Berita Viral
Curhat Siswa SMPN 19 Tangsel ke Ibu Sebelum Tewas, Dipukul Kursi Besi, Pihak Sekolah: Cuma Didorong
Curhat siswa SMPN 19 Tangsel ke Ibu Sebelum Tewas, Dipukul Kursi Besi, Pihak Sekolah: Cuma Didorong
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Deret kejanggalan dalam kasus kematian siswa SMPN 19 Tangsel berinisial MH kembali disorot setelah kuasa hukum keluarga membongkar berbagai hal yang dianggap tidak masuk akal.
Kuasa hukum menyebut pihak sekolah sempat memberikan alibi yang terdengar janggal dan sulit diterima sebelum MH akhirnya meninggal dunia akibat dugaan dibully oleh teman sekelasnya.
Alibi itulah yang membuat keluarga korban semakin curiga bahwa MH selama ini mengalami perundungan yang tidak pernah ditangani secara serius oleh sekolah.
Sebagaimana diketahui publik, MH sempat koma dan mengalami kondisi kritis setelah diduga menjadi korban penganiayaan oleh teman sekolahnya yang menyebabkan cedera parah pada kepala.
Remaja berusia 13 tahun itu kemudian tidak sadarkan diri selama lima hari sejak dilarikan ke rumah sakit pada awal November 2025.
Sebelum akhirnya jatuh koma, MH sempat mengungkapkan sejumlah cerita yang mengejutkan dan membuat keluarga terpukul.
Sang ibu, Novianti, menceritakan bahwa anaknya sempat berbagi kisah pilu sambil menahan rasa sakit yang terus menggerogoti tubuhnya.
Novianti awalnya merasa bingung melihat kondisi mata putranya yang tampak terluka sepulang sekolah, sehingga ia langsung menanyainya.
"Kenapa sih bang saya tanya, kenapa matanya kayak gitu kalau jalan kejedot mulu. (kata korban) 'enggak apa-apa ma'," kata Novianti.
Baca juga: Awal Mula FN Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Dibully, Gerak-gerik Beda, Eksekusi Peledakan Dipercepat
Namun setelah didesak lebih jauh, MH yang awalnya mencoba menutupi semuanya akhirnya membuka suara soal apa yang benar-benar terjadi.
Ia mengaku kepada sang ibu bahwa dirinya telah menjadi korban perundungan yang dilakukan teman-temannya di sekolah.
"Saya tanya lagi (kata korban) 'tapi mama jangan kaget, jangan nyesek. Aku dipukul sama teman aku. Kepalanya'. Kata dia dijedotin, kok ada di tengah ubun-ubun. Terus kata dia 'bukan dijedotin mah, dipukul bangku sekolah yang besi," ujar Novianti.
Keterangan yang disampaikan MH sebelum wafat inilah yang kemudian menjadi dasar bagi kuasa hukum keluarga, Alvian Adji Nugroho, untuk menyoroti berbagai kejanggalan.
Menurut Alvian, setelah perundungan itu terjadi, pihak sekolah sempat tidak mengakui kejadian yang dialami korban.
Sekolah disebut hanya menyebut bahwa kepala MH sekadar dijedotkan ke kursi, seolah-olah tidak ada unsur kekerasan serius yang melibatkan bangku besi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/foto-istimewa-WartakotaliveIkwana-Mutuah-Mico.jpg)