Transformasi Misterius Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Sikap Berubah Drastis Sejak Lulus SMP

Ringkasan Berita:

• Seorang siswa kelas XII berinisial F kini disorot karena diduga pelaku yang menimbulkan ledakan di SMAN 72 Jakarta hingga menyebabkan 96 orang jadi korban.
• Menurut Ketua RT setempat Danny Rumondor, Rupanya, ada perubahan sikap yang dialami F sebelum dan sesudah masuk SMA.
• Awalnya, F ini memiliki tingkah laku layaknya siswa yang punya banyak teman. Namun sikapnya berubah setelah dia masuk SMAN 72 Jakarta.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Siswa kelas XII SMAN 72 Jakarta berinisial F, kini jadi sorotan setelah diduga terlibat ledakan yang melukai puluhan orang.

Tetangga dan guru mengungkap perubahan drastisnya sejak lulus SMP: dari anak ceria dan sosial menjadi pribadi menyendiri.

Sejak itu, F jarang muncul ke lingkungan, menghabiskan waktu di kamar, meninggalkan banyak tanda tanya tentang perilakunya sebelum tragedi terjadi.

Baca juga: Fakta Mengejutkan soal Terduga Pelaku, Ternyata Bawa 7 Bom di SMAN 72 Jakarta: 4 Meledak, 3 Melempem

Seorang siswa kelas XII berinisial F kini disorot karena diduga pelaku yang menimbulkan ledakan di SMAN 72 Jakarta hingga menyebabkan 96 orang jadi korban.

Siswa tersebut pun dikabarkan dirawat setelah ikut terluka dalam kejadian di wilayah Jakarta Utara tersebut.

Siswa tersebut diketahui merupakan anak seorang juru masak yang tinggal di rumah majikan tempat ayahnya bekerja.

Hal ini diungkap oleh Ketua RT setempat, Danny Rumondor.

Rupanya, ada perubahan sikap yang dialami F sebelum dan sesudah masuk SMA.

Awalnya, F ini memiliki tingkah laku layaknya siswa yang punya banyak teman.

"Waktu masih SMP masih banyak temennya, masih belajar kelompok, masih bergaul," kata Danny dikutip dari Yotube Metro TV, Minggu (9/11/2025).

Namun sikapnya berubah setelah dia masuk SMAN 72 Jakarta.

"Setelah itu masuk SMA dia, sudah mulai di kamar, jarang keluar rumah, jarang bergaul," katanya.

Dari informasi yang dia dapat soal F di lingkungannya, F itu sejak masuk SMA lebih banyak menghabiskan waktu di kamar.

Bahkan tetangganya pun jarang melihat F keluar rumah kecuali ketika dia berangkat sekolah.

Termasuk ketika ada kegiatan di lingkungan melibatkan anak-anak muda, F juga tak pernah ikut bergabung.