AKHIRNYA Istana Angkat Bicara KLB Demokrat Deli Serdang, Kubu SBY Dapat Angin 'AHY Pengurus Resmi'
Pihak Istana akhirnya buka suara terkait KLB Partai Demokrat, ini kata Mahfud MD.
Editor: ninda iswara
Mahfud menjelaskan jika ada masalah internal partai seperti yang terjadi di Partai Demokrat, pemerintah dihadapkan pada kesulitan untuk bersikap.
Baca juga: Fakta KLB Demokrat: Diwarnai Bentrokan, Tunjuk Ketua Umum Baru, Hingga Pidato Perdana Moeldoko
Baca juga: Sebut Demokrat Berkabung & Akal Sehat Telah Mati, SBY: KLB Itu Nobatkan Moeldoko Jadi Ketum Partai
Namun demikian, kata Mahfud, pemerintah mendengar berbagai opini yang berkembang.
"Tapi secara hukum kan kita tidak bisa lalu menyatakan ini sah tidak sah sebelum ada data dokumen di atas meja," kata Mahfud.
Mahfud mencontohkan, hal serupa juga terjadi pada tahun 2002 ketika Matori Abdul Jalil misalnya mengambil alih PKB dari kelompoknya Gus Dur.
Saat itu, kata dia, Presiden Megawati tidak bisa berbuat apa-apa, namun bukan tidak mau, karena ada Undang-Undang yang tidak boleh melarang orang berkumpul kecuali jelas menyatakan sesuatu yang dilarang oleh hukum.
Sehingga, kata Mahfud, waktu itu Megawati juga membiarkannya hingga akhirnya Matori kalah di pengadilan.
"Pada zaman Pak SBY sama Pak SBY juga tidak melarang ketika misalnya ada dualisme PKB yang muncul di Parung dan di Ancol. Pak SBY juga tidak melakukan apa-apa. Dibiarkan, serahkan pengadilan, kan begitu. Akhirnya pengadilan yang memutus. Jadi sama kita," kata Mahfud.
Mahfud berpesan dalam situasi konflik internal partai seharusnya partai itu sendiri yang harus solid.
"Pemerintah pun tidak boleh lho kalau ada orang internal lalu ribut lalu mau dilarang. Seharusnya partai sendiri yang solid di dalam jangan sampai pecah," kata Mahfud.
Sindiran SBY untuk Moeldoko yang dianggap sudah bikin malu tentara
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa malu dengan manuver Kepala Staf Presiden Moeldoko yang menjadi Ketua Partai Demokrat lewat kongres Luar Biasa yang dinilai ilegal di Sibolangit, Sumatera Utara pada Jumat (5/3/2021).
Rasa malu SBY itu dikarenakan sebagai statusnya sebagai mantan tentara dan juga Moeldoko adalah seorang mantan tentara bahkan manta panglima TNI.
Sebab, Tentara Nasional Indonesia di dalam darah mereka mengalir semangat Sumpah Prajurit Sapta Marga.
"Hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," ucap SBY pada Jumat (6/3/2021).
Mantan Presiden ke-6 RI ini juga mengatakan tindakan Moeldoko merupakan perbuatan yang tidak terpuji.