Kisah Putra Siregar: Sekolah Dibiayai Guru, Tak Pernah Bertemu Ibu, Beri Uang 1 M ke Atta Halilintar
Putra Siregar ceritakan perjalanan hidupnya yang ternyata penuh perjuangan hingga akhirnya sukses dan tajir melintir di usia muda.
Penulis: ninda iswara
Editor: Talitha Desena
Tak tinggal bersama orangtua, Putra Siregar mencari uang sendiri untuk membayar sekolah.
Uang tersebut ia dapat dari hasil bekerja atau diberi oleh orang.
Ia pun sering menahan lapar karena memilih memakai uangnya untuk membayar sekolah.
Hingga akhirnya ada guru baik hati yang bersedia membiayai sekolahnya.
"Kalau ada juga lebih sering ditabung karena kan harus bayar sekolah. Waktu lapar itu saya mengkhayal ada seseorang yang menanggung biaya sekolah, dan akhirnya ada guru saya," kata pria kelahiran 23 Juni 1993 ini.
Sejak duduk di bangku sekolah, Putra Siregar ternyata cukup berprestasi hingga ia kerap menjadi juara kelas.
"Dia bayarin sekolah saya sebab waktu saya jadi ketua kelas, saya cukup membantu beliau. Hikmah di balik menahan rasa lapar itu saya dikasih sesuatu yang spesial dari Allah, jadi pas sekolah saya juara terus. Alhamdulillah," tuturnya.
Baca juga: Tersandung Kasus Ponsel Ilegal, Putra Siregar Malah Raih 2 Rekor MURI, Sumbangkan 404 Hewan Kurban
Baca juga: Kasus PS Store Sudah sejak 2017, Ini Alasan Putra Siregar Baru Diciduk & Penyebab Tidak Ditahan
4. Mulai bisnis sejak masih kuliah
Putra Siregar mulai berbisnis sejak masih duduk di bangku kuliah.
Saat itu ia berjualan handphone namun tak berani mengambil untung banyak.
Ia pun memulai bisnisnya di kampung halamannya di Medan.
"Ya pelan-pelan, saya bangunnya kan dari waktu kuliah. Setelah kuliah beres, saya makin tekuni. Waktu awal-awal jualan handphone itu saya enggak ambil untung banyak. Misalkan gini, handphone S tipe A harga asalnya Rp 1 juta, saya jual Rp 1.050.000. Jadi cuma dilebihin sedikit lah karena enggak punya karyawan kan. Istilahnya jual handphone dengan proses syariah," papar Putra Siregar.
Di tahun 2016, pemilik PS Store ini akhirnya bertemu dengan Atta Halilintar.
Atta Halilintar pun menyarankannya agar menjual handphone dengan harga seperti ia menjual di Medan.
"Kata Atta, kalau saya ke Jakarta, menjual handphone dengan harga yang saya jual seperti di Medan, saya akan sukses katanya. Ya sudah, saya coba," lanjutnya.