Breaking News:

Pilkada 2024

Survei Calon Bupati Lamongan 2024, Elektabilitas Yuhronur Unggul Telak dari Suhandoyo & Abdul Ghofur

Berikut hasil survei elektabilitas terbaru Calon Bupati Lamongan 2024.

Editor: Eri Ariyanto
Antara
CEO Proximity Whima Edy Nugroho memaparkan hasil survei untuk Pilkada Lamongan 2024 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut hasil survei elektabilitas terbaru Calon Bupati Lamongan 2024.

Hasil survei Calon Bupati Lamongan terbaru itu dirilis oleh Lembaga survei Proximity Indonesia.

Dalam hasilnya, elektabilitas petahana Bupati Lamongan Yuhronur Efendi masih menjadi yang tertinggi dengan 40,7 persen dibanding para pesaingnya.

Baca juga: Sosok Abdul Halim, Anak Buah Jokowi & Orang Dekat Cak Imin, Potensi Lawan Khofifah di Pilgub Jatim

CEO Proximity Whima Edy Nugroho, di Surabaya, Senin, mengatakan tingginya perolehan angka keterpilihan pada survei tersebut dipengaruhi oleh popularitas petahana Bupati Lamongan.

"Tokoh lain memang sering disebut masyarakat tetapi tidak semasif 'Pak Yes' (Yuhronur Efendi)," ujarnya.

Data dari Proximity Indonesia mencatat lima tokoh dengan tingkat popularitas tertinggi, yakni Bupati Yuhronur Efendi mencapai 98,50 persen, disusul Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf 88,50 persen, Suhandoyo 72,40 persen, Nasyirul Fallah 37,50 persen, dan Abdul Ghofur 37,20 persen.

Dia menyebut bahwa tingginya angka popularitas Yuhronur Efendi memberikan dampak pada perolehan elektabilitasnya pada survei ini.

"Selama ini beliau posisinya adalah bupati otomatis sorotan media dan publik ke dia," ujarnya.

CEO Proximity Whima Edy Nugroho memaparkan hasil survei untuk Pilkada Lamongan 2024
CEO Proximity Whima Edy Nugroho memaparkan hasil survei untuk Pilkada Lamongan 2024 (Antara)

Baca juga: 2 Hasil Survei Elektabilitas Pilgub Jabar, Bima Arya Masih Sulit Saingi Ridwan Kamil & Dedi Mulyadi

Data lainnya, seperti di dalam simulasi 12 nama, elektabilitas dari Yuhronur berada di angka 41,8 persen.

Kemudian nama lainnya, yakni Suhandoyo 18,1 persen, Abdul Ghofur 9,5 persen, Kartika Hidayati 6,0 persen, dan Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah 3,4 persen.

Selain itu, Ahmad Sandy dengan elektabilitas 1,3 persen, Khusnul Yakin 1,0 persen, Abdul Rouf 1,0 persen, Debby Kurniawan 0,9 persen, dan Raden Imam Mukhlisini 0,8 persen. Masih terdapat 16,1 persen responden belum menentukan pilihan.

Hasil serupa juga muncul pada simulasi 6 nama, elektabilitas Yuhronur Efendi masih tertinggi dengan 42,5 persen, Suhandoyo 17,4 persen, Abdul Ghofur 8,1 persen, Ahmad Sandy 1,5 persen, Abdul Rouf 1,1 persen, dan Khusnul Yakin 0,7 persen. Masih ada 28,7 persen responden belum menentukan pilihan.

Meski memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi, Whima menyatakan bakal calon bupati lainnya masih berpotensi mengungguli petahana.

"Peluang masif tetap ada menyaingi 'Pak Yes' tetapi butuh kerja keras dalam sosialisasi agar elektabilitasnya terdongkrak," ucap dia.

Survei yang dilakukan oleh Proximity Indonesia dilaksanakan pada 31 Mei hingga 7 Juni 2024.

Total 1.000 responden dari 27 kecamatan di Kabupaten Lamongan sedangkan metode multistage random sampling, margin of error lebih kurang 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

3 Nama Teratas di Survei Elektabilitas Pilgub Jatim versi ARCI, Khofifah Hadapi 2 Lawan Terberatnya

Khofifah Indar Parawansa telah terjun kembali di Pilkada Jawa Timur sebagai petahana.

Pada pencalonannya ini, Khofifah Indar Parawansa kembali didampingi oleh Emil Dardak.

Emil Dardak juga pernah menjadi wakil Khofifah pada periode sebelumnya.

Dilihat, kekuatan Khofifah begitu kuat di Pilgub Jatim sampai-sampai belum ada sosok yang bisa menyainginya.

Namun, lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) telah merilis angka elektabilitas Pilgub Jawa Timur dan menemukan sejumlah nama-nama yang kemungkinan bisa jadi lawan terberat Khofifah.

Angka elektabilitas Khofifah Indar Parawansa hingga saat ini masih relatif kuat di bursa calon gubernur untuk Pilgub Jatim 2024.

Namun dalam survei terbaru yang digelar Lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI), kini bermunculan nama baru yang dinilai potensial menjadi penantang Khofifah.

Baca juga: Survei Serchi Borneo Indonesia, Elektabilitas Edi Damansyah dan Rendi tak Terkejar di Pilkada Kukar

Survei ARCI digelar pada rentang 1-10 Mei 2024 dengan melibatkan 1.200 responden di Jawa Timur.

Adapun survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error di angka 2,8 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Baca juga: Elektabilitas Khofifah Tak Tertandingi, PKS dan PKB Siapkan Lawan Sepadan, Bakal Usung Cak Imin?

Survei tersebut bertajuk 'Meneropong Lawan Khofifah'.

Direktur ARCI Baihaki Sirajt dalam paparannya menjelaskan, elektabilitas Khofifah masih unggul dalam survei terbaru tersebut.

Dalam sejumlah simulasi nama, Khofifah sebagai petahana unggul dari sejumlah nama lain yang turut berpeluang maju.

Misalnya dalam simulasi enam nama, elektabilitas Khofifah berada di angka 42,1 persen.

Dia unggul dari Anwar Sadad, Ketua Gerindra Jatim yang memiliki angka 13,8 persen.

Bupati Sumenep yang juga kader PDI Perjuangan Achmad Fauzi dengan elektabilitas 11,2 persen.

Selanjutnya Ketua Golkar Jatim M Sarmuji dengan 10,9 persen, Mantan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar 10,7 persen, kemudian Menaker RI Ida Fauziyah 9,2 persen.

"Namun, masih ada 2,1 persen responden yang tidak tahu/tidak menjawab," kata Baihaki, Rabu (15/5/2024).

Keunggulan Khofifah pun meningkat dalam simulasi tiga nama.

Yakni elektabilitas Ketua Umum PP Muslimat NU itu hampir menyentuh 50 persen tepatnya 49,3 persen.

"Elektabilitas Khofifah dibanding Maret 2024 ketika kami survei, angkanya terus meningkat di bulan Mei 2024 ini," ungkap Baihaki.

Sementara itu, kemunculan nama KH Marzuki Mustamar cukup menyita perhatian dalam survei ARCI ini.

Sebab, Kiai Marzuki yang mantan Ketua PWNU Jatim itu masuk di bursa cagub bersama para ketua partai dan kepala daerah.

Baca juga: PKB Beri Sinyal Usung Marzuki Mustamar di Pilgub Jatim, Sengaja Cari Kader NU untuk Lawan Khofifah?

Bahkan, elektabilitasnya cukup potensial.

Baihaki menjelaskan pihaknya sengaja memotret potensi Kiai Marzuki salah satunya karena muncul dari responden yang berafiliasi ke PKB.

Dibanding tokoh internal PKB, elektabilitas Kiai Marzuki dinilai cukup mumpuni untuk ditarungkan dengan Khofifah.

Apalagi, PKB sudah hampir pasti menjadi kubu penantang Khofifah.

Dalam analisa Baihaki, Kiai Marzuki potensial jika diusung oleh PKB, PKS dan NasDem lantaran tiga partai ini belum menentukan pilihan di Pilgub Jatim 2024.

"Kiai Marzuki bisa jadi alternatif penantang Bu Khofifah," jelas Baihaki, seperti dilansir TribunJatim.com di artikel berjudul Hasil Survei ARCI: Kiai Marzuki Mustamar Potensial Jadi Penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024. https://jatim.tribunnews.com/2024/05/15/hasil-survei-arci-kiai-marzuki-mustamar-potensial-jadi-penantang-khofifah-di-pilgub-jatim-2024

Profil KH Marzuki Mustamar

Melansir laman pwnujatim.or.id, Kamis (4/1/2024), KH Marzuki Mustamar lahir di Blitar, 22 September 1966 dari orangtua Kyai Mustamar dan Nyai Siti Jainab.

