Breaking News:

Perasaan Gelisah Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Berperilaku Aneh, Diduga Korban Perundungan

Perilaku aneh dan kegelisahan terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta, memunculkan dugaan ia lama memendam luka perundungan.

Editor: Eri Ariyanto
Kolase TribunNewsmaker
TERDUKA PELAKU LEDAKAN - Perilaku aneh dan kegelisahan terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta, memunculkan dugaan ia lama memendam luka perundungan. 
Ringkasan Berita:

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Perasaan gelisah terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta mulai terungkap dari cerita teman-teman sekelasnya.

Perilakunya yang kian aneh dan berbeda dari remaja 17 tahun pada umumnya ternyata sudah lama menjadi tanda tanya.

Di balik semua itu, muncul dugaan bahwa ia menyimpan luka perundungan yang tak pernah benar-benar terselesaikan.

Baca juga: Ledakan Dahsyat di SMAN 72 Disorot Khusus DPR RI: Fakta soal Motif Diminta Dibuka Seterang-Terangnya

Kegelisahan terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta terungkap lewat tulisan di senjata mainan yang ia tinggalkan.

Ada enam tulisan di senjata mainan itu yang jadi sorotan publik.

Dari keenam tulisan itu, memperlihatkan kalau pelaku menyamakan dirinya dengan para tokoh teroris dunia.

Hal itu menurut Pengamat Terorisme, memperlihatkan bahwa pelaku mengalami kegelisahan.

Terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta adalah MFNH atau akrab dipanggil Fadel.

Dia merupakan siswa kelas 12 di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

F tinggal bersama orang tuanya di sebuah rumah makan Jalan Mahoni 1, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

F meledakkan bom rakitan pada waktu Shalat Jumat, (7/11/2025) lalu.

LEDAKAN DAHSYAT - Ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta timbulkan 54 korban, bau bahan kimia buat suasana mencekam
LEDAKAN DAHSYAT - Ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta timbulkan 54 korban, bau bahan kimia buat suasana mencekam (TribunNewsmaker.com | TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Dalam insiden itu, F mengalami luka cukup parah bahkan harus dilakukan operasi.

Setelah terjadi ledakan, polisi menemukan senjata mainan bertuliskan beberapa tulisan.

Tulisan itu pun jadi sorotan karena di senjata mainan tersebut tertulis beberapa nama asing hingga tulisan bertemakan teori konspirasi.

Adik kelas F, R bercerita bahwa terduga pelaku ini memang senang menyendiri.

"Dia soalnya di kelas terus, memang pendiam," katanya.

R juga membenarkan bahwa F kerap dibully di sekolah.

"Desas-desusnya bener, cuma kita gak bisa mastiin," katanya.

Namun di luar itu kata R, F memang dinilai berperilaku tak biasa seperti anak 17 tahun pada umumnya.

"Emang suka mahal begitu aja sih, kayak orang ekstrim gitu," katanya.

Seorang siswa SMAN 72 Jakarta yang dirahasiakan identitasnya mengungkap bahwa F pernah kepergok sedang menonton video pembunuhan.

"Suka nontoni Gore dia udah sering dipergokin ama temennya," katanya.

Dia juga membenarkan perihal tulisan di meja sekolah milik terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta.

"Bikin tulisan di meja manusia hama, natural born killer," katanya.

LEDAKAN DI SEKOLAH- Tim Gegana dari Brimob Polda Metro Jaya tengah melakukan penyisiran di lokasi ledakan SMAN 72, Kelapa gading, Jakarta Utara usai dilaporkan terjadi ledakan pada Jumat (7/11/2025).
LEDAKAN DI SEKOLAH- Tim Gegana dari Brimob Polda Metro Jaya tengah melakukan penyisiran di lokasi ledakan SMAN 72, Kelapa gading, Jakarta Utara usai dilaporkan terjadi ledakan pada Jumat (7/11/2025). (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Bahkan di media sosial, F sering merepost video-video tentang penembakan di sekolah.

"Repost TikToknya aja school shooter semua. Udah di-banded cuma TikToknya," katanya.

Sementara itu, Pengamat Terorisme Ridwan Habib menyebut bahwa terduga pelaku sedang melakukan tindakan yang meniru para terorisme ternama di dunia.

Hal itulah yang membuatnya menuliskan nama-nama para teroris tersebut di senjata mainannya.

"Kalau dilihat dari situ kan pelaku ini mencoba melakukan mirroring atau men-copy tindakan yang pernah dilakukan orang-orang itu, yang dia tuliskan di senjata mainan ini," kata Ridwan Habib dilansir dari Youtube Metro Tv News, Senin (10/11/2025)/

Menurut Ridwan, F difuga tengah mengalami kegelisahan atas isu yang ia dalami sendiri.

Karenanya di fase pencarian jati diri, terduga pelaku justru menyamakan dirinya dengan karakter para teroris tersebut.

"Ini memang klop dengan teori psikologi, ketika seseorang mengalami kegelisahan, dia akan mencari pelampiasan kemudian dari sana dia mencari cara untuk meniru orang-orang yang dianggap sesuai dengan karakter dia," imbuh Ridwan.

"Dalam teori kontra terorisme ada teori namanya The Salad Theory, salad itu seperti kita makan salad ada tomat, seledri, ada selada, nah itu sama, dia mencari referensi, dia nemu ada Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, dan yang lainnya, kemudian dia terinspirasi dari situ," sambungnya.

Berikut makna 6 tulisannya

1. For Agartha

Tulisan pertama yang tertulis di senjata pelaku dan disorot publik adalah 'For Agartha'.

Belakangan diketahui bahwa For Agartha merupakan slogan supremasi dari kaum kulit putih.

Namun sejatinya, Agartha adalah istilah yang ada di mitologi esoterik alias teori bumi berongga.

Agartha dianggap sebagai tempat peradaban murni yang tersembunyi di dalam bumi.

Tapi mitos soal Agartha itu justru diadopsi oleh ekstremis sayap kanan global sebagai supremasi kulit putih dan simbol tatanan dunia murni.

Orang-orang yang mempercayai Agartha menganggap keberadaannya terancam akibat globalisme, keberagaman dan imigrasi dari penduduk bumi.

2. 14 words

Selanjutnya, tulisan yang disorot di senjata tersebut adalah 14 Words.

14 words berasal dari slogan supremasi kulit putih yang kerap dikaitkan dengan gerakan terorisme di Amerika Serikat.

14 sendiri berasal dari jumlah kata di slogan para terorisme di AS yakni 'We must secure the existence of our people and a future for white children'.

Slogan tersebut dibuat oleh anggota kelompok ekstrem kanan bernama David Lane.

Slogan itu belakangan menjadi kode dari kelompok rasis, neo nazi dan ekstremis sayap kanan di AS.

3. Brenton Tarrant

Lalu tulisan ketiga yang juga tak kalah disorot di senjata mainan pelaku adalah nama Brenton Tarrant.

Brenton Tarrant ternyata adalah pelaku penembakan massal di dua Masjid Selandia Baru, Christchurch di tahun 2019.

Akibat perbuatannya, Brenton membunuh 51 orang serta membuat 89 orang jamaah masjid terluka.

Lantaran aksinya itu, Brenton pun ditangkap polisi dan hingga kini masih mendekam di penjara.

TERDUKA PELAKU LEDAKAN - Rencana balas dendam FN terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta terungkap, dari anak ceria jadi pelaku ledakan!
TERDUKA PELAKU LEDAKAN - Rencana balas dendam FN terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta terungkap, dari anak ceria jadi pelaku ledakan! (Kolase TribunNewsmaker)

4. Luca Traini

Nama kedua di senjata yang ditulis terduga pelaku yakni Luca Traini ternyata tak beda jauh dengan sosok Brenton Tarrant.

Luca adalah seorang Neo Nazi asal Italia yang merupakan pelaku penembakan massal Macerata tahun 2018.

Luca nekat menembaki enam imigram berkulit hitam asal Afrika kala itu.

Sosok Luca jadi sorotan karena saat ditangkap ia bersikap hormat fasis dan mengenakan bendera Italia.

Akibat perbuatannya itu Luca Traini divonis penjara selama 12 tahun.

5. Alexandre Bissonnette

Nama ketiga yang juga tertulis di senjata FN adalah Alexandre Bissonnette.

Rupanya Alexandre Bissonnette juga merupakan pelaku penembakan massal di masjid.

Ia nekat melakukan penembakan di Quebec Kanada tahun 2017 yang menyebabkan enam orang meninggal dunia.

Alexandre Bissonnette dikenal sebagai seorang anti imigran dan penganut Islamofobia.

Atas perbuatannya itu, Alexandre Bissonnette pun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan.

6. Natural Selection

Terakhir, tulisan yang tertulis di senjata mainan milik terduga pelaku adalah natural selection.

Natural Selection merupakan Teori Darwin yakni mekanisme evolusi yang mendorong spesies untuk menjadi lebih beradaptasi dengan lingkungannya.

(TribunNewsmaker.com/TribunnewsBogor.com)

Tags:
pelakuledakanSMAN 72 Jakarta
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved