Bertahan di Tengah Covid-19, Yuni Tetap Dagang Jamu, Meski Hanya Rp 2,500 tapi Sukses Kuliahkan Anak
Bertahan di tengah pandemi Covid-19, Yuni tetap gigih dagang jamu tradisional. Meski hanya mematok harga Rp 2.500 per porsi sukses bisa kuliahkan anak
Penulis: Monalisa
Editor: ninda iswara
Bahkan minat pembeli jamu pun meningkat drastis.
Jika sebelumnya Yuni hanya membawa total 20 liter jamu, kini dirinya bisa menghabiskan lebih 25 liter jamu tradisional.
"Alhamdulillah sekarang 25 liter habis setiap harinya." ucap Yuni sembari tersenyum.
Meningkatnya penjualan Yuni ini dikarenakan para pembeli memilih jamu sebagai salah satu upaya peningkatan daya tahan tubuh di tengah pandemi.

Selain berasal dari bahan alami, jamu tradisional yang dijual Yuni juga memiki harga yang terjangkau.
"Selama pandemi minum jamu biar imunnya kuat.
Selain itu bahannya alami dan murah, " ucap Yama, salah satu pembeli.
Tak hanya itu, pembeli juga mengaku cocok dengan jamu buatan Yuni lantaran rasanya lebih kental.
"Jamunya kental, padahal harganya cuma Rp 2.500, kalau yang lainnya cuer (terlalu cair)" ungkap Rika.
Bagi Yuni kondisi pandemi Covid-19 sedikit pun tak menyurutkan langkahnya untuk berjualan.
Baca juga: LEBIH Dahulu Hadapi Varian Delta, India Cepat Turunkan Lonjakan Kasus Covid-19, Ini Rahasianya
Entah banyak atau sedikit hasil penjualan, bagi Yuni akan selalu cukup jika disertai rasa syukur pada Sang Kuasa.
"Dikit banyak disyukuri, apalagi kondisi baru pandemi seperti ini.
Yang penting sekolah anak masih bisa terus lanjut, saya sudah ayem (tenang)," tambah Yuni lagi.
Kini terhitung sudah 17 tahun Yuni bekerja sebagai penjual jamu tradisional.
Meski dihantam pandemi Covid-19, nyata keberkahan tetap dirasakan Yuni dan keluarga.