DIBAYAR Rp 120 Juta, Eksekutor Tak Tega Tembak Bagian Kepala, Diamuk Kopda Muslimin: 'Saya Dimarahi'
Kopda Muslim rela bayar Rp 120 juta ke orang suruha untuk tembak istrinya di bagian kepala. Ngamuk saat tahu para eksekutor tak tega.
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Para eksekutor suruhan Kopda Muslimin akhirnya berikan pengakuan mengejutkan.
Salah satunya, penembak Rina Wulandari ini ternyata sempat dimarahi oleh Kopda Muslimin.
Pasalnya Kopda Muslimin memerintahkan mereka untuk menembak istrinya dibagian kepala.
Namun rupanya para eksekutor ini tak tega.
Padahal mereka bakal dibayar Rp 120 juta oleh Kopda Muslimin.
Tahu perintahnya tak dilaksanakan dengan benar, Kopda Muslimin pun marah.
Baca juga: MALUNYA Kopda Muslimin, Selain Selingkuh & Jadi Dalang Penembakan Istri, Aib Jadi Bos Togel Terkuak
Baca juga: Kita Terus Kejar Istri & Anak Ditembaki OTK Kopda Muslimin Kini Malah Kabur dari Kesatuan
Sugiono alias Babi mengaku sempat dimarahi oleh Kopda Muslimin.
"Saat itu Kopda Muslimin menyuruh tembak kepala tapi saya tembak di badan.
Akhirnya saya dimarahi," jelasnya, di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Selain berpesan untuk menembak bagian kepala, Kopda Muslimin juga berpesan kepada para eksekutor untuk tidak menembak anaknya.
"Saat itu Kopda Muslimin berpesan agar anaknya tak ikut ditembak," ungkapnya.
Saat menjalankan aksi penembakan tersebut, ternyata tak berjalan lancar.
Sugiono mengaku sempat kehilangan jejak korban Rina Wulandari yang merupakan istri Kopda Muslimin.
Setelah kehilangan jejak, akhirnya Sugiono mulai dipandu oleh Kopda Muslimin dan Agus atau Gondrong melalui telepon.
"Setelah itu saya kembali dan ketemu korban saat pulang menjemput sekolah anaknya," ujarnya.
Baca juga: SOSOK Kopda Muslimin, TNI Diduga Dalang Penembakan Istri Sendiri, Kini Dicari Jenderal Andika: Usut!
Sementara itu komplotan lainnya, Agus alias Gondrong menambahkan, sebenarnya pada Senin (18/7/2022) rencana awal untuk mengambil uang muka dari Kopda Muslimin.
"Namun Kopda Muslimin tiba-tiba memberi perintah untuk melakukan aksi penembakan hari itu juga," ujarnya.
Seperti diketahui, pada Senin (18/7/2022) yang lalu telah terjadi penembakan di sebuah perumahan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Korban penembakan merupakan Rina Wulandari, istri prajurit TNI di Kota Semarang, Jawa Tengah.
BISA Bayar Rp120Juta ke Penembak Istrinya, Kopda M Ternyata Minta Uang Mertua, Tega Pakai Alasan Ini
Sementara itu, sumber uang ratusan juta tersebut pun akhirnya terungkap setelah kelima pelaku penembakan diamankan polisi.
Uang tersebut diberikan Kopda M pada pelaku setelah dirinya sempat menemani sang istri di rumah sakit.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, di Mapolda Jateng mengatakan, saat korban R dibawa ke rumah sakit, Kopda Muslimin masih menemani.
Tak berselang lama, Kopda Muslimin melakukan transaksi dengan para eksekutor.
"Ada uang Rp 120 juta untuk kompensasi kepada para pelaku," kata dia.
Fakta yang mengejutkan lainnya, ternyata uang yang diberikan kepada para penembak diduga berasal dari mertua Kopda Muslimin yang seharusnya dibayarkan untuk biaya rumah sakit istrinya.
"Jadi salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya guna biaya rumah sakit," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol.Irwan Anwar dikutip dari Antara, Rabu (27/7/2022).
Kopda Muslimin memerintahkan pegawai di rumahnya untuk mengambil uang Rp 120 juta dari ibu mertua dengan alasan untuk pengobatan istri.
Kemudian Kopda Muslimin kembali memerintahkan untuk meminta tambahan Rp 90 juta dengan alasan tambahan biaya rumah sakit yang kurang.
"Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri," katanya.
Seperti diketahui, pada Senin (18/7/2022) yang lalu terjadi penembakan di sebuah perumahan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Korban merupakan istri prajurit TNI Kopda Muslimin yang saat ini masih dalam pengejaran tim gabungan TNI dan Polri.
Alasan Sewa Pembunuh Bayaran
Alasan Kopda Muslimin (Kopda M) menyewa pembunuh bayaran menembak mati istrinya, Rina Wulandari terungkap.
Kopda Muslimin merasa tidak kuat saat menjalani bahtera rumah tangga bersama Rina Wulandari hingga akhirnya berniat menembak mati istri.
Hal tersebut terkuak saat tersangka penembakan istri anggota TNI, Agus Santoso alias Gondrong membeberkan keluhan Kopda Muslimin saat dihadirkan mensinkronkan keterangan kasus penembakan istri anggota TNI di Polrestabes Semarang,Rabu (27/7/2022).
Agus Santoso menuturkan saat itu Sugiyono alias babi mendatanginya di Magetan Jawa Timur.
Babi menyampaikan order Kopda Muslimin yang ingin mencelakakan istrinya.
"Saat itulah saya datang ke Semarang bersama babi dan beristirahat di tempat istri saya.
Waktu itu tiga minggu sebelum kejadian," ujarnya saat mensinkronkan keterangan di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Kemudian Agus bertemu dengan Kopda Muslimin di kediamannya.
Dia pun melakukan percakapan secara bisik-bisik.
"Keesokan hari pada saat malam Minggu bertemu lagi dengan Kopda Muslimin di daerah Padasan Simongan di situlah dia (Kopda Muslimin) mulai bercerita," tuturnya.
Menurutnya Kopda Muslimin menceritakan keadaan keluarganya.
Suami korban tersebut merasa tidak kuat tekanan dari istri.
Baca juga: Punya Pacar Lagi Kopda Muslimin Bayar Eksekutor Rp 120 Juta Tembak Istri, Selingkuhan Diajak Kabur
"Dia (Kopda Muslimin) tidak kuat tekanan dari istrinya yang selalu mengekang.
Dia meminta agar istrinya dibunuh," tutur dia.
Namun permintaan Kopda Muslimin tidak langsung diturutinya.
Dia menyarankan agar sang suami tidak terburu-buru membunuh istrinya.
"Jangan buru-buru bang. Kasih pelajaran dulu.
Kasih saja air kecubung.
Kalau dia (Rina) sakit khan kembali ke suaminya. Saya bilang begitu," tuturnya.
Pada akhirnya, saran Agus didengarkan oleh Kopda Muslimin dan memintanya mencari buah kecubung.
Rupanya Kopda Muslimin tidak berani mencampurkan kecubung ke minuman istrinya.
"Bang Mus takut ketahuan istrinya jika mencampurkan kecubung ke minuman.
Hari berikutnya juga begitu," tutur dia.
Agus menuturkan setelah empat hari mendatangi rumah Kopda Muslimin, untuk membatalkan pekerjaan tersebut.
Dia meminta uang untuk jasanya dan transport pulang ke Magetan.
"Saya dikasih uang segepok.
Seingat saya setelah dihitung jumlahnya Rp 2 juta setelah dapat uangnya saya pulang ke Magetan," tutur dia.
Sesampainya di rumah, dirinya didatangi tetangganya yakni tersangka Dwi Septiono menawari senjata api Karena ingin tahu wujud pistol tersebut dia dihubungkan tetangganya kepada pemilik pistol melalui video call.
"Saya lihat apakah pistol itu airsoftgun, rakitan atau asli, Setelah saya lihat asli.
Kemudian saya menelpon babi jika mau bisa transfer uang ternyata tidak bisa.
Kemudian saya menelpon pemilik pistol dan menawarkan pistol itu dibayar di Semarang.
Keduanya setuju dan langsung ke Semarang di daerah Bates," imbuhnya.
Sesampainya di Semarang, ia mempertemukan babi dengan Dwi Septiono.
Saat itulah terjadi transaksi jual beli senjata api.
"Senjata api itu harganya Rp 3 juta.
Tetapi saya potong Rp 1 juta. Yang meminta Kopda Muslimin," tutur dia.(*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan TribunJateng.com dengan judul "Kopda Muslimin Marahi Orang Suruhannya Saat Tahu Peluru Tak Mengenai Kepala Istrinya ", Terungkap Sumber Kekayaan Kopda Muslimin Hingga Mampu Bayar Penembak Istri di Banyumanik Rp 120 Juta