Breaking News:

Berita Viral

Sudah 10 Tahun Tak Pulang, TKI Asal NTB Meninggal di Arab Saudi, Keluarga Ungkap Penyebab Kematian

Seorang pria bernama Satria binti Masri (49), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan meninggal dunia di Arab Saudi.

Editor: Eri Ariyanto
Istimewa
Ilustrasi jenazah 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang pria bernama Satria binti Masri (49), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Tebo, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan meninggal dunia di Arab Saudi.

Terkini, otoritas berwenang di Sumbawa Barat sedang berkoordinasi untuk pemulangan jenazah.

Sontak saja, kabar ini juga menjadi sorotan publik. Sebagian warganet penasaran dengan penyebab meninggalnya Satria binti Masri.

Ilustrasi jenazah.
Ilustrasi jenazah. (theweek.in)

Baca juga: NAFSU MEMUNCAK! Pria di Balikpapan Nekat Gagahi Gadis 14 Tahun, Ortu Korban Tak Terima, Lapor Polisi

Seperti diketahui, kabar meninggalnya Satria membuat keluarga di Sumbawa Barat merasakan kehilangan yang sangat mendalam.
Satria sudah bekerja selama 10 tahun sebagai petugas kebersihan di asrama polisi di Kota Jeddah, Arab Saudi.

Ia dikenal sebagai sosok yang baik, penyabar dan bersahaja.

"Kakak saya dalam proses pulang ke Indonesia saat terakhir kami komunikasi via telepon." kata Lili Suryani (33), adik kandung almarhumah saat dikonfirmasi Rabu (30/8/2023) malam.

"Tapi takdir almarhumah sakit dan meninggal di sana," sambungnya.

Menurut Lili, sang kakak selama ini lancar berkomunikasi dengan keluarga. Tekad merantau ke Arab Saudi karena ingin membantu ekonomi keluarga.

Bekerja di asrama polisi membuat Satria memiliki gaji yang lebih dari cukup.

Bahkan Satria kerap membantu Lili saat ada keperluan darurat dan membutuhkan pinjaman uang.

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (Istimewa)

Baca juga: ASTAGFIRULLAH! Oknum Pimpinan Ponpes di Sorong Tega Setubuhi 3 Santriwati Selama Lima Tahun

"Kakak rajin kirimi uang ketika saya lagi butuh bantuan. Saya sangat kehilangan saudara yang baik dan tulus," suara Lili mulai terisak.

Satria berangkat ke Arab Saudi dari Kabupaten Sumbawa. Sebab, saat itu ia menikah dengan warga Desa Mapin, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.

Biduk rumah tangga keduanya ternyata tidak berjalan mulus dan memilih bercerai, sehingga almarhumah pindah ke Desa Tebo, Sumbawa Barat.

"Asal kami dari Lombok. Setelah cerai kakak saya pindah ke Desa Tebo, Sumbawa Barat, karena banyak keluarga tinggal di sini juga," sebut Lili.

Tangisnya pecah begitu saja. Sang kakak tidak pernah pulang lagi ke Indonesia selama 10 tahun. Mungkin karena merasa nyaman bekerja di sana.

Ia tidak bisa lagi melanjutkan obrolan karena terus menangis.

Kepala Desa Tebo Abdul Wahab, yang masih sepupu dengan almarhumah, mengatakan, kabar meninggalnya Satria diketahui keluarga pada hari Sabtu (26/8/2023) lalu.

Almarhumah meninggal dunia lantaran sakit dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Riyad, Arab Saudi.

"Informasi yang kami terima penyebab kematian karena sakit. Anggota polisi di asrama membantu membawa ke rumah sakit. Di rumah sakit tak lama kemudian meninggal," kata Wahab.

Pihak keluarga sendiri berharap jenazah almarhumah dapat dipulangkan ke Indonesia.

Saat ini pihak keluarga dibantu rekan almarhumah yang ada di Riyad dan KBRI di Arab Saudi tengah mengurus proses pemulangan ini.

"Kami juga sudah meminta bantuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi KSB, untuk membantu proses pemulangan jenazah ini agar bisa dimakamkan di Desa Tebo. Suratnya sudah kita ajukan secara resmi," jelas Wahab.

Ia berharap, para pihak terkait dapat membantu proses pemulangan tersebut. Tentunya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

"Semoga pihak yang berwenang menangani masalah ini bisa ikut membantu, agar almarhumah bisa dimakamkan di Desa Tebo, Sumbawa Barat," harapnya.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Slamet Riadi membenarkan telah menerima surat permintaan dari pihak keluarga agar jenazah Satria dipulangkan ke Sumbawa Barat.

"Kami sudah berkoordinasi dengan para pihak terkait, agar proses pemulangan jenazah ini bisa segera ditangani," kata Slamet saat dikonfirmasi Rabu (30/8/2023).

Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Mangiring Hasoloan Sinaga mengatakan akan berkoordinasi dengan para pihak untuk proses pemulangan.

"Kami upayakan yang terbaik. Kami turut berduka cita." kata Sinaga saat dikonfirmasi Rabu (30/8/2023).

"Kepada keluarga mohon bersabar karena mesti ditunggu proses administrasi dan prosedur," bebernya.

TKW ini dipaksa makan sampah dan mendapatkan siksaan dari majikan, kini memohon ke Jokowi
TKW ini dipaksa makan sampah dan mendapatkan siksaan dari majikan, kini memohon ke Jokowi (Istimewa)

Berita Lainnya, 'TOLONG!' TKI di Arab Disiksa Majikan, Dipaksa Makan Sampah, Ditipu Gaji: Pulangkan Saya, Pak Jokowi

Dijanjikan gaji besar, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi mendapatkan aksi eksploitasi dari majikannya.

Dalam sebuah rekaman video yang viral di media sosial, TKI tersebut tampak merana bekerja di Arab Saudi.

Pasalnya, dia kerap mendapatkan aksi kekerasan hingga eksploitas fisik.

Selain itu, ia juga dipaksa oleh majikannya untuk makan sampah.

Oleh karena itu, TKI tersebut meminta untuk dipulangkan.

Bahkan dalam video tersebut, ia juga memohon Jokowi untuk membantu kepulangannya.

TKI Arab Saudi itu bernama Aas Binti Sajam.

TKI Arab Saudi asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu minta tolong agar dapat dipulangkan ke Indonesia

Dalam videonya, warga Kampung Pulo Rengas, Desa Sindangmulya, Kecamatan Cabangbungin iru menangis memperkenalkan nama dan asal daerah.

Baca juga: BELUM Dapat Izin, Siti TKI Tetap Nekat Jual Kaos Wajah Sha Wang, 2 Hari Jualan Omsetnya Fantastis!

"Assalamualaikum Aas binti Sajam saya berasal dari Bekasi, Cabangbungin," tutur dia.

"Saya ke Arab Saudi diberangkatkan sponsor saya Ummu Sohib, Karni dan agen saya Pak Ibnu," sambung dia.

Masih dalam video, sambil menangis Aas meminta bantuan Presiden Jokowi agar bisa dipulangkan ke Indonesia karena mendapatkan perlakuan buruk majikannya di Arab Saudi.

"Saya minta tolong secepatnya kepada Bapak Jokowi pulangkan saya ke Indonesia. Saya mohon bantuannya kepada Bapak Jokowi, pulangkan saya ke negara Indonesia," kata dia.

Mukti Ali (54), salah satu perwakilan keluarga menuturkan, Aas berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi TKI sejak Maret 2023.

Baca juga: PILU Nasib Sha Wang di Taiwan, Kejang-kejang, Siti TKI Kawatir Kesehatan Menurun: Saya Titip Pesan

ILUSTRASI dipaksa makan sampah
ILUSTRASI dipaksa makan sampah (Istimewa)

Aas berangkat ke Arab Saudi menggunakan visa turis oleh sponsor yang tinggal di Jakarta Timur.

"Jadi Aas berangkat ke Saudi pada Ramadan kemarin dengan diimingi gaji besar dan enak pekerjaannya," kata Mukti, pada Sabtu (29/7/2023), dikutip TribunJatim.com dari WartaKota.

Akan tetapi dalam satu bulan terakhir ini, kata Mukti, Aas menghubungi keluarga secara diam-diam kondisi yang dialaminya.

Kepada keluarga, Aas diperlakukan kasar dan tidak manusiawi oleh majikannya di Arab Saudi selama bekerja.

"Perlakuan kasar tidak manusiawi, kalau boleh diceritakan itu makan dari sampah sampai ada penyakitnya, itu yang dialami Aas. Yang dikeluhkan Aas ke keluarga seperti kekerasan fisik, tidak manusiawi, perlakukan majikannya kurang baik," ujarnya.

Baca juga: MOMEN PILU Siti TKI Dampingi Sha Wang di Taiwan, Tak Boleh Keluar Kamar Bak Dipenjara: Cuma di Dalam

TKW ini dipaksa makan sampah dan mendapatkan siksaan dari majikan, kini memohon ke Jokowi
TKW ini dipaksa makan sampah dan mendapatkan siksaan dari majikan, kini memohon ke Jokowi (Tribun)

Pihak keluarga, saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia.

Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Salahnya adanya kontrak dua tahun, sementara Aa bekerja hanya baru beberapa bulan saja.

"Maka harus ada ganti rugi, ini sedang kita urus, kita tidak sendiri. Ada pihak-pihak terkait yang membantu. Kalau komunikasi keluarga dengan Aas sampai saat ini masih ada," katanya.

Kepala Desa Sindangjaya, Ruslan Abdul Gani, membenarkan TKI pada video itu merupakan warganya.

ILUSTRASI kekerasan pada perempuan
ILUSTRASI kekerasan pada perempuan (Istimewa)

"Iya betul warga kami, saudari Aas. Kita sudah komunikasi juga ke keluarganya," kata Ruslan.

Dia menjelaskan, dari keterangan keluarga Aas berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi TKI sejak Maret 2023 menggunakan visa turis.

Awalnya, ia diiming-imingi gaji besar, akan tetapi pekerjaannya sangat berat dan mendapatkan perlakukan kasar.

“Tempat kerja Aas kondisinya sangat luas dan pembantu hanya satu. Sehingga kerjanya terlalu diporsir," katanya.

Tak hanya itu, kata Ruslan, majikannya jika memberi makan tidak manusiawi dan berlaku kasar.

"Saya sudah komunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan agen yang memberangkatkan Aas, mudah-mudahan ada titik terangnya,” katanya.

(Kompas.com/Susi Gustiana)

Diolah dari berita tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari iniTKImeninggalSatria binti MasriNTBArab Saudi
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved