Drama Keraton Surakarta
KGPH Hangabehi Sentil GKR Timoer Soal Wasiat PB XIII, Gusti Putri Tak Kalah Pilu: Gak Diajak Rembuk
KGPH Hangabehi menilai tudingan berkhianat dari GKR Timoer tidak pas. Ia pun curhat tak diberi tahu soal surat wasiat ayah.
Penulis: Febriana Nur
Editor: Febriana
Ringkasan Berita:
- KGPH Hangabehi adalah putra tertua Pakubuwono XIII yang ditetapkan sebagai pewaris takhta pada Kamis (13/11/2025) oleh keluarga besar Keraton Surakarta
- Penetapan KGPH Hangabehi sebagai penerus takhta dianggap sebagai pengkhianatan oleh GKR Timoer putri tertua Pakubuwono XIII
- KGPH Hangabehi sentil GKR Timoer soal surat wasiat ayah mereka
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Setelah Pakubuwono XIII meninggal pada Minggu (2/11/2025), pergantian takhta Keraton Kasunanan Surakarta memang cukup panas.
KGPH Hangabehi atau Mangkubumi selaku putra tertua Pakubuwono XIII sempat ditetapkan sebagai pewaris takhta pada Kamis (13/11/2025).
Penetapan tersebut dihadiri keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta.
Di sisi lain, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani selaku putri tertua Pakubuwono XIII menilai KGPH Hangabehi berkhianat.
"Saya cuma sedih saja, Gusti Mangkubumi bisa berkhianat dengan kami putra putri (PB XIII), kakak-kakak dan adik-adiknya," ujar GKR Timoer dikutip dari YouTube Solo Times.
GKR Timoer mengaku putra-putri Pakubuwono XIII sebenarnya telah sepakat kalau KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo yang akan melanjutkan takhta.
Sebagai informasi, Gusti Purboyo adalah anak Pakubuwono XIII dari hasil pernikahan dengan GKR Pakubuwana.
"Kami sudah bersepakat untuk (menunjuk) Putra Mahkota di mana di situ adalah KGPAA Hamengkunegoro.
Di situ saya sudah menyebutkan itu. Ketika (Wapres) Gibran datang ke sini, kami kan rapat," jelasnya.
Reaksi KGPH Hangabehi Dianggap Berkhianat
Mendapati dirinya disebut berkhianat, KGPH Hangabehi bereaksi.
Ia menilai sebutan berkhianat adalah kurang tepat.
Pasalnya, KGPH Hangabehi merasa belum diajak berembuk.
Ia juga belum diberi tahu perihal surat wasiat sang ayah.
Baca juga: Panas Rebutan Takhta di Solo, Ini Sosok 3 Wanita Dinikahi Raja Solo Pakubuwono XIII dan Anak-anaknya
"Jadi menyikapi tuduhan mbakyu Timoer pada saya kemarin, yang katanya berkhianat kepada kakak-kakaknya dan adiknya, saya kira kurang pas karena sampai detik itu saya menunggu jawaban.
Sampai hari ini saya tidak diberi tahu wasiat Sinuwun itu seperti apa, kemudian belum ada kesepakatan, belum diajak rembuk," kata KGPH Hangabehi.
KGPH Hangabehi kemudian menyentil momen Gusti Purbaya yang menyatakan diri sebagai penerus takhta di depan jenazah Pakubuwono XIII.
Ia mengaku saat itu kaget dan sempat bertanya kepada GKR Timoer.
"Pada waktu di Parasdya, Sinuwun mau diberangkatkan, saya kaget begitu tahu ada kepyakan.
Di situ saya bertanya pada Gusti Timoer 'Lho ini katanya mau dibicarakan dulu dirembuk keluarga kok tahu-tahu sudah ada kepyakan' dijawab 'Setelah ini nanti kita bicarakan keluarga inti'.
Saya dalam tanda kutip di sini keluarga inti itu yang seperti apa saya enggak ngerti, saya nggak tahu, tidak pernah dilibatkan di dalam keluarga inti," terang KGPH Hangabehi.
KGPH Hangabehi turut menerangkan pertemuan dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming yang sempat diucapkan GKR Timoer.
Ia menyebut kala itu hanya membahas mengenai peran pemerintah dalam memfasilitasi proses pemakaman Pakubuwono XIII.
"Kemudian untuk menyikapi pertemuan di kamar nyonya yang ada Pak Wapres, Pak Gubernur, Pak Wali Kota, beliau yang hanya menyampaikan apa yang dibutuhkan dari keluarga besar keraton yang bisa diberikan pemerintah untuk dibantu.
Kemudian kami menjawab mungkin keamanan selama proses pemakaman sampai ke Imogiri bisa berjalan lancar. Jadi di situ belum ada kesepakatan maupun rapat keluarga.
Pemerintah hadir hanya memberikan fasilitas, fasilitas apa yang diperlukan saja untuk kesiapan upacara adat dan layon yang akan diberangkatkan kirab," lanjutnya.
Baca juga: Raja Solo Pakubuwono XIII Wafat, Dua Pangeran Saling Klaim Diri Sebagai Raja Baru, Ini Sosok Mereka
Tegaskan Belum Diajak Rembuk
KGPH Hangabehi merasa belum diajak berbicara oleh GKR Timoer mengenai wasiat sang ayah.
Hal itu juga dirasakan GRAj Putri Purnaningrum adik kandung KGPH Hangabehi.
"Makanya saya kemudian menunggu untuk diajak berbicara, diajak rembukan keluarga, tapi sampai detik ini tidak diajak rembukan, kemudian tidak diberi tahu wasiatnya seperti apa.
Bahkan adik saya yang kandung, itu yang ikut ngeladosi Sinuwun sejak dulu di keraton pun juga tidak diberi tahu, tidak diajak rembuk, tidak dikasih tahu surat wasiatnya yang dibuat oleh Sinuwun.
Sampai hari ini kita berdua masih bertanya-tanya surat wasiat Sinuwun tuh seperti apa?
Kemarin saya juga bertanya pada Gusti Putri, 'Kamu udah diajak rembuk?' (dijawab) belum, 'Sudah disepakati?'(dijawab) belum.
Lha makanya saya bingung sampai hari ini kok dianggap belum sepakat sama sekali," pungkasnya.
(TribunnewsMaker.com/Febriana)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/KGPH-Hangabehi-tak-diberi-tahu-soal-surat-wasiat-sang-ayah-PB-XIII.jpg)