Breaking News:

Kisah Guru Honorer di Samarinda, 11 Tahun Jalan Lewat Hutan Demi Mengajar, Medan Sulit, Banyak Hewan

Guru honorer yang bernama Berta Bua’dera itu begitu semangat mengajar meski harus berjalan kaki menelusuri hutan.

Net via Kompas.com
Ilustrasi Hutan 

Sesekali kami menanjak, menuruni bukit dan melintasi bebatuan.

“Kalau tidak hati-hati bisa jatuh,” Berta mengingatkan saat kami menanjaki jalan berbukit.

Ketika hujan, kata Berta, jalan tanah ini licin dan lengket.

Biasanya, ia menggunakan payung ke sekolah ketika hujan.

Tak jarang, perempuan kelahiran Tanah Toraja, Sulawesi Selatan, ini mengaku kadang menemui ular cobra, monyet bahkan orangutan.

“Monyet paling sering ketemu. Orangutan dan ular jarang-jarang. Tapi ular di sini rata-rata berbahaya ular cobra. Tapi syukur sejauh ini saya aman saja,” harap Berta.

Awal mengajar 2009, Berta jalan kaki bersama anaknya, Emanuel.

Saat itu Emanuel masih usia lima tahun.

Tiap pagi Berta membawanya ke sekolah.

Keduanya menyusuri jalan sejauh lima kilometer ini sampai sang anak masuk SD hingga lulus di sekolah itu.

Kini, Emanuel sudah duduk dibangku SMK dan pindah tinggal di Samarinda bersama tante atau adik Berta.

Karena itu, hanya Berta seorang diri yang kini masih bolak balik dari rumah ke sekolah.

Menuju sekolah, Berta mengaku butuh waktu satu setengah sampai dua jam jalan kaki.

Ia biasanya berangkat dari rumah pukul 04.30 Wita dan tiba di sekolah pukul 07.30 Wita. 

Mengajar tiga kelas

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
SamarindaguruhutanKalimantan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved