Kecelakaan Maut Probolinggo
Sosok dr Faida Dirut RSBS Jember Tak Tahu Karyawan Acara ke Bromo, Dulu Bupati tapi Dimakzulkan DPRD
Inilah dr Faida, direktur utama sekaligus pemilik RS Bina Sehat (RSBS) Jember. Ia tak tahu pegawainya berlibur ke Gunung Bromo.
Editor: Febriana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kecelakaan bus yang membawa rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember di jalur Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menyisakan duka mendalam.
Tragedi maut yang terjadi pada Minggu (14/9/2025) sore itu menewaskan 8 orang dari total 52 penumpang.
Mereka sejatinya hendak melakukan perjalanan wisata ke Gunung Bromo.
Di sisi lain, Direktur Utama sekaligus pemilik Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember, Jawa Timur, dr Faida mengaku tidak mengetahui pegawainya berlibur ke Gunung Bromo, Jawa Timur.
Sosok dr Faida
Dikutip dari situs resmi Alumni Universitas Airlangga, dr Faida tercatat pernah menjabat sebagai Bupati Jember pada periode 2016 - 2021.
Ia merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai bupati Jember.
Menurut riwayat pendidikan yang dijabarkan dalam situs tersebut, dr Faida merupakan lulusan S1 Kedokteran dari Universitas Airlangga pada tahun 1994.
Lalu, dr Faida mendapat gelar Magister Manajemen Rumah Sakit dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1998.
Faida lahir pada 19 September 1968 di Malang, sebagai anak ke tiga dari lima bersaudara pasangan dr. Musytahar Umar Thalib dan Widad Thalib.
Ayahnya yang bekerja dokter dan pengelola rumah sakit menggembleng dirinya dengan keras, diceritakan bahwa ayahnya pernah menguji Faida bermain catur dengan dua papan.
Faida mengawali pendidikannya di MI Nurul Huda Krikilan, Glenmore, Banyuwangi lalu pindah ke sebuah SD Negeri di Kalibaru.
Lulus SD pada tahun 1981, ia melanjutkan pendidikan ke SMP Kalibaru dan SMA Negeri 1 Jember (lulus 1987).
Ia juga sempat mondok di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo pada tahun 1984.
Karier Dokter
Baca juga: Getir Pria Lansia saat Anak,Menantu & Cucu Tewas di Kecelakaan Bus Probolinggo: Mungkin Itu Pertanda

Ia mengawali karier di Rumah Sakit Al-Huda, Genteng, Banyuwangi yang merupakan milik ayahnya sendiri, sebagai staf bidang pelayanan medis.
Posisinya lalu naik menjadi wakil kepala bidang pelayanan medis (1996-1998).
Kemudian, ia menjadi Kepala Bidang Farmasi RS Al-Huda pada tahun 1998 hingga 1999.
Ia lalu menjadi kepala Puskesmas Tulungrejo, Glenmore pada 2001 hingga 2004.
Setelah itu ia kembali lagi ke RS Al-Huda sebagai direktur medis hingga tahun 2009 dan naik menjadi Chief Executive Officer (CEO) hingga saat ini.
Ia juga menjadi direktur utama di RS Bina Sehat Jember dan mengepalai Bina Sehat Training Center, sebuah lembaga pendidikan perawat khusus untuk dikirim ke luar negeri.
Sebagai seorang dokter ia juga membuat sebuah buku berjudul Bukan Perawat Biasa.
Eks Bupati
Faida merupakan mantan Bupati Jember bersama Abdul Muqit Arief yang merupakan pengasuh pondok pesantren.
Namun Bupati Jember Faida dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui sidang paripurna Hak Menyatakan Pendapat (HMP), Rabu (22/7/2020).
Menurut Juru Bicara Fraksi Partai Nasdem Hamim, Bupati Jember dinilai telah melanggar sumpah janji jabatan dan melakukan pelanggaran serius terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Kebijakan bupati mengubah Perbup KSOTK (Kedudukan, Susunan Organisasi Tata Kerja) tanpa mengindahkan ketentuan yang ada telah menyebabkan Jember tidak mendapatkan kuota CPNS dan P3K Tahun 2019," kata Hamim dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/7/2020).
Baca juga: 4 Fakta di Balik Kecelakaan Maut Bus Rombongan Nakes di Probolinggo, Kesaksian Warga Dengar Ledakan

Ngaku Tak Tahu Karyawan Berwisata
Seperti diketahui, rombongan karyawan RS Bina Sehat Jember mengalami kecelakaan hingga menewaskan 8 orang di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).
dr Faida mengatakan liburan karyawannya bukan agenda perusahaan, melainkan murni inisiatif sejumlah karyawannya secara mandiri dan mengajak keluarga.
"Jadi memang dari rumah sakit juga tidak tahu keberangkatan mereka sampai terdengar musibah ini," ungkapnya kepada wartawan, Minggu (14/9/2025) malam. Dikutip Kompas.com
Ia mengaku baru tahu ketika mendengar kabar duka kecelakaan maut tersebut.
Sesaat setelah mendapatkan kabar, ia kemudian bergegas ke Probolinggo, lokasi kecelakaan, tanpa mengantongi data identitas maupun jumlah karyawannya yang menjadi korban.
"Jadi saya tidak tahu siapa saja yang ada di sana, kami cari dan identifikasi identitasnya di Probolinggo (faskes)," terang Faida.
Mantan Bupati Jember itu menuturkan, para pegawainya rekreasi ketika hari libur dan itu merupakan hak mereka.
Sebagian dari para korban adalah perawat RSBS yang sebelumnya D3 lalu lanjut kuliah dan baru wisuda menempuh S1.
Atas pencapaian itu, mereka ingin berlibur sebagai bentuk syukuran dengan mengajak sesama karyawan RSBS juga keluarga.
"Sedih sekali ada yang suami, istri, anak meninggal," ungkap Faida.
Sebelumnya, kecelakaan maut bus Hino milik PO Ind's 88 Nopol P7221UG di lereng Gunung Bromo itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) sekira pukul 11.45 WIB.
Bus dalam kondisi ringsek parah di bagian kanan setelah menabrak pemotor lantas menghantam pagar pembatas besi di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Adapun penyebab kecelakaan tersebut karena rem blong saat berada di jalan turunan dan menikung.
8 orang di antaranya tewas dan sebagian besar korban telah dipulangkan ke Jember menggunakan ambulans.
Baca juga: Hendra Tewas dalam Kecelakaan Bus di Probolinggo, Sang Ayah Sempat Mimpikan Ini: Mungkin Pertanda

Detik-detik Kecelakaan
Detik-detik kecelakaan maut bus pariwisata PO INDS'88 Trans bernopol P 7221 UG di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025), diungkap warga.
Sesuai data awal yang dihimpun, ada delapan penumpang bus tersebut yang tewas, sedangkan belasan lainnya mengalami luka-luka, baik ringan maupun sedang.
Sebelum mengetahui adanya kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata dan membuat 6 penumpang tewas di lokasi kejadian, warga terlebih dahulu 2 kali mendengar adanya suara seperti ledakan.
Suryadi, warga Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur menjelaskan, sebelum menyadari adanya kecelakaan, dirinya sempat mendengar seperti suara ledakan.
Setelah dicek barulah diketahui jika itu kecelakaan.
"Suara pertama itu seperti ledakan biasa dan suara kedua seperti ledakan benturan ke tembok."
"Sempat saya tanyakan kepada penumpang yang selamat, katanya dari Jember," kata Suryadi seperti dilansir dari TribunJatim.com, Minggu (14/9/2025).
Akibat kecelakaan tersebut, menurut Suryadi, beberapa korban sudah meninggal di lokasi, sedangkan puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Informasi yang diperoleh, kecelakaan bermula saat bus pariwisata melaju dari arah Bromo sekira pukul 12.14.
Setiba di lokasi, bus melaju tidak terkendali dan menabrak pembatas jalan setelah sopir bus tidak bisa mengendalikan laju kendaraan.
Laju kendaraan terhenti setelah menabrak motor seorang kurir sehingga dari benturan keras itulah membuat beberapa penumpang terlempar keluar dari bus.
Sementara itu, berdasarkan video unggahan siaran langsung akun TikTok @susmithazen5487 di lokasi, tampak kondisi bodi bus berwarna merah tersebut teronggok di salah satu bahu jalan, dalam keadaan miring.
Diduga bodi bus tersebut terperosok parit salah satu bahu jalan.
Jika dilihat dari lokasi angle video amatir siaran langsung tersebut direkam, bodi bus yang teronggok di seberang jalan.
Lalu tampak di pinggir jalan, satu korban tergeletak tak bergerak dengan kondisi sekujur tubuhnya telah ditutupi kain jarik bermotif gambar batik dominan warna cokelat.
Selain itu, di dekat tubuh salah satu korban itu, juga ada seseorang wanita berbusana biru dongker dan berkerudung abu-abu tampak duduk dengan posisi kaki direbahkan ke depan.
Namun posisinya membelakangi kamera si perekam video amatir tersebut sehingga tidak dapat diketahui bagaimana kondisi wajah dari wanita itu.
Dan di area jalan tersebut, tampak dipenuhi puluhan warga yang berdiri seperti hendak melihat kecelakaan tersebut, ada juga yang membantu proses evakuasi korban yang selamat atau tidak.
Bahkan terpantau sebuah mobil ambulans jenis SUV berwarna putih berhenti di tengah ruas jalan dengan kontur menikung tersebut.
Pada bagian pintu belakang tampak beberapa orang warga berjibaku mengevakuasi korban untuk dimasukkan ke dalam kabin perawatan ambulans.
(TribunNewsmaker.com)(TribunSumsel.com)