Breaking News:

Berita Viral

Sosok Shin Tae-yong: Eks Pelatih Timnas Indonesia yang Bernasib Apes, Dipecat Dua Kali Dalam Setahun

Shin Tae-yong, pelatih yang pernah membawa harapan besar bagi Timnas Indonesia, kini menghadapi kenyataan pahit. 

|
Penulis: Eri Ariyanto
Editor: Eri Ariyanto
Instagram/shintaeyong7777
Eks pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Shin Tae-yong, pelatih yang pernah membawa harapan besar bagi Timnas Indonesia, kini menghadapi kenyataan pahit. 

Dalam kurun waktu satu tahun, Shin Tae-yong harus melewati dua kali pemecatan yang mengejutkan dunia sepak bola Asia. 

Kisahnya bukan sekadar tentang kekalahan, tapi juga tentang tekanan tak tertahankan di balik kursi pelatih.

Baca juga: Karier Tak Lagi Bersinar, Shin Tae-yong Kembali Dipecat, 2 Kali Tersingkir dalam 1 Tahun

Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong (STY), resmi mengakhiri masa tugasnya di klub Ulsan HD pada Kamis, 9 Oktober 2025. 

Pemecatan ini diumumkan langsung oleh pihak klub melalui pernyataan resmi yang dirilis di media sosial dan dikonfirmasi oleh sejumlah media Korea Selatan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Shin Tae-yong atas dedikasinya selama memimpin tim. Klub dan pelatih sepakat untuk mengakhiri kerja sama. Kami berharap yang terbaik untuk masa depan beliau,” tulis Ulsan HD dalam pernyataan resmi, Kamis (9/10/2025).

STY ditunjuk sebagai pelatih kepala Ulsan HD pada 5 Agustus 2025 dengan kontrak berdurasi 2,5 tahun.

Namun, dalam 10 pertandingan yang dipimpinnya, Ulsan hanya meraih dua kemenangan, empat hasil imbang, dan empat kekalahan.

Posisi klub merosot ke peringkat 10 dari 12 peserta K-League 1, terancam masuk zona play-off degradasi.

Untuk saat ini, Ulsan HD menyatakan akan segera mencari pelatih kepala baru. Klub menegaskan bahwa mereka akan memperkuat komunikasi dan kerja sama internal demi keluar dari ancaman degradasi.

SHIN TAE-YONG: Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengajak mendukung Timnas Indonesia. Pernyataan itu disampaikan pada acara nonton bareng di kawasan Gelora Bung Karno, pada Kamis (20/3/2025). Kompas TV menayangkan cuplikan video nonton bareng Shin Tae-yong bersama suporter Timnas Indonesia. Timnas Indonesia menderita kekalahan 1-5 atas Australia pada laga lanjutan Grup C Kualifikasi Piała Dunia 2026 Zona Asia
SHIN TAE-YONG: Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengajak mendukung Timnas Indonesia. Pernyataan itu disampaikan pada acara nonton bareng di kawasan Gelora Bung Karno, pada Kamis (20/3/2025). Kompas TV menayangkan cuplikan video nonton bareng Shin Tae-yong bersama suporter Timnas Indonesia. Timnas Indonesia menderita kekalahan 1-5 atas Australia pada laga lanjutan Grup C Kualifikasi Piała Dunia 2026 Zona Asia (Tangkapan layar YouTube KompasTV)

Sebagai langkah darurat, manajemen menunjuk No Sang-rae sebagai pelatih interim.

Pemecatan STY terjadi bersamaan dengan kekalahan Timnas Indonesia dari Arab Saudi 2-3 di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Sebelumnya, Shin Tae-yong (STY) dipecat dari posisi pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI pada 6 Januari 2025. 

Alasan di baliknya mencakup berbagai pertimbangan dan evaluasi. 

Sosok dan profil Shin Tae-yong

Shin Tae-yong lahir di Yeongdeok, 11 Oktober 1970) adalah mantan pemain sepak bola profesional dan pelatih asal Korea Selatan, yang pernah menjadi pelatih tim nasional Indonesia

Dia menjadi orang pertama yang memenangkan Liga Champions AFC (Kejuaraan Klub Asia) sebagai pemain (1995) dan pelatih (2010) bersama Seongnam Ilhwa Chunma.

Riwayat keluarga

Shin dikenal luas di Indonesia dengan inisialnya, yaitu "STY".

Dia menikah dengan Cha Young-ju pada 1995 dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Shin Jae-won dan Shin Jae-hyuk.

Karier klub

Setelah lulus dari Yeungnam University, Shin menghabiskan selama 12 musim bermain bersama Ilhwa Chunma.

Dia memenangkan K-League Young Player of the Year Award di tahun 1992, di tahun pertama kariernya sebagai pemain profesional. 

Dia pernah menjadi pemain kunci untuk Ilhwa Chunma ketika mereka memenangkan K-League tiga tahun berturut-turut, yakni dari tahun 1993 hingga 1995. 

Khususnya di tahun 1995, dia menjadi MVP K-League, selain itu ia juga memenangkan Asian Club Championship pada akhir tahun.

Setelah itu, Ilhwa Chunma tersendat untuk beberapa waktu, tetapi mereka sukses dalam menaklukkan pertandingan kembali dibawah kontribusi Shin Tae-yong.

Mereka berhasil menjuarai liga untuk tiga tahun berturut-turut dari tahun 2001-2003, dan Shin Tae-yong juga memenangkan MVP Award keduanya di tahun 2001. Dia berhasil mencetak 99 gol dan 68 assist di 401 pertandingan K-League, maupun Piala Liga. 

Dia bisa saja menjadi one-club man, tetapi ia memilih pergi ke Australia untuk membela Queensland Roar di A-League. Dia dianggap sebagai salah satu pemain K-League terbaik sepanjang masa, dan dipilih untuk K-League 30th Anniversary Best XI di tahun 2013.

Ia kemudian pensiun pada tahun 2005 karena memiliki masalah dengan pergelangan kaki. 

Dia menerima peran sebagai asisten pelatih di klub terakhirnya, untuk menjadi asisten Miron Bleiberg terutama dengan kemampuan tekniknya. 

Dia menorehkan 23 penampilan di pertandingan internasional, termasuk di ajang Piala Asia AFC 1996 untuk tim nasional Korea Selatan.

KEMENANGAN TIMNAS INDONESIA - Pelatih Timnas Indonesia U19, Shin Tae-yong menyapa suporter usai pertandingan Timnas Indonesia U19 melawan Timnas Myanmar U-19 dalam laga penyisihan Grup A Piala AFF U19 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (10/7/2022). Komentar pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dari hasil Piala AFF U19 2022 tadi malam, Timnas Indonesia U19 vs Myanmar dan Thailand vs Vietnam.
SOSOK PELATIH SEPAKBOLA - Shin Tae-yong. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Karier kepelatihan

Queensland Roar

Pada 6 Oktober 2005, Shin menyatakan pensiun sebagai pemain sepak bola karena pergelangan kakinya mulai bermasalah.

Dia kemudian melanjutkan kariernya dengan menjadi asisten pelatih Miron Bleiberg (8 pertandingan) dan Frank Farina (6 pertandingan) di Queensland Roar (sekarang Brisbane Roar FC) pada 1 Juli 2005–30 Juni 2008.

Selanjutnya, dia memperoleh tawaran dari Seongnam Ilhwa Chunma (sekarang Seongnam FC) untuk menjadi pelatih sementara pada 2008.

Seongnam Ilhwa Chunma

Pada 2009, Shin menjadi pelatih interim Seongnam, memimpin tim ke tempat kedua di K League 2009 dan Piala FA Korea 2009, meskipun saat itu sedang kekurangan dana.

Dia menandatangani kontrak permanen untuk tahun berikutnya, ia berhasil memenangkan Liga Champions AFC 2010 dan Piala FA Korea 2011.

