Breaking News:

Berita Viral

Teka-teki Tewasnya WNA di Cisarua Bogor, Hidung dan Mulut Mengeluarkan Busa, Korban Pembunuhan?

Fakta-fakta baru terkait kasus meninggalnya seorang warga negara asing (WNA) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhirnya terungkap.

Editor: Eri Ariyanto
Wartakota
Teka-teki tewasnya WNA di Cisarua Bogor, hidung dan mulut mengeluarkan busa 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Fakta-fakta baru terkait kasus meninggalnya seorang warga negara asing (WNA) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, akhirnya terungkap.

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh Warga Kampung Ciburial Citra, Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata mayat tersebut tanpa identitas. korban ditemukan tepatnya pada Jumat (2/2/2024).

ILUSTRASI jenazah
ILUSTRASI jenazah (Istimewa)

Baca juga: Kecelakaan Tunggal di Badung Bali, Bule Polandia Tewas Usai Jatuh & Terpental saat Menghindari Mobil

Mayat yang diduga warga negara asing (WNA) tersebut ditemukan tidak bernyawa di salah satu rumah kontrakan.

Kapolsek Cisarua, Kompol Eddy Santosa, S.Pd,MH, mengatakan mayat tersebut diduga berasal dari Nigeria.

"Benar, mayat tersebut adalah seorang WNA yang diduga berasal dari Nigeria, dikenal sebagai MR. X," kata Eddy saat dikonfirmasi, Sabtu (3/2/2024).

Dia menjelaskan identitas mayat tersebut belum dapat dipastikan karena tidak ditemukan dokumen resmi seperti paspor, KITAS atau KITAP (Kartu Izin Tinggal Terbatas/ Tetap).

"Penemuan ini dilaporkan oleh pemilik kontrakan, Dinda Rusmana. Dia mendapat telepon dari seorang teman korban yang menyatakan bahwa temannya sedang sakit di rumah kontrakannya," ujarnya.

Dinda mendapat telpon dari teman korban pada 2 Februari 2024, sekitar pukul 12.00 WIB. Lalu pada pukul 18.00 WIB, pemilik kontrakan mencoba mengecek kondisi korban di rumah kontrakan yang berlokasi di RT 03 RW 04 Desa Batulayang, Cisarua.

"Saat sampai di lokasi, pintu depan dan pintu samping rumah korban dalam keadaan terkunci," jelas Eddy.

Dinda Rusmana selaku pemilik kontrakan berinisiatif mencari tangga untuk masuk lewat lantai 2 yang terbuka.

Saat masuk ia menemukan MR. X terbaring di lantai kamarnya dalam keadaan tidak memakai pakaian.

"Hidung dan mulut korban mengeluarkan cairan seperti busa dan lendir putih," beber Eddy.

Teka-teki tewasnya WNA di Cisarua Bogor, hidung dan mulut mengeluarkan busa
Teka-teki tewasnya WNA di Cisarua Bogor, hidung dan mulut mengeluarkan busa (Wartakota)

Baca juga: Pesta Arak Berujung Maut, Pria di Nusa Penida Klungkung Tewas Usai Jatuh dari Tebing Diamond Beach

Setelah mengetahui kejadian tersebut, pemilik kontrakan melaporkan kejadian ini kepada RT setempat, yang kemudian diteruskan ke pihak kepolisian.

Piket Pawas Polsek Cisarua, Ipda Buana Adi Putra, bersama anggota lalu meluncur ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Hasil olah TKP sementara ditemukan sisa bekas-bekas makanan yang berjamur di kulkas, serta obat-obatan konsumsi dan botol aerosol serangga (baygon) di kamar korban," ungkapnya.

Meskipun mulut dan hidung korban mengeluarkan cairan seperti busa dan lendir, namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuhnya.

"Kami melibatkan Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Bogor untuk membantu identifikasi korban. Jenazah MR. X akan dikirimkan ke RS POLRI Soekanto untuk pemeriksaan lebih lanjut," tutur Eddy.

Pihak kepolisian juga berencana berkoordinasi dengan perwakilan Konsulat/Dubes Nigeria di Indonesia untuk mengonfirmasi identitas korban.

"Penyelidikan lebih lanjut akan terus dilakukan untuk mengungkap misteri di balik kematian MR. X sehingga diharapkan dapat membawa kejelasan terkait peristiwa tragis ini," tandas Kompol Eddy Santosa.

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (ThinkStock)

Memilukan! Jenazah PSK di Surabaya Ditolak Warga Gegara Idap HIV, Cemas Tertular: Punya 1 Anak

Nasib pilu dialami oleh seorang PSK di Surabaya berinisial ES yang jenazahnya sempat ditolak oleh tetangga karena almarhumah mengidap HIV-AIDS (ODHA).

Jenazah ES sempat tak terurus selama beberapa jam sebelum akhirnya relawan turun tangan.

Diketahui, jenazah perempuan berinisial ES itu meninggal dunia, pada Senin (29/01).

Namun, warga setempat menolak untuk memandikan dan mengafani jenazahnya.

Pemulasaraan jenazah almarhumah ES akhirnya ditangani oleh relawan pendamping ODHA.

Tak ada tetangga yang mau mengurus jenazah PSK tersebut.

Hal itu dikarenakan mereka cemas akan tertularnya HIV-AID.

Baca juga: CURHAT Dokter Rawat Remaja 14 Tahun Positif HIV, Gonta-ganti Pasangan sejak 9 Tahun: Dia Sesak Nafas

Usut punya usut, ES (49) adalah seorang perempuan yang semasa hidupnya bekerja sebagai pekerja seks komersil (PSK).

Dia memiliki seorang putri berusia 12 tahun.

Rini, relawan dari Yayasan Orbit Surabaya, LSM yang bergerak untuk pendampingan korban narkoba dan pengidap HIV-AIDS mengatakan dirinya bersama dua relawan lain, Marwah dan Anies, akhirnya turun tangan mengurus pemulasaraan jenazah ES yang ditolak warga setempat.

Sebagai aktivis pendamping kaum rentan sosial seperti ES, Rini mengatakan ES terdeteksi sebagai ODHA sejak awal Desember 2023 dengan diagnosa awal sakit lambung.

Baca juga: MENYEDIHKAN! Bidan Ini Bacakan Hasil Lab Ibu Hamil, Pasien Positif HIV, Ternyata Tertular Suaminya

ILUSTRASI ibu hamil idap HIV
ILUSTRASI ibu idap HIV (Tribunnews)

"Awalnya dia sakit-sakitan, itu November. Sempat mendapat perawatan di RS Haji dua kali." ujar Rini kepada wartawan di Surabaya, Roni Fauzan, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

"Membaik, pulang, dan harus kontrol lagi dua minggu sekali." lanjutnya.

"Tapi kondisinya semakin menurun, karena seharusnya ada jadwal kontrol di awal Januari tapi tidak berangkat," tukasnya.

"Terus saya mendapat kabar kemarin (29/01), ES meninggal subuh,” jelasnya lagi.

Baca juga: Naudzubillah! LGBT Makin Menjamur, Angka HIV AIDS di Jakarta Meningkat Karena Hubungan Sesama Jenis

Pada Senin (29/01/2023) pukul 9 pagi, Rini mendapat laporan bahwa tidak ada seorang pun yang datang merawat jenazahnya, termasuk modin (petugas sosial laki-laki dan perempuan dalam satu kawasan RW yang khusus mengurusi pernikahan dan kematian warga menurut agama Islam).

"Lho kok bisa? Saya pun akhirnya datang jam 09.30 setelah koordinasi dengan teman [relawan] lainnya. Gak onok uwong blas [tidak ada orang sama sekali].”

“Saya datang minta tolong untuk disiapkan alat memandikan jenazah, baru disiapkan. Itu pun siap dimandikan jam 1 siang", terang Rini.

"Jujur, saya sebagai pendamping ODHA pun masih awam memandikan jenazah. Untungnya ada teman kami Mbak Marwah yang bisa. Saya dan Mbak Anies pun sebisa-bisanya membantu," lanjutnya.

ILUSTRASI GHIV AIDS
ILUSTRASI HIV AIDS (Tribun)

Rini mengungkapkan jenazah ES tidak tertangani begitu lama karena warga, perangkat kampung dan Modin “takut”.

"Alasannya karena takut. Padahal sebagai Modin, pasti sudah mendapatkan pelatihan menangani jenazah, termasuk yang ODHA. Yang melatih ya Dinas Kesehatan. Jadi nggak perlu takut." jelasnya.

"Yang tampak datang di situ lho hanya Modin laki-laki. Setelah selesai dikafani, bersih, Pak Modin dan asistennya inilah yang menyolati dan mendoakan jenazah, sampai di makamnya juga", ujar Rini.

ES pun akhirnya dimakamkan pada pukul 15.00 WIB. Ternyata kejadian ini tak hanya sekali ini saja terjadi.

Rini, yang tinggal tidak jauh dari ES, mengatakan peristiwa serupa sebelumnya pernah terjadi beberapa kali di kampung di Kecamatan Sawahan.

Sebagai konteks, lokasi kampung ini berdekatan dengan eks lokalisasi Dolly dan area pemakaman Kembang Kuning, Surabaya.

"Seperti halnya tahun kemarin. Inisial AS pun nggak ada yang memandikan. Alasannya sama, takut," kata Rini.

Secara terpisah, Heri selaku modin di kampung tempat ES tinggal, mengakui memang kalau masih banyak warga yang merasa takut.

"Ya karena memang penyakit HIV-AIDS itu penyakit yang menakutkan, ya to? Meskipun orangnya meninggal, virusnya ikut mati, tapi hatinya peramut (perawat) jenazah ataupun hatinya masyarakat masih ada ketakutan itu," tutur lelaki yang juga guru mengaji di masjid setempat, Selasa (30/01) sore, kepada wartawan di Surabaya.

"Seringnya kejadian itu. Kemudian di wilayah ini kurang adanya sosialisasi tentang HIV, gitu lho. Jadinya warga dan pekerja-pekerja seksual itu sepertinya kurang mendapatkan sosialisasi. Mendapatkan edukasi itu kayaknya nggak ada," kata Heri.

ILUSTRASI GHIV AIDS
ILUSTRASI GHIV AIDS (Tribun)

Heri menyoroti pekerjaan ES sebagai PSK dan juga maraknya prostitusi di daerah tersebut.

Kampung padat penduduk yang salah satu gangnya terdapat beberapa rumah yang menyewakan kamar bebas tamu dan hanya berjarak satu kilometer dari eks lokalisasi Dolly dan Jalan Jarak, dikatakan Heri, sampai sekarang masih eksis beroperasi.

Meskipun lokalisasi Dolly sendiri sudah ditutup Walikota Tri Rismaharini pada 11 tahun lampau.

"Dari pihak pemerintahnya sendiri, meskipun lokalisasi Dolly dan lainnya sudah tutup, ternyata [di sini] masih ada [praktik prostitusi liar]. Saya katakan ini karena kurang pengawasannya dari Pemkot," kata Heri.

Heri mengeklaim bahwa Modin seperti dia yang merupakan perangkat pekerja sosial yang ditunjuk oleh Dinas Sosial Pemkot Surabaya, masih terus melayani warga sebaik mungkin.

Dia juga mengaku sudah mengetahui prosedur standar untuk menangani jenazah warga yang mengalami sakit seperti AIDS.

"Kami dapatkan ilmunya dari pelatihan dari teman-teman LSM dan modin-modin sebelumnya," paparnya.

"Kami bekerja sama [khusus untuk merawat jenazah perempuan dengan kasus tertentu seperti HIV-AIDS] dengan beberapa LSM." lanjutnya.

"Untuk misalnya jenazahnya warga laki-laki ya kami yang tetap menanganinya. Itu tanggung jawab kami sebagai sesama manusia makhluk Allah," pungkas Heri.

Diolah dari berita tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Warta Kota
Tags:
berita viral hari iniWNAmeninggal duniaCisaruaBogor
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved