Palestina vs Israel
DETIK-DETIK Drummer Band Israel yang Jadi Sandera Hamas Ditembak IDF: Salah Sasaran, Dikira Hamas
Inilah sosok Yotam Haim, drummer band metal Israel yang menjadi sandera Hamas tewas ditembak IDF, salah sasaran, dikira Hamas
Editor: Dika Pradana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Salah sasaran, tentara Israel atau IDF menembak seorang drummer band metal Persephore asal Israel bernama Yotam Haim (28) yang menjadi sandera Hamas.
Dalam kasus ini, IDF awalnya mengira bahwa Yotam Haim merupakan pasukan Hamas.
Oleh karena itu, IDF nekat melepaskan tembakannya dan mengenai Yotam Haim.

Sosok Yotam Haim tewas ditembak oleh tentara Israel bersama dua sandera yang lain, Alon Shamriz dan Samer Talalka.
Personel band metal tersebut menghebuskan napas terakhirnya pada Jumat (15/12/2023).
Tentara Israel menembak ketiganya karena salah mengira mereka sebagai anggota Hamas.
Baca juga: KESAKSIAN Insinyur Israel Pertama Kali Masuk Terowongan Hamas, Ternyata Canggih:Saya Kira Primitif
Baca juga: KLAIM Israel Sukses Banjiri Terowongan Gaza, Hamas Menepis: Itu Kebal Banjir & Sudah Diperhitungkan!
Dikutip dari Times of Israel, Haim diketahui bukan satu-satunya seniman di keluarganya.
Sang kakak, Tuvi Haim, juga seorang drummer untuk sebuah band bernama Netta Barzilai.
Menurut pengumuman di Instagram resmi Persephore, @persephore, pemakaman Haim akan digelar pada Senin (18/12/2023) di Kibbutz Gobulot.
Sebagai informasi, Haim diculik oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, di Kfar Aza.

Pria yang lahir tahun 1995 ini terakhir kali terlihat dalam video yang diambilnya pada 7 Oktober pagi hari.
Video itu memperlihatkan Haim di depan pintu rumahnya di Kfar Aza, menurut sang ibu, Iris Haim.
Sementara itu, Alon Shamriz, yang merupakan mahasiswa Teknik Komputer, juga diculik dari rumahnya di kawasan Kfar Aza pada 7 Oktober 2023.
Lalu, Samer Talalka, yang berencana menikah pada musim panas mendatang, diculik di Nir Am, wilayah tempatnya bekerja.
Baca juga: Kecanggihan Oketz & Samur, Robot Anjing yang Dipakai Israel Lumpuhkan Terowongan Gaza: Bisa Gigit!

Kronologi
Seorang pejabat militer Israel pada Sabtu (16/12/2023) mengungkapkan bahwa penembakan terhadap Yotam Haim dan dua sandera lainnya terjadi saat mereka muncul dalam jarak puluhan meter dari pasukan Israel.
Kejadian penembakan tersebut terjadi di daerah Shejaiya.
Menurut pejabat militer Israel, mereka muncul dalam kondisi tanpa baju.
Ketiganya tampak mengibarkan kain putih.
Namun, tentara Israel salah mengira ketiga sandera itu sebagai anggota Hamas.
Oleh karena itu, IDF melesatkan pelurunya ke arah Yotam Haim dan kedua warga Israel lainnya.

"Mereka semua tanpa baju dan ada tongkat yang di atasnya ada kain putih." ujarnya,
"Tentara kami merasa terancam dan melepaskan tembakan." jelasnya.
"Dia (tentara Israel yang menembak) menyatakan mereka teroris (anggota Hamas), mereka pun melepaskan tembakan, dua orang tewas seketika," kata pejabat itu, dilansir Al Arabiya.
Sandera ketiga terluka dan mundur ke gedung terdekat di mana dia meminta bantuan dalam bahasa Ibrani.
"Komandan batalion segera melaporkan perintah gencatan senjata, tapi lagi-lagi tembakan mengarah ke sandera ketiga dan dia pun tewas," terang pejabat militer Israel.
Akibat dari insiden tersebut, tak sedikit warga Israel yang menyuarakan protesnya.
Dua Jurnalis Terkena Serangan Israel saat Meliput Berita, Satu Tewas karena Gagal Mencapai Ambulans
Jurnalis kembali menjadi korban perang Israel-Hamas, kali ini jurnalis Al Jazeera Arab bernama Samer Abudaqa.
Samer Abudaqa merupakan koresponden Dahdouh sedang melaporkan di Sekolah Farhana di Khan Younis ketika mereka terkena serangan Israel pada hari Jumat (15/12/2023).
Selain Abudaqa, rekannya, Wael Dahdouh, juga terluka dalam serangan yang sama.
Baca juga: Tentara Israel Mengaku Tak Sengaja Menembak 3 Pemuda yang Disandera, karena Dikira Anggota Hamas
Tim penyelamat tidak dapat segera mencapai lokasi Abudaqa karena Israel tanpa henti melakukan pengeboman.
"Tim penyelamat baru saja berhasil mengambil jenazah juru kamera Samer Abudaqa," kata juru bicara jaringanmedia tersebut.
Dahdouh terkena pecahan peluru di lengan atasnya.
Baca juga: Warga Israel Unjuk Rasa Besar-besaran, Pasca IDF Tembak Mati 3 Warga Negaranya yang Disandera
Ia berhasil sampai ke rumah sakit Nasser dan mendapat perawatan luka ringan.
Saksi mata mengatakan sebelumnya terjadi penembakan hebat di sekitar sekolah.
Wael Dahdouh mengatakan kru jaringan tersebut menemani tim penyelamat pertahanan sipil dalam misi mengevakuasi sebuah keluarga setelah rumahnya dibom.

"Kami merekam kehancuran yang dahsyat dan mencapai tempat-tempat yang belum pernah dijangkau oleh lensa kamera sejak operasi darat Israel dimulai," kata Dahdouh dari ranjang rumah sakitnya.
Para jurnalis Al Jazeera berjalan kaki untuk mencapai lokasi tersebut karena daerah tersebut tidak dapat diakses oleh mobil,
"Sesuatu yang besar terjadi yang jatuh ke tanah," kata Dahdouh.
Setelah ledakan, Dahdouh mengatakan dia menekan lukanya dan lari dari area tersebut untuk mencari pertolongan.
Baca juga: KLAIM Israel Sukses Banjiri Terowongan Gaza, Hamas Menepis: Itu Kebal Banjir & Sudah Diperhitungkan!
Namun, saat dia mencapai ambulans, petugas medis mengatakan mereka tidak dapat kembali ke lokasi serangan karena terlalu berbahaya.
"Upaya selanjutnya untuk mengoordinasikan jalur aman untuk mengirim penyelamat ke Abudaqa tertunda," kata Dahdouh.
Dia menambahkan bahwa satu ambulans yang mencoba menghubungi juru kamera diserang.
Banyak warga Palestina dari bagian tengah dan utara Gaza mencari perlindungan di Khan Younis sejak perang dimulai pada bulan Oktober.

Banyak dari mereka kini telah terdesak lebih jauh ke selatan menuju kota paling selatan di Jalur Gaza, Rafah, setelah Israel mengintensifkan operasi militernya di Khan Younis.
Serangan itu terjadi di tengah bentrokan sengit antara pejuang Palestina dan tentara Israel di lokasi-lokasi di Gaza.
Warga melaporkan pertempuran di Shujayea, Sheikh Radwan, Zeitoun, Tuffah, dan Beit Hanoon di Gaza utara, di timur Maghazi di Gaza tengah dan di pinggiran tengah dan utara Khan Younis, menurut layanan berita Reuters.
Jaringan media Al Jazeera mengutuk serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Abudaqa di Gaza dan Belgia.
"Al Jazeera meminta pertanggungjawaban Israel karena secara sistematis menargetkan dan membunuh jurnalis Al Jazeera dan keluarga mereka," bunyi pernyataan tersebut.
"Dalam pengeboman hari ini di Khan Younis, pesawat tak berawak Israel menembakkan rudal ke sebuah sekolah tempat warga sipil mencari perlindungan, yang mengakibatkan banyak korban jiwa," kata jaringan tersebut.
"Setelah Samer terluka, dia dibiarkan mati kehabisan darah selama lebih dari 5 jam, karena pasukan Israel mencegah ambulans dan petugas penyelamat untuk menghubunginya, sehingga tidak memberikan perawatan darurat yang sangat dibutuhkan," tambah pernyataan itu.
Artikel ini diolah dari Tribunnews
Sumber: Tribunnews.com
Detik-detik Kejadian Pria Israel Meledak Terkena Ranjau Darat saat Menendang Bendera Palestina |
![]() |
---|
Terungkap Sumber Pasokan Senjata Hamas, Ternyata dari Iran dan Pasar Gelap: Diselundupkan |
![]() |
---|
Toko Roti di Gaza Buka Kembali, Warga Rela Antre Berjam-jam, Sebelumnya Sempat Konsumsi Pakan Ternak |
![]() |
---|
Heboh! Bom-bom Israel Ditemukan di Sekolah-sekolah Gaza, Beratnya Bikin Terkaget-kaget: Total 453 Kg |
![]() |
---|
Ribuan warga Israel Unjuk Rasa, Tuntut Akhiri Perang Gaza, 'Orang Yahudi & Arab Tolak Bermusuhan' |
![]() |
---|