Breaking News:

Berita Viral

Bocah SD di NTT Meninggal Terkena Ledakan Meriam Bambu, Sempat Diobati Pakai Obat Tradisional

RF (10) asal Kampung Kolokoa, Malanuza, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur meninggal akibat ledakan meriam bambu.

Editor: Sinta Manila
Ilustrasi
Sekujur Tubuh Alami Luka Bakar, Bocah Korban Ledakan Meriam Bambu di Ngada Meninggal Dunia 

Mempertimbangkan waktu pengobatan di RUSD Bajawa yang bisa sampai sebulan dengan kondisi keuangan, keluarga bersepakat untuk menempuh pengobatan tradisional.

Feligius menuturkan, Rikardus Fono merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Watuwula.

Sementara ibu mereka, Maria Goreti Mogi, adalah seorang petani berjuang sendiri.

"Mama juga sekarang sakit - sakit," ujar Feligius.

Baca juga: Gara-gara Gas Meledak, Tembok Rumah Seorang Wanita di Inggris Rontok! Meninggalkan Lubang Menganga

Ilustrasi meninggal karena terbakar
Ilustrasi meninggal karena terbakar (Shutterstock via Kompas)

Feligius mengatakan, RF yang masih duduk di bangku SD sangat peduli dengan kondisi keluarga terutama ibunya.

Setiap Sabtu, saat hari pasar di Malanuza, RF biasanya mendorong gerobak barang untuk membatu ekonomi keluarga.

Menyadari kondisi yang dihadapi keluarga saat ini, Feligius berharap ada uluran tangan dari pihak mana saja yang berkenan membantu biaya pengobatan RF.

"Semoga ada yang bisa bantu kami," harapnya

Sementara itu Dokter Paulina, Direktris RSUD Bajawa membenarkan bahwa Rikardus Fono tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Dirinya sudah berkonsultasi dengan pihak BPJS Kesehatan Kantor Unit Ngada mendaftarkan RF guna meringankan biaya pengobatan, namun tidak ada solusi.

Dia menyebut RF saat ini bukan telah keluar dari RSUD Bajawa atas permintaan keluarga.

"Kasus pasien ini, luka bakar disebabkan karena (karena) kelalaian sendiri (bermain meriam bambu) maka kalaupun pun ada KIS tidak bisa di-cover. Ini pun sudah kami konsultasikan ke pihak BPJS," ujar dr. Paulina, Kamis (28/12/2023).

Lepas dari kasus yang menimpa RF, dr. Paulina menegaskan KIS sangat penting sehingga masyarakat perlu memerhatikan secara serius.

"Kami selama ini sudah edukasi untuk pasien yg dirawat tidak pnya kartu KIS agar saat mereka pulang segera urus KIS, jangan tunggu masuk dirawat dulu baru urus, karena jangka waktu untuk aktif kartu KIS itu 14 hari," tambahnya.

Marak dimainkan

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Tags:
bocah SDNTTmeriam bambumeninggal
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved