Breaking News:

Kasus Ferdy Sambo

Sempat Pasrah Hadapi Jenderal, Keluarga Brigadir J Akhirnya Tak Menyerah, Sosok Ini Berperan Penting

Kata Rohani saat itu Samuel merasa ingin menyerah karena mendapat intimidasi dari para polisi setelah sang anak meninggal.

Warta Kota/ Yulianto Anto
Orangtua Brigadir J, Rosti Simanjuntak dan Samuel Hutabarat sempat pasrah hadapi jenderal soal kasus kematian anaknya. 

"Jadi menurut Ibu Roslin, kenapa dosis formalin hanya dibikin singkat, untuk 24 jam?," tanya Rosi Silalahi yang memandu acara.

"Mungkin orang itu biar kasus ini tidak terbuka. Kalau cepat kan otomatis harus cepat dikuburkan," kata Roslin.

Karenanya dengan upaya menambah formalin berdasar tanda-tanda yang diberikan jenazah Brigadir J, menurut Roslin menghancurkan semua skenario Ferdy Sambo bahwa tewasnya Brigadir J karena tembak menembak.

Rosi lalu kembali bertanya, bagaimana mungkin kondisi jenazah yang sudah meninggal dua hari dan kondisi kaku pada kaki dan tangan, bisa tiba-tiba lemas.

Dimana kaki kanan yang bengkok bisa diluruskan dan tangan yang kaku lurus bisa dilipat lagi di depan dana.

"Bagaimana itu bisa terjadi," tanya Rosi Silalahi.

"Itu tadi. saya bilang Rohnya masih hidup ya. Meski tubuhnya sudah mati, tapi dia mau pengen berbicara kepada saya," kata Roslin.

"Saya imani itu memang kuasa Tuhan. Tuhan itu mau menunjukkan melalui tubuh almarhum yang melemah tadi itu, sehingga terungkap kasus ini. Terungkap bahwasanya Josua bilang Inang Uda, buka tubuhku lihat yang lain," kata Roslin.

Baca juga: Suami Susi Kaget Lihat Istrinya di TV Saat Sidang Brigadir J, Minta Ingat Anak-anak yang Masih Kecil

Baca juga: Reaksi Reza Dicecar Pengacara Putri Soal Kedekatakan Brigadir J dengan Wanita: Kenal Ayu? Vita?

Perlakuan Berbeda Atas Keluarga Brigadir J di Sidang

Ke 12 saksi dari pihak keluarga Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat di sidang kasus pembunuhan Brigadir J, merasa masih ada kekuasaan yang dimiliki Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk mengatur persidangan, meski keduanya sudah ditahan sebagai terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J.

Hal itu diungkapkan Roslin Emika Simanjuntak, Inang Uda atau tante Brigadir J, dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (3/11/2022). Roslin merupakan salah satu dari 12 saksi dari keluarga Brigadir J di sidang dengan terdakwa Bharada E dan terdakwa Putri Candrawathi serta Ferdy Sambo.

Roslin mengatakan pihaknya atau Keluarga Brigadir J merasa diperlakukan berbeda pada saat persidangan dengan terdakwa Bharada E dan saat persidangan dengan terdakwa Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.

Menurut Roslin saat persidangan Bharada E, Selasa (25/10/2022), pihak keluarga dari Brigadir J diperkenankan membawa tas dan HP saat memasuki ruang sidang untuk bersaksi dan tanpa pemeriksaan metal detektor.

"Sementara saat sidang dengan terdakwa PC dan Ferdy Sambo, kami diperiksa metal detektor dan tidak boleh membawa HP dan tas ke ruang sidang. Jadi kekuasaan mereka itu sangat terasa masih ada," kata Roslin.

Lalu saat sidang dengan terdakwa Kuat Maruf dan Ricky Rizal, kata Roslin, mereka kembali diperbolehkan membawa tas dan HP ke ruang sidang sebagai saksi.

"Jadi ada perbedaan, sangat terasa dan relasi kekuasaan Ferdy Sambo itu, masih ada," katanya.

Roslin mengatakan sejak awal pihak keluarga dikabari oleh adik Brigadir J, yakni Bripda Reza Hutabarat bahwa Brigadir J tewas karena tembak menembak, ia sudah merasa janggal.

"Sebab Reza, saya telepon tidak mau angkat. Padahal kan dia dekat dengan saya. Kenapa dia tidak mau mengangkat, padahal kakaknya meninggal," katanya.

Reza kata Roslin cuma kirim pesan WA saja. "Saya sudah merasa janggal dan curiga. Reza saya pantau terus. Kamu dimana? Katanya di rumah sakit lagi autopsi jenazah. Saya minta dikirim fotonya jenazah almarhum," kata Roslin.

Apalagi kata Roslin, Reza sempat mengatakan takut padanya dan meminta jangan menelepon.

"Ini makin aneh, karena Reza bilang takut, kakaknya meninggal kenapa dia ketakutan" ujarnya.

Pada akhirnya kata Roslin, Reza mengirim foto jenazah Brigadir J kepadanya.

"Setelah dikirim foto, saya langsung bilang, ini bukan baku tembak. Saya makin curiga, karena ada sayatan di mata, ada jahitan di bibir di hidung. Kami kan tahunya kalau baku tembak itu kan ada lubang," katanya.

Yang makin mencurigakan kata Roslin, Reza memintanya menjemput di bandara saat membawa jenazah Brigadir J ke Jambi.

"Saya curiga. Saya tanya ke Reza, abang kan aparat, Reza juga aparat. Ada apa ini? Saya bilang begitu sama Reza. Reza bilang gak tahu Inang Uda. Saya kasih arahan lagi kepada dia, coba tanya lagi ke komandan mu, apa kayak gitu pengantaran kepada seorang aparat kepolisian," kata Roslin.

Belakangan Reza memberi tahu ada penjemputan dari pihak kepolisian yang akan membawa jenazah Brigadir J dari bandara ke rumah keluarga.

(TribunSolo)(Wartakotalive)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Keluarga Brigadir J Sempat Pasrah Berhadapan dengan Jenderal, Tapi Ada Sosok yang Menolak Tunduk dan di WartaKotalive.com dengan judul Ajaib, Tubuh Brigadir J Beri Tanda bak Bicara ke Tantenya, 'Buka Pakaian di Jenazah Saya'

Sumber: Tribun Solo
Tags:
Ferdy SamboBrigadir JSamuel HutabaratRohani Simanjuntak
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved