Bantah di Bawah Kendali Jokowi, Prabowo Sebut Tak Ada Titipan, Hanya Teman Dekat: Untuk Apa Takut
Bantah kepemimpinannya di bawah kendali Jokowi, Prabowo sebut tak ada titipan, hanya teman dekat: 'Untuk apa saya takut'
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ringkasan Berita:
- Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa hubungan politiknya dengan Jokowi tidak didasari hierarki kekuasaan.
- Ia membantah di bawah kendali Jokowi dan mengatakan hubungan mereka.
- Menurutnya, Jokowi tidak pernah meminta, mengatur, atau menitipkan kepentingan apapun dalam jalannya pemerintahan saat ini.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Presiden Prabowo Subianto akhirnya menanggapi secara tegas isu yang selama ini beredar tentang dirinya yang disebut-sebut berada di bawah kendali Presiden sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi).
Dalam sebuah pernyataan terbuka, Prabowo menegaskan bahwa hubungan politiknya dengan Jokowi tidak didasari hierarki kekuasaan, melainkan hubungan pertemanan yang tulus.
Ia membantah keras anggapan bahwa dirinya hanyalah “boneka” politik atau pemimpin yang dikontrol oleh Jokowi.
“Saya bukan Prabowo takut sama Jokowi, Prabowo masih dikendalikan oleh Pak Jokowi, enggak ada itu. Pak Jokowi itu tidak pernah nitip apa-apa sama saya. Ya saya harus katakan yang sebenarnya kan begitu,” kata Prabowo dalam acara peresmian pabrik petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).
Pernyataan itu disampaikan dengan nada tegas di hadapan publik dan para pejabat yang hadir, sebagai bentuk klarifikasi atas berbagai spekulasi yang belakangan beredar di ruang publik.
Menurutnya, Jokowi tidak pernah meminta, mengatur, atau menitipkan kepentingan apapun dalam jalannya pemerintahan saat ini.
Prabowo menegaskan bahwa hubungan keduanya justru dilandasi rasa saling hormat dan persaudaraan yang kuat, bukan rasa takut atau tekanan politik.
Ia menilai wajar jika masyarakat menafsirkan kedekatan mereka secara beragam, namun ia memastikan semua dijalani dengan keikhlasan.
“Pak Prabowo takut sama Pak Jokowi. Enggak ada itu. Untuk apa saya takut sama beliau? Aku hopeng sama beliau kok takut ha-ha-ha...,” kata Presiden sambil tertawa santai.
Baca juga: Ogah Ribut Soal Utang Whoosh, Prabowo Sebut RI Siap Bayar Rp1,2 T per Tahun: Kita Mampu, Duitnya Ada
Prabowo menjelaskan, istilah “hopeng” yang digunakannya bermakna sahabat karib, hubungan yang diwarnai kepercayaan, bukan kekuasaan.
Ia juga menjelaskan bahwa kata tersebut berasal dari dialek Hokkien, yang secara harfiah berarti teman baik yang sangat dipercaya.
Dengan penjelasan itu, Prabowo ingin menunjukkan bahwa kedekatannya dengan Jokowi bukan tanda subordinasi, melainkan bentuk kedewasaan dalam berpolitik dan bersahabat di antara dua pemimpin bangsa.
Jangan jelek-jelekkan pemimpin
Prabowo meminta budaya menjelek-jelekan mantan pemimpin harus diubah.
Seharusnya yang harus dikedepankan adalah sikap saling menghargai.
Selain itu, kata Presiden, dalam menilai seorang pemimpin harus objektif diantaranya dengan mengakui hasil kerja saat menjabat.
"Beliau memimpin 10 tahun, diakui dunia bagaimanapun inflasi di bawah beliau cukup bagus, pertumbuhan (ekonomi) bagus. Iya kan? Come on harus kita yang benarlah, yang jujurlah," kata Prabowo.
Sekarang ini Presiden menilai sikap masyarakat Indonesia mudah berubah terhadap pemimpin, apalagi apabila sudah tidak menjabat.
"Saya lihat kok ada mulai budaya yang tidak baik, pemimpin di apa ya dikuyu-kuyu, dicari-cari. Pada saat berkuasa disanjung-sanjung, ini budaya apa? Ini harus kita ubah," pungkasnya.
Baca juga: Utang Whoosh Rp116 Triliun, Prabowo Sebut Tak Ada Masalah, Minta Tak Usah Ribut: Saya Tanggung Jawab
Kedua Kalinya Prabowo Berkata Hal yang Sama
Ini kedua kalinya Prabowo membantah berada di bawah kendali.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025) lalu, Prabowo juga mengungkit hal yang sama.
"Saya dibilang, apa itu, presiden boneka. Saya dikendalikan oleh Pak Jokowi, seolah Pak Jokowi tiap malam telepon saya, saya katakan itu tidak benar," kata Prabowo.
Prabowo mengakui bahwa ia sering berkonsultasi dengan Jokowi untuk meminta pendapat dan saran terkait pengalaman 10 tahun memimpin Indonesia.
Selain Jokowi, ia juga meminta saran dan pendapat ke Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Menurut Prabowo, pertemuannya dengan Jokowi, SBY, dan Megawati bukanlah hal yang bermasalah.
"Saya menghadap beliau enggak ada masalah, saya menghadap Pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega tidak ada masalah," kata Prabowo.
"Kalau bisa menghadap Gus Dur, kalau bisa. Menghadap Pak Harto, menghadap Bung Karno kalau bisa," imbuh dia.
(TribunNewsmaker.com/ Tribunnews)