Terusik dengan Penggundulan Tersangka Susur Sungai, Sudjiwo Tedjo: Guru Tak Mungkin Punya Niat Jahat
Terusik dengan penggundulan tersangka susur sungai, Sudjiwo Tedjo: Tak mungkin dari awal ketiga guru punya niat jahat.
Editor: Irsan Yamananda
"Yth, Bapak Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, dan dengan segala empati kepada murid-murid yang meninggal, luka-luka, traumatis dan lain-lain dari peristiwa susur sungai, beserta keluarganya, izinkan saya jujur bahwa agak terusik melihat guru-guru tersangka itu digunduli."
"Digunduli dan diarak seperti pesakitan tertentu.
Saya tak pernah terdidik sedikit pun ilmu kepolisian, sehingga bisa saja pendapat yang ini keliru: Rasanya, tidak mungkin guru-guru tersangka itu punya niat jahat sejak awal, berbeda dengan, misalnya, guru yang memerkosa muridnya," tulis Sudjiwo Tedjo di akun Twitter.
"Pada kasus perkosaan guru ke murid, patut diduga ada awal niat jahat.
Tapi, rasanya, yg terjadi pada kasus susur sungai ini bukan adanya niat jahat sejak awal dari para guru tersangka.
Barangkali yang ada adalah kelalaian. Patutkah mereka diperlakukan seperti pesakitan tertentu?" papar Sudjiwo Tedjo.
Sudjiwo Tedjo juga mengatakan bahwa di dunia tidak ada bekas guru.
Dari tangan seorang guru maka munculah orang-orang yang bisa sukses seperti Presiden Joko Widodo.
• Tuai Polemik, Ini Alasan Tersangka Kasus Susur Sungai Digunduli, Ungkap Kondisi & Perlakuan Petugas
• Hotman Paris Bicara Penyebab Kematian Ashraf Sinclair, Instruktur Crossfit: Terlalu Memforsir Tubuh
"Apalagi yg diperlakukan spt pesakitan tertentu itu guru. Krn tidak ada bekas guru, sebagaimana tidak ada bekas orangtua dan bekas anak.
Sekali pernah menjadi guru, setidaknya bagi saya, selamanya dia guru saya. Mereka berasal dari dharma yg dari dharma itulah muncul Pak Jokowi."
"Dari tangan para guru muncul Pak Jokowi sampai para pemimpin di tingkat RT, termasuk Jenderal Idham Azis sendiri dan para orangtua murid yang kini sedang menyandang prihatin," ungkapnya.
Dengan adanya kejadian seperti ini, Sudjiwo Tedjo khawatir nantinya akan guru yang merasa takut membuat kreasi-kreasi dalam mendidik para muridnya.
"Kita akan membayar mahal sekali untuk masa depan, bila setelah penggundulan dan arak-arakan bagai pesakitan tertentu ini para guru lain jadi takut membuat kreasi-kreasi dalam mendidik para muridnya.
Padahal kreasi-kreasi itu dibutuhkan agar peserta didik menjadi tegar," sambungnya.
Di akhir pernyataannya Sudjiwo Tedjo berharap nantinya aparat kepolisian lebih bijaksana dalam memberikan hukuman.