Breaking News:

Kematian Dosen Untag

Awal Mula Dosen Untag Pindah ke KK AKBP Basuki, Sejak 2024, Kakak Kaget: Hanya Nama Saya yang Ada

Kakak Dwinanda Linchia Levi, Perdana Cahya Devian Melasco, beber awal mula sang adik bergabung ke KK AKBP Basuki, sejak tahun 2024.

Editor: ninda iswara
istimewa via TribunnewsBogor.com | TikTok @dididwi6 | YouTube Tribun Jateng
KEMATIAN DOSEN UNTAG - Kakak (kanan) dari Dwinanda (tengah) dosen Untag yang ditemukan tewas di hotel tak tahu adiknya punya hubungan dengan AKBP Basuki (kiri). Kakak Dwinanda Linchia Levi, Perdana Cahya Devian Melasco, beber awal mula sang adik bergabung ke KK AKBP Basuki, sejak tahun 2024. 
Ringkasan Berita:
  • Kakak Dwinanda Linchia Levi, Perdana Cahya Devian Melasco, beber awal mula sang adik bergabung ke KK AKBP Basuki.
  • Vian mengaku kaget ketika mengurus KK hanya ada namanya.
  • Ternyata Levi sudah satu KK dengan AKBP Basuki sejak tahun 2024.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Keluarga Dwinanda Linchia Levi, dosen muda di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, akhirnya angkat bicara terkait kematian tragis yang menimpa korban.

Mereka menyoroti sejumlah kejanggalan yang menyelimuti peristiwa tersebut, salah satunya terkait nomor asing yang tiba-tiba menghubungi seorang kerabat.

Nomor tersebut mengirimkan foto korban yang ditemukan tewas tanpa busana di sebuah kamar kos-hotel (kostel) di Jalan Telaga Bodas Raya, Karangrejo, Gajahmungkur, Semarang, pada Senin (17/11) lalu.

Namun, foto itu segera dihapus oleh si pengirim.

"Bude kami mendapatkan kiriman foto dari nomor asing, tapi kemudian dihapus oleh si pengirim,” ujar Perdana Cahya Devian Melasco, kakak korban, Kamis (21/11).

“Dalam foto itu simpang siur (diduga ada bercak darah--Red) sehingga menambah kecurigaan," tambahnya.

Belakangan, keluarga mendapati bahwa pengirim foto tersebut diduga berasal dari nomor pribadi AKBP Basuki.

Baca juga: Ngaku Temukan Dosen Untag Tewas Tanpa Busana, AKBP Basuki Saksikan Korban Meninggal, Lepas Bajunya?

Kecurigaan keluarga terhadap kematian mendadak DLL, yang terkesan penuh tanda tanya, akhirnya membuat mereka memutuskan untuk melakukan autopsi atau bedah mayat.

"Kami akhirnya memutuskan autopsi karena merasa ada yang janggal di situ," kata Vian, sapaan akrab korban.

Kecurigaan keluarga semakin kuat setelah mengetahui informasi kematian korban baru disampaikan pada Senin pukul 18.00 WIB, padahal korban ditemukan meninggal pada subuh hari yang sama.

"Kampus beralasan sedang mencari nomor saya karena mereka tidak punya nomor kontak keluarga dari Levi (korban DLL--Red)," terangnya.

Menurut Vian, selama ini adiknya tidak pernah bercerita soal kondisi kesehatannya. Selama ini, korban dikenal sebagai sosok yang ramah, tapi cenderung tertutup soal kehidupan pribadinya.

"Selama ini saya kurang begitu paham soal kondisi kesehatannya karena (korban) nggak pernah cerita," katanya.

Keluarga korban juga baru mengetahui bahwa DLL tercantum dalam satu kartu keluarga (KK) dengan AKBP Basuki.

Devian menyebut, sudah mengetahui korban sudah berpindah KK, sejak tahun 2024.

Kala itu, ia hendak mengurus KK baru selepas ibunya meninggal dunia.

Namun, ternyata adiknya sudah berpindah KK.

"Di situlah saya kaget, ketika hanya nama saya yang ada di KK itu. Saya tidak bertanya lebih jauh karena (korban) orangnya tertutup," bebernya.

Kuasa hukum keluarga korban DLL, Zainal Abidin Petir mengungkap, AKBP Basuki diduga sempat mengirim foto korban yang meninggal dunia kepada salah satu kerabat korban, tetapi foto itu kemudian dihapus.

Baca juga: Chat Terakhir Dosen Untag Sebelum Ditemukan Tewas, Kakak Tak Kenal AKBP Basuki, Ungkap Kebiasaan

KEMATIAN DOSEN UNTAG - Gelagat AKBP Basuki yang menjadi saksi kunci kematian Dwinanda dosen Untag Semarang disorot. Pihak keluarga korban sebut AKBP Basuki sempat kirim foto jenazah Dwinanda tapi ditarik kembali.
KEMATIAN DOSEN UNTAG - Gelagat AKBP Basuki yang menjadi saksi kunci kematian Dwinanda dosen Untag Semarang disorot. Pihak keluarga korban sebut AKBP Basuki sempat kirim foto jenazah Dwinanda tapi ditarik kembali. (Facebook Dwi via TribunnewsBogor.com)

"Dalam foto itu diduga ada bercak di paha dan perut. Foto itu belum sempat disimpan (oleh penerima—Red), dihapus lagi," katanya.

Zainal mengungkap, AKBP Basuki sempat meminta barang pribadi korban seperti laptop dan handphone kepada para penyidik, yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kamar korban.

Namun, permintaan korban ditolak oleh para penyidik di lapangan.

"AKBP B ini juga panik di lokasi kejadian. Kami menduga kepanikan tersebut ada sesuatu yang disembunyikan," bebernya.

Ia memastikan, korban DLL masuk dalam satu KK dengan AKBP Basuki. Kepastian ini diperolehnya ketika mengurus akta kematian korban di dinas terkait.

"Korban dimasukkan ke KK dengan status hubungan family lain. Di KK itu ada empat orang, AKBP B, istrinya, seorang anak, dan korban," ujarnya.

Dari kasus ini, ia mendesak Polda Jateng agar menangani kasus ini secara professional.

"Polda harus menangani kasus secara transparan dan jangan ditutup-tutupi," katanya.

(TribunNewsmaker/TribunJateng)

Sumber: Tribun Jateng
Tags:
AKBP BasukiDwinanda Linchia LeviUntag
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved