Lakukan Aksi Sosial, Napi Lapas Cibinong Membuat Ribuan APD untuk Disumbangkan ke Tim Medis
Napi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat membuat ribuan alat pelindung diri (APD).
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
"Jadi emang awalnya karena APD langka di mana-mana, terus ada tutorial YouTube cara pembuatan face shield sendiri gitu kan.
Akhirnya tim medis Lapas ajak warga binaan untuk membuat dan dibagikan ke faskes, terutama puskesmas karena sedikit sekali APD," ujar Zukhraini ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020) malam.
Selain itu, para warga binaan juga memproduksi perlengkapan penunjang lainnya, seperti masker kain.
Para warga binaan bisa membuat sekitar 200 face shield dalam sehari.
• VIRAL Video Petugas Medis Salat Pakai APD di Ruang Isolasi Pasien Corona, Berikut Fakta Lengkapnya!
Alat itu pun diutamakan untuk penggunaan tenaga kesehatan serta di dalam internal Lapas untuk mencegah penularan Covid-19.
"Produksinya setiap hari 200 pieces tergantung ketersediaan bahan.
Biasanya dicicil mulai dari potong formnya dulu, terus nanti bikin rangkanya.
Jadi bukan langsung jadi face shield nanti hari berikutnya pasang karetnya terakhir pasang mikanya," ujar dia.
Dia menyebutkan, cara membuatnya pun sangat mudah. Pertama, bahan baku yang disiapkan yakni busa, lembaran plastik mika dengan ketebalan 0,7 mm, dan lembaran plastik HDPE sehingga nyaman digunakan.
Lembaran plastik mika itu dipotong berbentuk persegi panjang sampai bisa menutup bagian wajah.
Kemudian, plastik jenis HDPE dan busa digunakan pelapis kepala, serta pengait plastik mika yang dilingkarkan di antara telinga hingga menutup sampai dagu.
Meski begitu, Zukhraini mengaku belum bisa memastikan standar kesehatan face shield buatan warga binaan Lapas.
• Lihat Risiko Kurangnya Alat Pelindung Diri, Tim Medis Tidur di Lantai Masih Pakai APD, Saking Lelah
Yang terpenting, kata dia, face shield berbahan mika atau plastik ini dapat mencegah wajah dari penularan Covid-19 melalui cipratan air liur.
Dia menambahkan bahwa alat tersebut lebih disarankan agar digunakan oleh tenaga kesehatan dan petugas yang melayani publik.
Dikarenakan setiap pekerjaan yang berhubungan langsung memiliki risiko terpapar virus lebih besar.