Tampilan Maruf Amin dalam Webinar UIN Penuh Coretan, Jubir Wapres: Saya Minta Penyelenggara Mengusut
Juru bicara Wakil Presiden Maruf Amin meminta pihak penyelenggara mengusut tuntas gangguan soal tampilan webinar yang dipenuhi coretan.
Editor: Irsan Yamananda
Namun saat video Ma'ruf tersebut ditayangkan, terdapat coretan berwarna merah yang terbaca seperti tulisan 'gak ada' di tengah-tengah penayangannya.
Setelah itu, tayangan video Ma'ruf pun sempat hilang meskipun suaranya masih terdengar. Layar Zoom yang ditayangkan pun berganti dengan layar WhatsApp Web yang juga dicoret-coret.
Gangguan tersebut berhenti setelah tayangan video Ma'ruf berdurasi sekitar 17 menit itu berakhir.
• Maruf Amin Minta India Tiru Indonesia Soal Toleransi Beragama: Bisa Jaga Harmoni & Kerukunan
Diskusi bertema 'Ekonomi Syariah di Indonesia: Kebijakan Strategis Pemerintah Menuju New NormalLife' tersebut dihadiri para petinggi UIN Malang, salah satunya Rektor UIN Malang Abdul Haris.
Termasuk dihadiri pula oleh Staf Khusus Wapres Masykuri Abdillah yang mewakili Ma'ruf serta peserta lainnya secara terbuka.
Ma'ruf sendiri memberikan sambutan tentang potensi ekonomi syariah di era new normal dalam video tersebut.
Akibat kejadian ini, para peserta webinar pun menunjukkan keterkejutannya.
Mereka beramai-ramai mempertanyakan apa yang terjadi melalui kolom chat di aplikasi Zoom tersebut.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air masih jauh dibandingkan potensi yang dimilikinya.
Padahal, potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sangat banyak, mulai dari produk halal hingga tren fashion.
"Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah masih jauh dibandingkan dengan potensinya," ujar Ma'ruf saat memberikan sambutan melalui video di acara webinar UIN Malang, Kamis (4/6/2020).
• Moeldoko Beri Komentar Soal Survei yang Sebut Kinerja Maruf Amin di Bawah Presiden Jokowi
Oleh karena itu, kata dia, semua pihak harus mendorong keuangan syariah untuk terus berkembang dan menjadi penggerak ekonomi nasional.
Menurut Ma'ruf, masyarakat Muslim Indonesia merupakan bagian dari kelas menengah yang perkembangan kemampuan ekonominya sangat cepat dan dinamis.
Mereka juga membutuhkan pilihan produk, jasa, dan keuangan yang sesuai dengan prinsip yang dianutnya, salah satunya kebutuhan produk halal yang merupakan bagian dari gaya hidup mereka.
Potensi produk halal tersebut, kata dia, perlu dimanfaatkan.
"Selain untuk mengisi kebutuhan domestik yang sangat besar, kita perlu mengambil peran dalam perdagangan produk halal global karena pasar global memiliki potensi sangat besar," kata dia.