Dia menjadi orang pertama yang memenangkan Liga Champions AFC sebagai pemain dan manajer. Namun, performa tim menurun di musim 2012, serta diperparah oleh kematian Sun Myung Moon, pendiri Gereja Unifikasi yang merupakan pemilik klub, di tengah musim.

Dia akhirnya mengundurkan diri dari Seongnam setelah menyelesaikan musim.

Korea Selatan

Shin saat pertandingan melawan Swedia di gelaran Piala Dunia FIFA 2018

Pada Agustus 2014, ia menjadi asisten pelatih tim nasional Korea Selatan. Di bawah Shin, Korea Selatan mencapai Final Piala Asia 2015 untuk pertama kalinya dalam 27 tahun.

Pelatih Korea Selatan pada waktu itu adalah Uli Stielike, tetapi peran pembinaan yang sebenarnya dilakukan oleh Shin, yang mengambil alih taktik dan pelatihan tim.

Shin juga menangani tim nasional Korea Selatan U-23 pada saat yang sama[11] dan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 2016. Korea Selatan berhasil menjadi juara grup dengan memperoleh 7 poin melawan Jerman, Meksiko, dan Fiji, tetapi secara mengejutkan mereka ditumbangkan oleh Honduras di babak perempat final.

Pada tanggal 22 November 2016, Shin diangkat sebagai pelatih tim nasional Korea Selatan U-20 untuk mempersiapkan diri di ajang Piala Dunia U-20 FIFA 2017 yang digelar di Korea Selatan. Karena itu, ia meninggalkan tim senior untuk berkonsentrasi pada tim U-20. 

Di Piala Dunia, Korea Selatan finis di peringkat kedua grup dengan mengoleksi 6 poin dan maju ke babak gugur, tetapi mereka dikalahkan oleh Portugal di babak 16 besar.

Setelah Shin meninggalkan tim senior Korea Selatan, Stielike membuat hasil yang buruk di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 dan akhirnya dicopot oleh Asosiasi Sepak Bola Korea. Pada 4 Juli 2017, Shin menjadi pelatih tim senior menggantikan Stielike.

Pada bulan Desember, ia memenangkan Kejuaraan EAFF 2017, setelah menghajar rival mereka, Jepang dengan skor telak 4–1 di pertandingan final. Meskipun dua kali imbang tanpa gol, Korea Selatan di bawah Shin memperoleh tiket ke putaran final Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia. 

Mereka tergabung bersama Swedia, Meksiko dan juara bertahan Jerman. Korea Selatan kalah 0–1 dari Swedia dan 1–2 dari Meksiko, tetapi mengejutkan semua orang dengan mengalahkan Jerman 2–0.

Indonesia

Pada tanggal 28 Desember 2019, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengkonfirmasi penunjukan Shin sebagai pelatih anyar Indonesia, menggantikan Simon McMenemy. Dia diberi kontrak 4 tahun.

Setelah awal yang buruk untuk masa jabatannya di babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022, ia memimpin Indonesia dengan usia pemain yang rata-rata 23,8 tahun ke final Kejuaraan AFF 2020. 

Pada bulan Juni 2022, ia berhasil membawa Indonesia lolos ke Piala Asia 2023, mengakhiri absen 16 tahun Indonesia dari kompetisi 4 tahunan tersebut, setelah kemenangan 2–1 melawan Kuwait dan kemenangan 7–0 melawan Nepal pada pertandingan terakhir untuk meraih tiket ke putaran final. 

Ia juga berhasil membawa Timnas U-23 lolos pertama kali ke Piala Asia U-23 AFC 2024 dan masuk ke semifinal dengan mendapat gelar peringkat keempat,[15] sehingga mendapat perpanjangan kontrak selama 3 tahun. 

Pada bulan Juni 2024, ia berhasil mencetak sejarah dengan membawa Indonesia lolos pertama kali ke Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 (AFC) sekaligus lolos otomatis ke Piala Asia AFC 2027 tanpa harus kualifikasi.

(TribunNewsmaker.com/Eri Ariyanto)

Tags:
Shin Tae-yongdipecatpelatihIndonesiaKorea Selatan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved