Breaking News:

Berita Viral

GEGARA Lapar, Karya Seni 'Pisang Dilakban' Seharga Rp 1,7 M Dimakan Mahasiswa, Museum di Seoul Heboh

Pisang karya seni di pameran disantap oleh mahasiswa di Korea Selatan karena kelaparan belum sarapan.

Editor: Dika Pradana
Guardian
ILUSTRASI Pisang karya seni di pameran disantap oleh mahasiswa di Korea Selatan, pengunjung museum syok. 

“Tidak aneh memang. Saya dulu guru kesenian di SD. Jadinya tidak kaku lagi ketika harus memulai usaha baru di bidang kesenian”, tambahnya.

Beliau mengatakan, untuk terus mengasah keterampilan di keseniannya, ia suka memanfaatkan waktu luang untuk melukis dan membuat kerajinan.

Hal tersebut dilatarbekalangi oleh banyaknya sampah yang berserakan.

Sebagai seorang yang berlatar belakang seni, membuatnya berpikir bagaimana caranya terus berinovasi.

Mulai mengikuti perlombaan adalah salah satu bentuk usaha Ahmad supaya terus berkembang.

Kepiawaiannya dalam berinovasi memanfaatkan barang bekas mencatatkan namanya sebagai orang teladan pemerhati lingkungan hidup.

Pensiunan guru, Ahmad Nursyam berkarya dengan memanfaatkan barang-barang bekas.
Pensiunan guru, Ahmad Nursyam berkarya dengan memanfaatkan barang-barang bekas. (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

“Tahun 2016 mendapat penghargaan inovasi terbaik dalam ajang perlombaan Gelar Inovasi Daerah Tingkat Kabupaten Bogor. Hal tersebut cukup menarik perhatian banyak pihak,” ucapnya.

Tidak sampai di situ Ahmad berpikir terus bagaimana caranya terus berkembang.

Melalui program UMKM, daur ulang limbah dari barang bekas mulai diakui sebagai UMKM yang bergerak di bidang ekonomi kreatif.

“Semenjak saat itu, saya terus memperjuangan karya saya sebagai usaha yang mampu menghasilkan nilai ekonomi dan dikenal oleh banyak orang ,” katanya.

Sedari tahun 2013 Ahmad Nursyam aktif mengikuti pameran-pameran UMKM ekonomi kreatif.

Mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional bahkan Ahmad Nursyam pernah mewakili Kabupaten Bogor.

“Bahkan saya pernah diundang oleh Jokowi,” kata Pria penyuka Basuki Abdullah ini.

Segudang prestasi telah didapat dari kepiawain tangannya mengolah barang bekas menjadi barang yang bernilai seni tinggi dan bernilai ekonomi tinggi.

Berbagai proses panjang telah dilalui sebagai seorang pensiunan guru yang kini menekuni profesi baru.

Berkat kegigihan beliau, barang-barang hasil karyanya mulai dikenal oleh orang lain.Kini, Galeri Puspa Art banyak dikunjungi oleh pendatang.

“Sebelum Covid, orang Pemda Kabupaten Bogor membawa barang kerajinan saya ke Korea Selatan,” imbuhnya.

Suatu kebanggan tersendiri baginya mengingat kerajinannya yang merupakan olahan barang bekas bisa sampai ke Korea Selatan.

“Suatu kebanggan bagi saya bisa mewakilkan Kabupaten Bogor dengan barang kerajinan saya sampai mancanegara,” tambahnya.

Kehidupan kesenian memang selalu berhubungan dengan khalayak ramai.

Kondisi pandemi saat ini sempat membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda.

Kendati demikian, kondisi tersebut tidak membuat ia putus asa dalam berkarya.

“Saya harapannya sih tidak akan berhenti berkesenian dan memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar saya."

"Malah, saya termotivasi untuk membagian ilmu saya kepada orang lain. Khususnya generasi muda,” tandasnya.(TribunPekanbaru/Theo Rizky/Tribunnewsmaker.com)

Berita ini telah diolah dari artikel TribunPekanbaru berjudul Pisang Karya Seni Senilai Rp 1,7 M Dimakan Mahasiswa Korea Karena Kelaparan

Tags:
berita viral hari inipisangMuseumKarya seniSeoulKorea Selatanmahasiswakelaparan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved