daring ilegal, dan perdagangan manusia skala industri, penyiksaan, dan pemerasan terhadap pekerja yang diperbudak untuk mendukung operasi di setidaknya 10 kompleks penipuan di Kamboja".

Kerajaan penipuan

China juga diam-diam menyelidiki Prince Group setidaknya sejak 2020. Ada sejumlah kasus pengadilan yang menuduh perusahaan tersebut menjalankan skema penipuan daring.

Biro Keamanan Publik Kota Beijing telah membentuk satuan tugas untuk menyelidiki Prince Group, yang disebut sebagai sindikat perjudian daring transnasional besar yang berbasis di Kamboja.

Dugaan AS dan Inggris, jantung kerajaan bisnis penipuan itu ada di Golden Fortune Science and Technology Park, sebuah kompleks yang dibangun oleh Prince Group di Chrey Thom, dekat perbatasan Vietnam.

Sebelumnya, Prince Group membantah terlibat dalam penipuan, dan mengatakan tidak lagi memiliki hubungan dengan Golden Fortune.

Tapi investigasi AS dan Inggris berpendapat masih ada hubungan bisnis yang jelas di antara mereka.

Jurnalis Adamovic Davies mewawancarai sejumlah orang yang tinggal dan bekerja di dekat Golden Fortune untuk investigasinya terhadap Chen Zhi.

Mereka menggambarkan adanya pemukulan brutal kepada orang-orang yang sebagian besar berasal dari China, Vietnam, dan Malaysia yang mencoba kabur dari kompleks tersebut, tempat mereka dipaksa untuk melakukan penipuan daring.

"Saya pikir skala operasinya yang sangat besarlah yang benar-benar membuat Chen Zhi menonjol," katanya.

Dia menambahkan sungguh mengejutkan bahwa Prince Group mampu membangun jejak global tanpa menimbulkan kekhawatiran mengingat tuntutan pidana serius yang kini dihadapinya.

"Apa yang meresahkan banyak orang adalah kenyataan bahwa Chen Zhi seharusnya tidak pernah memperoleh semua asset ini, di Singapura, London, atau AS. Pengacara, akuntan, agen real estate, bankir, semua seharusnya melihat kelompok ini dan berkata, sebentar ini tidak masuk akal. Tapi mereka tidak melakukan itu," sambungnya.

Kini, setelah semua publisitas yang dihasilkan oleh sanksi AS dan Inggris, para pelaku bisnis bergegas memisahkan diri dari Prince Group.

Bank Sentral Kamboja terpaksa mengeluarkan pernyataan kepada para deposan yang gelisah, meyakinkan mereka bahwa pihaknya akan menarik dana dari Prince Bank. 

Otoritas Korea Selatan juga telah membekukan 64 juta dollar AS simpanan Prince Group yang ditaruh di bank-bank Korea.

Pemerintah Singapura dan Thailand menjanjikan investigasi terhadap anak perusahaan Prince, dari 18 individu yang menjadi target AS dan Inggris, tiga di antaranya adalah warga negara Singapura.

Pemerintah Kamboja belum banyak berkomentar, selain mendesak otoritas AS dan Inggris untuk memastikan mereka memiliki bukti yang cukup atas tuduhan tersebut.

Namun, akan sulit bagi elit penguasa Kamboja untuk menjauhkan diri dari Chen Zhi, setelah begitu dekat dengannya begitu lama.

Kamboja sudah menghadapi tekanan yang semakin besar atas toleransinya terhadap bisnis penipuan, yang beberapa perkiraan mungkin mencakup sekitar setengah dari keseluruhan perekonomian.

Lalu, bagaimana dengan Chen Zhi?

Tidak ada kabar atau penampakannya sejak sanksi diumumkan minggu lalu. Taipan misterius itu, yang pernah menjadi salah satu tokoh paling berkuasa di Kamboja, tampaknya telah lenyap.

(TribunNewsmaker.com/SerambiNews.com)

Halaman 4/4
Tags:
Chen ZhipengusahaKamboja
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved