Sosok
Fakta Siswa SMP Ditampar Guru di Subang, Ngaku Salah & Minta Maaf tapi Tetap Dihukum: Tiga Kali
Inilah fakta siswa SMP ditampar guru di Subang, ngaku salah dan sudah minta maaf tapi tetap dihukum: 'Tiga Kali'
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ringkasan Berita:
- Heboh guru diduga menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang.
- Muncul pengakuan mengejutkan dari salah satu siswa yang menjadi korban tamparan sang guru, Rana Setiaputra.
- Anak itu menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf atas pelanggaran yang dilakukan.
TRIBUNNEWSMAKER.COM Kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang, kini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Insiden ini memantik reaksi publik lantaran melibatkan dugaan tindakan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah, yang seharusnya menjadi tempat aman bagi para pelajar.
Di tengah hebohnya kasus tersebut, muncul pengakuan mengejutkan dari salah satu siswa yang menjadi korban tamparan sang guru bernama Rana Setiaputra.
Siswa itu akhirnya berani berbicara dan menceritakan sendiri bagaimana peristiwa itu terjadi, serta apa yang ia rasakan setelah mengalami kejadian tersebut.
Anak itu menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf atas pelanggaran yang dilakukan.
Namun, meskipun sudah menyesali perbuatannya, ia mengaku tetap mendapatkan hukuman fisik yang menurutnya sangat tidak pantas.
“Kesalahan abang pas hari Rabu, abang telat masuk lewat belakang pagar yang udah jadi, tapi abang udah ngakuin itu kesalahan.”
“Cuman salah gurunya itu pas hari Senin, masalah udah selesai padahal guru udah nelpon orang tua, abang juga udah minta maaf,” kata siswa itu pada Rabu (5/11/2025).
Dalam kesaksiannya, siswa tersebut juga menceritakan detik-detik ketika dirinya dipanggil ke depan murid lain dan ditampar berkali-kali seusai upacara bendera.
Baca juga: Penyebab Siswi SD di Palembang Pulang dengan Mata Merah, Ortu Sebut Dipukul Guru, Ini Kata Dokter
“Ditampar 3 kali pertama pas udah selesai upacara. Banyak saksi. Digampar ada 8 orang. Yang pertama kelas 8, saya sama Rio kasusnya gara-gara cuma loncat di hari Rabu. Yang sisanya itu ada yang bolos, ada yang kabur,” ujarnya mengenang momen itu.
Ia menuturkan, dua tamparan pertama mengenai pipi kanan, sementara tamparan ketiga mendarat di pipi kirinya, membuatnya menahan sakit dan malu di depan teman-teman sekelas.
Aksi memalukan itu dilakukan di hadapan ratusan siswa yang duduk rapi di lapangan sekolah setelah upacara selesai, menyaksikan langsung peristiwa tersebut.
“Bagian kanan dua kali bagian kiri satu kali. Digampar itu pakai tangan kiri, abis itu udah dipanggil yang lainnya yang belum terpanggil,” tambahnya dengan nada getir.
Kesaksiannya ini menambah panjang daftar laporan dugaan kekerasan di dunia pendidikan yang kini menjadi sorotan pihak berwenang dan masyarakat luas.
Banyak pihak menilai tindakan sang guru tidak mencerminkan etika pendidik, apalagi dilakukan di depan publik yang dapat melukai mental dan harga diri anak didik.