Berita Kriminal
SOSOK AVI, Ibu di Samarinda yang Bunuh & Simpan Jasad Bayinya di Termos Nasi, Masih Berusia Muda
Inilah sosok ibu di Samarinda yang tega bunuh dan simpan jasad bayinya di termos nasi.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah sosok ibu di Samarinda yang tega bunuh dan simpan jasad bayinya di termos nasi.
Perempuan yang tega menghabisi nyawa buah hatinya sendiri itu diketahui berinisial AVI.
AVI juga ternyata masih berusia muda yakni baru menginjak usia 22 tahun.

Baca juga: NASIB IRT di Kendari Usai Diberi Handphone Hasil Curian, Kini Diamankan, Diancam Hukuman Berat
Seperti diketahui motif AVI nekat memebunuh anaknya akhirnya terungkap.
AVI mengungkapkan bahwa dirinya tega menghabisi nyawa bayi yang baru dilahirkannya karena sang pacar tak mau bertanggung jawab.
Diberitakan sebelumnya, AVI melahirkan bayinya di dalam kamar mandi rumahnya di kawasan Jalan Bung Tomo, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Rabu (13/12/2023) lalu.
Diduga karena panik, perempuan 22 tahun itu langsung menganiaya bayi laki-lakinya hingga tewas.
Karena perbuatannya itu, AVI dijerat pasal 76 Huruf C juncto Ppasal 80 Ayat 3 dan 4 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.

Baca juga: INNALILLAHI! 2 Pekerja Rumah Makan di Kendari Diserang OTK Pakai Sajam, 1 Orang Meninggal Dunia
Saat dihadirkan dalam press release yang digelar di Mapolresta Samarinda, Selasa (19/12/2023) siang hari ini, AVI mengaku bingung harus berbuat apa usai sang pacar tak mau bertanggung jawab.
Dia mengaku baru satu bulan mengenal pria tersebut melalui akun media sosial Facebook.
Meski belum resmi berpacaran karena AVI diketahui telah memiliki kekasih, namun dirinya tak menolak saat diajak melakukan hubungan layaknya suami istri dengan pria yang baru dikenalnya tersebut.
Akhirnya, hubungan di luar nikah itu pun membuat AVI mengandung.
AVI sempat meminta pertanggungjawaban dari pria tersebut, namun tak mendapatkan respons.
Sebenarnya sebelum putus kontak, pria tersebut membujuk AVI untuk menggugurkan kandungannya.
"Dia suruh saya beli jamu, tapi tidak memberi saya uang. Setelah itu putus kontak. Karena saya tidak kerja, jadi coba sembunyikan (dari keluarga) saja," ungkapnya.
Untuk mengelabui keluarga, AVI menggunakan pakaian berukuran lebih besar dari biasanya.
Ia pun tak pernah merasakan gejala seperti orang hamil pada umumnya.
Meski demikian, dirinya mengaku sering mencari artikel mengenai ciri-ciri ibu hamil yang akan segera melahirkan.
Pasca kejadian ini, AVI Mengaku sangat menyesal.
"Terlebih saat tahu kalau orangtua mau saja menerima walaupun saya tidak ada suami," lirihnya.
Meski menyesal, AVI harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
AVI resmi ditahan di Mapolresta Samarinda sejak Kamis (14/12/2023) lalu.

Bayi di Sumenep Tewas seusai Diambil Darah dari Tumit, Kejang-kejang & Sesak Napas: Ortu Syok!
Nasib pilu dialami oleh sosok bayi berusia lima hari di Sumenep, Jawa Timur yang baru saja meninggal dunia setelah dilakukan pengambilan sampel darah melalui tumit di sebuah puskesmas.
Beberapa saat sebelum menghembuskan napas terakhir, bayi tersebut sempat merasakan sesak napas.
Orang tua yang panik langsung melarikan bayi yang juga mengalami kejang-kejang tersebut ke puskesmas.
Nahasnya, nyawa bayi tersebut tak dapat lagi tertolong di tengah perjalanan.
Orang tua bayi tersebut tentu kecewa dengan meninggalnya bayi tersebut.
Diduga pegawai puskesmas telah melakukan malpraktik dalam tindakan medisnya, terutama ketika pengambilan sampel darah melalui tumit.
Diketahui, pengambilan sampel tersebut dilakukan dalam rangka Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
Baca juga: AJAIB! Bayi 6 Bulan di Gaza Tetap Hidup Meski 3x Dibom Israel, Keluarga Syahid: Kini Sebatang Kara
Baca juga: CURIGA Ada Rintihan, Satpam di Batam Pergoki Pegawai Pabrik Lahiran Sendirian: Bayi Dimasukkan Tas
Skrining Hipotiroid Kongenital adalah skrining untuk mengetahui apakah bayi tersebut mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen atau tidak.
"Setalah diambil tindakan pengambilan sampel darah dari tumit itu kondisi bayi langsung mengalami demam tinggi. Setalah dirujuk sana-sini kemudian meninggal," kata Mohammad Anwar, paman bayi yang meninggal, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/11/2023).
Anwar menjelaskan, bayi malang itu merupakan buah hati Aziz dan Rumnaini yang merupakan warga Dusun Mojung, Desa Tamidung, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep.
Bayi itu lahir di Puskesmas Batang-Batang, Sumenep, Rabu (15/11/2023).

Saat lahir, bayi dan sang ibu dalam kondisi sehat. Pihak puskesmas memperbolehkan keduanya pulang pada Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.
Namun, pada Sabtu (18/11/2023), buah hati dari Aziz yang merupakan saudara kandung Anwar itu diminta kembali ke Puskesmas.
Pihak Puskesmas, kata Anwar, akan melakukan pengambilan sampel darah pada bayi tersebut.
"Malamnya setalah pengambilan sampel darah dari tumit, bayinya langsung demam tinggi disertai sesak napas, bekas pengambilan sampel darah di tumit bayi terlihat hitam pekat," kata dia.
Demam dan sesak napas tersebut berlangsung hingga Minggu (19/11/2023).
Atas kejadian itu, keluarga bayimembawa bayi ke Puskesmas Batang-Batang.
Baca juga: LANGKA! Bayi di NTT Lahir Tanpa Lubang Anus, Begini Caranya BAB, Perut Terpaksa Dibedah: Ibu Syok!

Penanganan medis langsung dilakukan oleh pihak puskesmas.
Namun, hingga Senin (20/11/2023), gejala sesak napas belum reda.
Akhirnya, bayi itu dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Garam Kalianget.
Karena kondisi terus memburuk, pihak RSI Garam Kalianget merekomendasikan agar bayi dirujuk ke RSUD dr Mohammad Zis Sampang.
"Dalam perjalanan menuju Sampang itu kemudian meninggal dunia," kata Anwar.
Pihak keluarga, lanjut Anwar, menduga penyebab bayi itu demam dan sesak napas karena adanya tindakan tak tepat dari Puskesmas Batang-Batang.
Pengambilan sampel darah dalam rangka Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dinilai cacat prosedur.
"Kalau tidak ada salah tindakan tidak mungkin setelah diambil sampel darahnya panas, terus nangis, kejang-kejang dan meninggal," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Batang-Batang Fatimatul Insaniyah menjelaskan pengambilan sampel SHK sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 78/2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
Peraturan tersebut juga tertuang dalam tiga surat edaran yakni SE Nomor HK.02.02./II/3398/2022 Tanggal 13 Oktober 2022 tentang Kewajiban Pelaksanaan SHK di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penyelenggara Pertolongan Persalinan, SE Nomor HK.02.02/III/3887/2022 Tanggal 7 Desember 2022 tentang Kewajiban Faskes Melakukan Pelaporan SHK Pada Bayi Baru Lahir.
Selain itu, ada SE Nomor HK.02.02/I/0055/2023 Tanggal 6 Januari 2023 tentang Kewajiban Pelaporan bagi RS Penyelenggara Pemeriksaan SHK.
"Bayi lahir normal dengan barat badan normal. Kami memang minta untuk kembali ke puskesmas karena harus dilakukan SHK dan kami sudah lakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku," kata Fatimatul.

Ia menjelaskan, tindakan medis berupa SHK dilakukan Puskesmas Batang-Batang mulai September 2023.
Selama dua bulan terakhir, sudah banyak bayi yang dilakukan SHK dan tidak mengalami efek samping apapun.
Terkait dengan kondisi bayi, Fatimatul sudah mengonfirmasikan ke RSI Garam Kalianget mengenai hasil diagnosis penyakit yang dialami bayi tersebut.
Hasilnya bayi tersebut memiliki gejala penyakit yang dapat berdampak pada kematian.
”Diagnosisnya mengalami pneumonia,” kata dia.
Ia pun membantah tudingan keluarga bayi yang menyebut pengambilan sampel darah dari tumit cacat prosedur.
Menurutnya, tindakan itu sudah sesuai ketentuan yang berlaku.
"Sudah seusai dengan prosedur, yang melakukan tindakan juga sudah bidan senior, lengkap dengan sertifikat SHK," pungkasnya.
(TribunKaltim.co/Rita Lavenia)
Diolah dari berita tayang di TribunKaltim.co
Update Kasus Kerangka Manusia dalam Batang Pohon Aren di Sumut, Teman Yuda Ungkap Fakta Soal HP |
![]() |
---|
Sosok Dadang Iskandar Lolos dari Vonis Mati Kasus Polisi Bunuh Polisi di Sumbar, Dibui Seumur Hidup |
![]() |
---|
Keluarga Ilham Kacab Bank BUMN Tak Percaya Korban Dipilih Acak, Desak Cek HP Pelaku: Sudah Ketemu |
![]() |
---|
Ilham Kacab Bank BUMN Dipilih Jadi Korban Penculikan Secara Acak, Sempat Rayu Korban Lain Tapi Gagal |
![]() |
---|
Kacab Bank BUMN Ilham Sudah Diincar Sejak Juni Tapi Gagal, Korban Tolak Turuti Permintaan Pelaku |
![]() |
---|