Breaking News:

Palestina vs Israel

Bencana Kelaparan di Gaza Semakin Parah, Anak-anak Alami Gizi Buruk, Bisa Berakibat Kematian Massal

Bencana kelaparan di Gaza, Palestina, semakin parah. Banyak anak-anak yang mengalami gizi buruk.

Editor: Eri Ariyanto
Kompas.com
Pengungsi Palestina berkumpul untuk menerima makanan di sekolah negeri di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Bencana kelaparan di Gaza, Palestina, semakin parah. Banyak anak-anak yang mengalami gizi buruk.

Bahkan kelaparan ekstrem itu dikhawatirkan bakal berakibat pada kematian massal.

Pasalnya, pasokan makanan ke beberapa daerah terputus karena pertempuran yang terus berlangsung di Jalur Gaza Palestina.

Baca juga: Peluang Gencatan Senjata di Gaza Jelang Ramadhan, Tiga Negara Ini Masih Terus Upayakan Kesepakatan

Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), yang penilaiannya diandalkan oleh badan-badan PBB mengatakan, 70 persen orang di wilayah utara Gaza menderita kelaparan paling parah.

Pamantau kelaparan global itu menilai lebih dari tiga kali lipat ambang batas 20 persen yang diperkirakan.

IPC mengaku tidak memiliki cukup data mengenai angka kematian, namun diperkirakan penduduk akan mengalami kematian skala kelaparan dalam waktu dekat.

Hal itu yang didefinisikan sebagai dua orang dari setiap 10.000 orang yang meninggal setiap hari karena kelaparan atau kekurangan gizi dan penyakit.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sejauh ini 27 anak-anak dan tiga orang dewasa telah meninggal karena kekurangan gizi.

Pengungsi Palestina berkumpul untuk menerima makanan di sekolah negeri di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024
Pengungsi Palestina berkumpul untuk menerima makanan di sekolah negeri di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024 (Kompas.com)

Baca juga: Krisis Susu Formula dan Makanan di Gaza, Ibu Susah Menyusui, Anak-anak Kurang Gizi, Situasinya Buruk

"Tindakan yang diperlukan untuk mencegah kelaparan memerlukan keputusan politik segera untuk gencatan senjata dan peningkatan akses kemanusiaan dan komersial yang signifikan dan segera kepada seluruh penduduk Gaza," katanya, dikutip dari Reuters pada Selasa (19/3/2024).

Secara keseluruhan, 1,1 juta warga Gaza, atau sekitar separuh jumlah penduduk Gaza mengalami krisis pangan yang sangat parah, dan sekitar 300.000 orang di wilayah tersebut kini menghadapi kemungkinan tingkat kematian akibat kelaparan.

Prospek kelaparan yang disebabkan oleh manusia di Gaza telah menimbulkan kecaman paling keras terhadap Israel dari sekutu Barat sejak negara itu melancarkan perang melawan Hamas menyusul serangan mematikan mereka di wilayah Israel pada 7 Oktober.

"Di Gaza kita tidak lagi berada di ambang kelaparan. Kita berada dalam keadaan kelaparan. Kelaparan digunakan sebagai senjata perang. Israel memprovokasi kelaparan," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada konferensi di Brussels tentang masalah kelaparan.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menjawab bahwa Borrell harus berhenti menyerang Israel dan mengakui hak Israel untuk membela diri terhadap kejahatan Hamas.

Ilustrasi - Anak-anak Palestina mengambil bantuan makanan di Kota Rafah, Gaza, pada 6 Desember 2023. Kelaparan di Gaza disebut memperkuat tuduhan yang disampaikan Afrika Selatan terhadap Israel.
Ilustrasi - Anak-anak Palestina mengambil bantuan makanan di Kota Rafah, Gaza, pada 6 Desember 2023. Kelaparan di Gaza disebut memperkuat tuduhan yang disampaikan Afrika Selatan terhadap Israel. (MOHAMMED ABED / AFP)

"Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza melalui darat, udara, dan laut bagi siapa saja yang bersedia membantu," kata Katz di media sosial X, dan bantuan tersebut diganggu oleh Hamas yang bekerja sama dengan badan bantuan PBB UNRWA.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut laporan IPC sebagai dakwaan yang mengerikan dan mengatakan Israel harus mengizinkan akses penuh dan tidak terbatas ke seluruh wilayah Gaza.

Sementara Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan, dia akan meninjau laporan tersebut dengan hati-hati.

"Jelas status quo tidak dapat dipertahankan. Kita memerlukan tindakan segera sekarang untuk menghindari kelaparan," tegas dia.

Israel, yang pada awalnya mengizinkan bantuan masuk ke Gaza hanya melalui dua pos pemeriksaan di tepi selatan wilayah kantong tersebut, mengatakan pihaknya membuka lebih banyak rute melalui darat.

Selain itu juga mengizinkan pengiriman laut dan pengiriman udara. Perahu pertama yang membawa bantuan tiba minggu lalu.

Badan-badan bantuan mengatakan mereka masih belum mendapatkan pasokan yang cukup atau mendistribusikannya dengan aman, terutama di wilayah utara.

Peluang gencatan senjata di Gaza jelang Ramadhan
Peluang gencatan senjata di Gaza jelang Ramadhan (Kompas.com)

Peluang Gencatan Senjata di Gaza Jelang Ramadhan, Tiga Negara Ini Masih Terus Upayakan Kesepakatan

Beberapa negara seperti Mesir, Amerika Serikat (AS) dan Qatar telah memediasi negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

Hingga kini, mereka masih terus upayakan kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza, Palestina, jelang Ramadhan 2024.

Hal itu juga disampaikan badan intelijen Israel Mossad pada Sabtu (9/3/2024).

Baca juga: Bukti Baru Kebrutalan Israel pada Sandra Palestina: Dipukuli, Dilecehkan Seksualnya, Digigiti Anjing

Harapan untuk gencatan senjata selama bulan suci Ramadhan pun kian meredup.

Dilansir dari Reuters, Kepala Mossad David Barnea bertemu pada Jumat (8/3/2024) dengan mitranya dari AS, Direktur CIA William Burns, untuk mempromosikan kesepakatan yang akan membebaskan para sandera.

Mossad mendistribusikan kabar itu lewat kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

“Kontak dan kerja sama dengan mediator terus berlanjut dalam upaya mempersempit kesenjangan dan mencapai kesepakatan,” kata Mossad.

Israel dan Hamas, kelompok yang menguasai wilayah kantong Palestina, saling menyalahkan atas kebuntuan pembicaraan menjelang Ramadhan, yang dimulai pada atau sekitar 10 Maret.

Sumber Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa delegasi kelompok itu tidak mungkin melakukan kunjungan lagi ke Kairo pada akhir pekan untuk melakukan pembicaraan.

Mesir, Amerika Serikat dan Qatar telah memediasi negosiasi gencatan senjata sejak Januari.

Kesepakatan terakhir menyebabkan penghentian pertempuran selama seminggu pada November, dimana Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera dan Israel membebaskan sekitar tiga kali lebih banyak tahanan Palestina.

Hamas menyalahkan Israel atas kebuntuan dalam perundingan gencatan senjata yang lebih lama dan pembebasan 134 sandera yang diyakini masih ditahan di Gaza.

Hamas mengatakan Israel menolak memberikan jaminan untuk mengakhiri perang atau menarik pasukannya dari wilayah tersebut.

Mossad mengatakan Hamas berusaha sekuat tenaga dan bertujuan untuk meningkatkan kekerasan di wilayah tersebut selama bulan Ramadhan.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas kalah, yang tuntutannya disebut Netanyahu sebagai delusi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023. ()
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023. () (Ohad Zwigenberg/Getty-AFP/chicagotribune)

PM Netanyahu Jatuh Sakit, Israel Tunda Negosiasi Gencatan, Meski Didesak AS Jeda Sebelum Ramadhan

Berbagai negara di dunia terus mengusahakan gencatan senjata di Gaza menjelang bulan suci Ramadhan.

Akan tetapi diberutakan bahwa, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu jatuh sakit.

Hal itu membuat Netanyahu telah membatalkan seluruh agenda dan jadwal kunjungan penting.

Baca juga: Netanyahu akan Serang Rafah, Usir Warga Palestina yang Mengungsi, Joe Biden Sampai Marah: Berlebihan

Informasi ini mencuat setelah media lokal mengungkap bahwa Netanyahu sedang mendapatkan perawatan akibat penyakit influenza yang dideritanya.

Tak hanya Netanyahu, sejumlah staf yang bertugas di kantor Parlemen Israel, Knesset juga terkena flu berat sejak akhir minggu ini.

Laporan tentang kondisi kesehatan PM Netanyahu muncul ketika militer Israel sedang sibuk berperang melawan Hamas di Jalur Gaza.

Imbas penularan penyakit tersebut, seorang pejabat Zionis mengatakan, Netanyahu telah membatalkan seluruh agenda dan jadwal kunjungan penting.

Termasuk dua pertemuan tatap muka yang diadakan pada Minggu (3/3/2024) dan Senin (4/3/2024) kemarin guna membahas persiapan invasi selama Ramadhan, dikutip dari The Times Of Israel.

Baca juga: Netanyahu akan Serang Rafah, Usir Warga Palestina yang Mengungsi, Joe Biden Sampai Marah: Berlebihan

Banyak pihak menilai bahwa isu sakitnya PM Netanyahu karena pimpinan tertinggi di Israel ini tengah berusaha menghindari diskusi mengenai rencana keamanan di Temple Mount atau Kompleks Masjid al-Aqsa selama Ramadan 2024.

Sementara itu, pihak lain menyebut bahwa penyakit flu yang diderita Netanyahu hanya dalih agar bisa mengambil cuti untuk merayakan ulang tahun pernikahannya bersama istrinya, Sara.

Kantor Parlemen Israel Buka Suara

Merespons munculnya isu miring terkait kesehatan PM Benyamin Netanyahu, kantor Parlemen Israel akhirnya buka suara.

Kantor Perdana Menteri langsung menolak berita palsu mengenai kesehatan PM Netanyahu dan bersikeras bahwa ia telah tertular flu musiman.

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu benar–benar tertular flu musiman. Sejumlah besar karyawan juga tertular flu tersebut,” jelas Kantor Perdana Menteri.

Meski harus rehat, tapi ia akan terus menjalankan tugasnya.

Seperti mengambil keputusan, mengadakan konsultasi, memimpin perang, dan mengatur semua urusan negara.

Baca juga: Isi Surat Hamas yang Dikirimkan ke Keluarga Sandera, Bocorkan Kebohongan Pemerintahan Netanyahu

Israel Tunda Negosiasi Gencatan di Gaza

Sementara itu, di tengah memanasnya konflik perang di Gaza, pemerintah Israel justru menunda pengiriman delegasi tingkat tinggi ke Kairo untuk melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata dalam perang melawan Hamas.

Israel telah mengatakan tidak akan mengirim negosiator ke Kairo sampai Hamas memberikan daftar sandera Israel yang ingin dibebaskan.

Pemerintah PM Netanyahu juga ingin mengetahui kondisi mereka dan berapa banyak yang masih hidup.

Meski Israel menolak tawaran gencatan senjata, tapi AS bersikeras akan terus mengusahakan terjadinya kesepakatan gencatan senjata dan jeda pertempuran sebelum bulan suci Ramadhan.

Pakar PBB Usul Sanksi Israel

Persekutuan G7 mulai dukung pembentukan negara Palestina, Israel terancam ditinggalkan setelah didesak hentikan perang
Persekutuan G7 mulai dukung pembentukan negara Palestina, Israel terancam ditinggalkan setelah didesak hentikan perang (cfr / Arab News)

Merespons penolakan gencatan senjata yang dilakukan Netanyahu, Pelapor Khusus Hak atas Pangan PBB, Michael Fakhri menyerukan pemberlakuan sanksi untuk Israel.

Melalui cuitan di akun medsos X, Fakhri meminta sejumlah pihak untuk menjatuhkan saknsi ke Israel.

Langkah ini perlu dilakukan lantaran sanksi bisa menjadi satu-satunya cara untuk mencapai gencatan senjata permanen di Gaza.

“Satu-satunya cara untuk mengakhiri atau pun mencegah kelaparan ini adalah segera diberlakukan gencatan senjata. Dan satu-satunya cara untuk mencapai gencatan senjata dengan menjatuhkan sanksi kepada Israel,” katanya Fakhri, dikutip dari Wafa.

(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)

Tags:
kelaparanGazaPalestinaIsrael
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved