Ibu Ungkap Perubahan Sang Putri Korban Tragedi Kanjuruhan, Teman Nekat Masuk: Sudah Ditutupi Kain
Faiq jadi korban tragedi Kanjuruhan, ibu ungkap perubahan sikap anak sebelum meninggal. Teman yang selamat terdiam di depan pusara.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pilu kisah Aremanita asal Jember yang menjadi korban tewas tragedi Kanjuruhan dalam laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Tak ada yang menyangka keinginannya menonton bola justru berakhir duka.
Sang ibu pun membeberkan perubahan sikap putrinya sebelum meninggal dunia di tragedi Kanjuruhan.
Faiq dan seorang rekannya, Noval atau Noufal ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia malam itu di stadion Kanjuruhan oleh rekan-rekannya sesama Aremania asal Jember.
Sofia, Ibunda Faiqotul Hikmah (22) menangis bergetar di teras rumahnya di Jl MH Thamrin Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari, setelah jenazah Faiq dimakamkan.
Tidak pernah terbersit dalam pikiran mereka, jika Faiq bakal pulang dalam kondisi meninggal dunia setelah menonton klub kesayangannya, Arema FC berlaga melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Nurlaila, kakak pertama Faiq menuturkan, Faiq merupakan bungsu di keluarga tersebut.
Baca juga: Wajahnya Gosong Anak Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Ayah Rasakan Firasat: Daun Hijau Menempel
Baca juga: Tahu-tahu Ada Tembakan Kesaksian Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan 131 Orang

Perempuan muda itu sehari-hari bekerja di sebuah pabrik pengolahan edamame di Jember.
Sebagai bungsu yang masih belum menikah sendiri di keluarga tersebut, sehari-hari Faiq manja kepada sang ibu.
Namun keluarga tidak menduga, jika manjanya Faiq selama sepekan ini, berakhir dengan duka.
"Seminggu terakhir ini, selalu tidur bareng ibu. Minta tidur bareng ibu. Meski manja, ya biasanya tidur sendiri. Namun seminggu ini, dia selalu tidur bareng ibu di depan kamarnya," kata Laila.
Beberapa hari terakhir, dia juga lebih banyak bergurau dengan orang tua dan saudaranya.
"Anaknya ceria, beberapa hari terakhir ini banyak bergurau," lanjutnya.
Faiq tinggal bersama sang ibu, dan keluarga Laila di rumah mereka.
Sebab hanya Faiq yang belum menikah dari lima bersaudara.
Laila mengakui, adiknya merupakan suporter Arema. Faiq kerap menonton laga Arema di Kanjuruhan, Malang.
Seperti yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) kemarin. Keluarga juga mengizinkan Faiq menonton bersama sahabatnya, Abdul Mukid.
Baca juga: Setelah 131 Meninggal di Kanjuruhan, Lirik Mars Aremania Disorot: Walau Harus Mati di Tengah Lapang
Baca juga: Jadi Korban Tewas di Kanjuruhan, Postingan Brigadir Andik 30 Menit Sebelum Terjadi Kerusuhan Disorot

Keduanya berteman baik, dan selalu berangkat dan pulang dalam kondisi selamat dan baik-baik saja.
Karenanya, ketika Mukid menjemput Faiq, keluarga tidak keberatan.
Sampai akhirnya, malam usai pertandingan, kabar duka itu datang.
Keluarga tersebut hanya bisa mengikhlaskan Faiq, meskipun harus dengan isak tangis saat menyambut kepulangan jenazah Faiq.
Meninggalnya Faiq tidak hanya menyisakan sedih bagi keluarganya, namun juga bagi Mukid.
Usai pemakaman, Mukid terlihat terdiam dan bersedih di rumah duka.
Mukid menjemput Faiq di rumahnya dengan mengendarai sepeda motor.
"Saya yang bonceng dia, yang jemput dia ke rumah ini," tuturnya kepada Suryamalang.com.
Keduanya berboncengan, kemudian berangkat berbarengan dengan suporter Arema yang lain dari Jember.
Terdapat 14 sepeda motor di rombongan mereka.
Mukid dan Faiq merupakan suporter Arema. Keduanya kerap bertandang ke Kanjuruhan untuk melihat Arema berlaga.
Pertandingan Sabtu (1/10/2022) kemarin merupakan laga yang mereka tunggu.
"Derbi Arema Vs Persebaya. Jadi kami berniat menontonya di Kanjuruhan," imbuhnya.
Sebenarnya, niat tersebut sempat surut gara-gara harga tiket. Menurutnya harga tiket mahal.
Tiket yang sudah dipesan sempat dibatalkan.
"Tapi Faiq bilang kenapa dibatalkan. Akhirnya pesan lagi, tapi hanya Faiq yang dapat. Saya belum dapat," imbuhnya.
Meski belum mengantongi tiket, Mukid dan Faiq tetap berangkat.
Mereka berangkat Sabtu (1/10/2022) pagi sekitar Pukul 05.00 Wib.
Keduanya bertemu dengan rekan sesama suporter Arema di kawasan Jubung.
Baca juga: TANGIS Kurnia, Kakak Jadi Korban Kanjuruhan, Jasad Lebam Terinjak, Wajah Menghitam Kena Gas Air Mata
Baca juga: Jatuh dari Tangga Pilu Bocah 11 Tahun Lihat Kedua Orangtua Terinjak-injak di Tragedi Kanjuruhan

Lantas suporter mengendarai 14 sepeda motor ke Malang, lewat jalur selatan.
Sore sekitar Pukul 16.00 Wib, puluhan orang suporter dari Jember itu tiba di Stadion Kanjuruhan.
Mukid bersedih, dan kecewa pada dirinya, karena tidak bisa menemani Faiq sampai ke dalam stadion.
Mukid terkendala dengan tiket masuk.
Karena tidak punya tiket masuk, selama pertandingan, dia hanya menyaksikan dari luar stadion.
Sedangkan Faiq dan tiga orang temannya bisa masuk.
"Setahu saya dalam rombongan kami, hanya empat orang yang bisa masuk karena punya tiket. Saya tidak bisa masuk karena tidak pegang tiket," imbuhnya.
Ketika suasana terasa memanas, Mukid akhirnya nekat mencari tiket di calo untuk bisa masuk ke dalam stadion.
Dia akhirnya membeli tiket di calo seharga Rp 75.000.
"Saya dengar sudah panas karena Arema kalah. Saya kontak Faiq dan temannya tapi tidak bisa. Sebisa mungkin saya berusaha masuk, dan akhirnya bisa setelah beli tiket di calo," imbuhnya.
Mukid masuk ke stadion, beberapa menit sebelum pertandingan bubar.
Setelah pertandingan bubar, situasi memanas dan akhirnya ricuh.
Suporter turun ke lapangan, kata Mukid. Polisi pun melontarkan gas air mata.
"Tebal sekali. Mata saya perih, saya juga tidak pakai masker," lanjutnya.
Mukid hanya memikirkan keselamatan Faiq. Dia menerobos kerumunan suporter.
Setelah sekitar pukul 23.30 Wib, Mukid berhasil menemukan Faiq setelah ditelepon sesama suporter dari Jember.
"1,5 jam baru ketemu, sekitar Pukul 23.30 Wib," ujarnya lirih.
Saat ditemukan, Faiq sudah meninggal dunia.
"Faiq sudah di gedung tempat mengumpulkan jenazah itu, sudah ditutupi kain. Sudah meninggal dunia," ujarnya.
Mukid pun masih meneruskan tanggungjawabnya sebagai teman, dia menemani jenazah Faiq sampai ke rumah duka.
Dia memilih naik ambulans, dan meninggalkan sepeda motornya di Kanjuruhan, Malang.
Baca juga: Ya Allah, Nak! Pecah Tangis Sugianto, Wajah Pucat Pasi Anak Sudah Jadi Jenazah, Korban Kanjuruhan
Baca juga: Aku Ditendang, Dipukul, Terinjak-injak Curhat Pilu Aremania Selamat dari Tragedi Maut Kanjuruhan

Dua Warga Jember Jadi Korban
Dua orang warga Jember diketahui turut menjadi korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang usai laga derbi Arema FC Vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Keduanya adalah Faiqotul Hikmah (22) warga Jl M Thamrin Lingkungan Pakem Kelurahan Kranjingan Kecamatan Sumbersari, dan Noval Putra Aulia (18), atau Noufal warga Lingkungan Lamparan Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari.
Keduanya meninggal dunia dalam insiden kerusuhan di stadion tersebut.
Jenazah keduanya tiba di rumah duka, Minggu (2/10/202). Keduanya dibawa memakai ambulans secara terpisah.
Jenazah Faiq tiba sekitar pukul 07.00 Wib, sedangkan Noval tiba di rumah duka pukul 08.30 Wib.
Isak tangis keluarga, teman, dan tetangga menyambut kedatangan jenazah.
Seperti yang terlihat di rumah Faiq. Isak tangis beriringan dengan lantunan kalimat tauhid.
"Adik saya memang pamit mau nonton Arema. Dia suporter Arema," ujar Nurlaila, kakak kandung Faiq.
Faiq dan Noval bertandang ke Stadion Kanjuruhan untuk memberi dukungan pada tim kesebalasan Arema FC.
Faiq dan Noval meninggal diduga karena berdesakan. Ini terlihat dari luka lebam di beberapa bagian tubuh mereka.
Seperti diberitakan, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC Vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
(SuryaMalang)
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kisah Pilu Aremanita Jember Korban Tragedi Kanjuruhan, Faiqotul Hikmah Manja Minta Tidur Bareng Ibu