Cerita Teman Dekat soal Sosok Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Dia Suka Nonton Video Kriminal Sadis

Ringkasan Berita:

• Terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara rupanya sempat berkomunikasi dengan salah satu siswa.
• Menurut temannya, pelaku juga bahkan sempat izin pulang sebelum ledakan tersebut.
• Menurut sang teman, pelaku diketahui jarang bergaul dengan rekan-rekannya yang lain dan dikenal pendiam.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Di balik ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta, tersimpan sisi lain terduga pelaku yang jarang terlihat.

Teman dekatnya mengungkap, terduga pelaku pendiam tapi punya ketertarikan pada hal-hal ekstrem.

Senyum biasa di wajahnya menyembunyikan keputusan yang mengubah segalanya dalam sekejap.

Baca juga: Terungkap Gelagat Aneh Terduga Pelaku Sebelum Ledakan SMAN 72 Jakarta, Buat Gambar Darah dan Senjata

Terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara rupanya sempat berkomunikasi dengan salah satu siswa.

Menurut temannya, pelaku juga bahkan sempat izin pulang sebelum ledakan tersebut.

Namun diduga saat itu dirinya kembali lagi ke sekolah meledakkan bom rakitan di dalam masjid.

Ledakan itu terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta seusai khotbah masjid, Jumat (8/11/2025).

Saat jamaah hendak berdisi untuk Shalat Jumat, ledakan keras tiba-tiba terdengar dari dalam masjid.

Ledakan diduga berasal dari posisi tengah, sebab beberapa siswa yang ada di tengah mengalami luka parah.

"Pas kejadian dia udah gak ada di TKP, temen kelasnya bilang udah gak lihat dia," kata siswa SMAN 72 Jakarta, R, dikutip dari Cumicumi.com, Sabtu (8/11/2025).

Menurut R, pelaku jarang bergaul dengan teman-temannya yang lain dan dikenal pendiam.

"Dia di kelas terus soalnya, memang pendiem. (Dibully) desas desusnya bener, tapi kita gak bisa mastiin," kata R.

Sebab R tidak satu kelas dengannya, dan berbeda angkatan.

Namun menurut dia, sosok terduga pelaku memang dikenal menyukai hal ekstrem.

"Emang suka sama hal begitu, hal kayak orang ekstrem. Banyak tulisan di senjata, yang seharusnya gak disitu. Ditulis nama-nama teroris. itu kaya inspirasi dia buat ngelakuin ini," tuturnya.

"Dia suka nonton video orang-orang dibunuh, itu temennya taunya emang kayak gitu," tambah R lagi.

R juga mendengar kabar kalau terduga pelaku sempat izin pulang sebelum terjadi ledakan.

"Isunya dia sempet pulang dulu, sempet izin pulang sekolah, antara dia izin atau loncat pagar. Gak tahu rumahnya di situ atau dia udah siapin alatnya deket situ. Atau dibawa dari pagi, saya juga gak tahu," tuturnya lagi.

Sementara itu, temannya yang lain, inisial M mengaku sempat komunikasi dengan terduga pelaku.

"Saya sempat berkomunikasi sama dia, dia nanya kayak 'puncak bulan basahnya kapan'," tutur M.

Meski tidak satu angkatan, namun ia mengaku cukup sering menyapa terduga pelaku.

"Dari dulu saya kalau ketemu dia emang suka nyapa, nyapa-nyapa doang," katanya.

Seperti biasa, ia pun menyapa terduga pelaku sebelum ledakan terjadi.

"Pas waktu itu saya habis dari toilet, dia nanya ke saya, 'bulan basahnya ini kapan, puncak-puncaknya kapan'. Di waktu yang berbeda, dua kali," tuturnya.

Ia pun tidak menyangka kalau terduga pelaku akan melakukan hak separah itu.

"Gak curiga, gak kepikiran bakalan sejauh ini," ucapnya.

Meski pendiam, kata dia, namun terduga pelaku berperilaku normal seperti siswa lainnya.

Bahkan saat berkomunikasi dengannya, ekspresi terduga pelaku juga tidak terlihat panik.

"Ekspresinya senyum, kayak orang pada umumnya, nggak terlihat excited juga," jelas dia.

Sebelumnya,  Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading berusia 17 tahun.

Terduga pelaku juga mengalami luka-luka dan saat ini sedang dioperasi akibat luka yang dideritanya.

"Saya mendapat informasi (pelaku) masih dalam dioperasi. Iya masih dioperasi," ujar Dasco.

Namun, Dasco enggan menjelaskan lebih rinci apakah pelaku merupakan siswa sekolah yang sama.

Dia hanya mengatakan bahwa pelaku masih berusia 17 tahun.

"(Usia pelaku) 17 tahun," kata Dasco.

(TribunNewsmaker.com/TribunnewsBogor.com)