Bertahan di Tengah Covid-19, Yuni Tetap Dagang Jamu, Meski Hanya Rp 2,500 tapi Sukses Kuliahkan Anak
Bertahan di tengah pandemi Covid-19, Yuni tetap gigih dagang jamu tradisional. Meski hanya mematok harga Rp 2.500 per porsi sukses bisa kuliahkan anak
Penulis: Monalisa
Editor: ninda iswara
Reporter: Octavia Monalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Bertahan di tengah pandemi Covid-19, Sri Wahyuni tetap semangat berjualan jamu tradisional.
Demi masa depan anak, itulah yang menjadi cambukan semangat Sri Wahyuni atau yang akrab disapa Yuni penjual jamu tradisional di Pasar Legi tetap berjualan di tengah pandemi Covid-19.
Tak dipungkiri pandemi Covid-19 juga sempat memberikan dampak bagi Yuni dan suami yang juga berjualan jamu tradisional.
Namun berkat kegigihan, Yuni dan suami mampu bertahan di tengah pandemi bahkan menyekolahkan sang anak hingga bangku kuliah.
Setiap harinya Yuni berjualan jamu tradisional di Pasar Legi bagian timur, tepatnya di sepanjang Jalan Kusumoyudan.
Mulai dari pukul 05.00 WIB, Yuni sudah mengayuh sepedanya berjualan di salah satu pasar induk di Kota Solo ini.
Baca juga: JANGAN Panik, Ini Seputar Tanya Jawab Efek Setelah Vaksin Covid-19, Alami Nyeri Sendi Hingga Demam
Baca juga: PPKM Mikro Dinilai Sudah Baik, Satgas Covid-19 Tegaskan: Nggak Perlu Lockdown Satu Pulau

Untuk satu porsi jamu dan manisannya, Yuni hanya mematok harga Rp 2.500 saja.
Diakui Yuni dirinya selama ini tak pernah menaikkan harga jamu meski tengah dihantam pandemi Covid-19.
Mengingat harga tanaman obat di pasaran pun meningkat sejak pandemi, Yuni nyatanya tetap enggan menaikkan harga jamunya.
"Cukup Rp 2.500 saja kalau saya, biar sama-sama berkah bagi saya dan juga pembeli.
Saya juga dapat berkah, pembeli juga dapat manfaat tanpa merasa keberatan," ujar Yuni saat ditemui TribunNewsmaker.com, Sabtu (26/6/2021).
Diakui Yuni, pandemi Covid-19 memang sempat mempengaruhi penjualannya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Vaksin Sinovac & Pfizer akan Disuntikkan ke Anak dan Remaja, Sedang Dikaji
Di awal Covid-19 Yuni merasakan adanya penurunan, lantaran warga masih takut keluar ke rumah.
Namun lambat laun penjualan jamu Yuni makin stabil.