Ia dikenal memiliki penampilan yang sederhana dan tidak pernah neko-neko.

Karena begitu sederhananya, kadang orang tidak mengira bahwa beliau adalah seorang kyai.

Namun, di balik kesederhanaannya, tersimpan lautan ilmu yang begitu luas.

PKB beri sinyal usung Marzuki Mustamar di Pilgub Jatim
PKB beri sinyal usung Marzuki Mustamar di Pilgub Jatim (TribunTimur)

Gaya bicara Marzuki yang tegas dan lugas menjadi salah satu ciri khas.

Sejak kecil, Marzuki dibesarkan dan dididik oleh kedua orang tua dengan disiplin ilmu yang tinggi, belajar Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama.

Selain dididik disiplin ilmu yang tinggi, sejak kecil, ia juga dididik tentang kemandirian agar memiliki etos kerja yang tinggi dengan cara memelihara kambing dan ayam petelur.

Saat duduk di kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah sampai sebelum belajar di Malang, anak kedua dari delapan bersaudara ini mulai belajar ilmu nahwu, shorof, tasawuf dan ilmu fikih kepada Kyai Ridwan dan Kyai-Kyai lain di Blitar.

Sejak SMP, Marzuki diminta mengajar Al-Qur’an dan kitab-kitab kecil lainnya kepada anak-anak dan tetangga beliau.

Pada usia yang masih belia tersebut, beliau sudah mengkhatamkan dan faham kitab Mutammimah pada saat kelas 3 SMP.

Selepas dari SMP Hasanuddin, ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tlogo Blitar.

Marzuki muda merupakan sosok pemuda yang beruntung sebab sudah mendalami ilmu agama ke beberapa orang kiai di Blitar, seperti Kiai Hamzaj, Kiai Abdul Mudjib dan Kiai Hasbullah Ridwan.

Setamat dari MAN Tlogo pada tahun 1985, Marzuki melanjutkan jenjang pendidikan formalnya di IAIN (sekarang UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang, yang waktu itu masih merupakan cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Untuk menambah ilmu agama, ia yang juga Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Malang ini nyantri kepada KH A Masduki Machfudz di Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono.

Mengetahui kecerdasan dan keilmuan Marzuki yang di atas rata-rata santrinya yang lain, akhirnya Kiai Masduki memberi amanah kepada Marzuki untuk membantu mengajar di pesantrennya, meskipun saat itu Marzuki masih berusia 19 tahun.

“Saat itu saya diminta untuk mengajar kitab Fathul Qorib bab buyuu’ (jual-beli),” Kenang kyai yang juga Dosen Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini.

Pada tahun 1994, KH Marzuqi Mustamar memulai hidup baru dengan menikahi salah seorang santriwati Pondok Nurul Huda yang bernama Saidah.

Sang istri merupakan putri Kyai Ahmad Nur yang berasal dari Lamongan. Dengan Saidah, Marzuki memiki 7 anak.

Selang satu bulan setelah menikah, Marzuki bersama istri mencoba mengadu nasib ke daerah Gasek, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang.

Di rumah barunya di Gasek itulah, Marzuki mendapat banyak santri hingga berkembang menjadi pesantren Sabilurrosyad.

Selain sibuk membimbing para santri, ia juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Bahasa Arab Universitas Islam Malang.

KH Marzuki Mustamar juga aktif di berbagai organisasi keagamaan di antara sebagai Ketua Tanfidiyah PCNU Kota Malang dan anggota Komisi Fatwa MUI Kota Malang.

Kedalaman ilmunya sangat dirasakan oleh umat.

Sebagai contoh Marzuki menyusun sebuah kitab, tentang dasar-dasar atau dalil-dalil amaliyah yang dilakukan oleh warga Nahdhiyyin.

Bahkan, Kiai Baidhowi, Ketua MUI Kota Malang memberi julukan “Hujjatu NU” kepada Marzuki.

“Kalau Imam al-Ghozali dikenal sebagai Hujjatul Islam, maka Kyai Marzuki ini Hujjatu NU” Demikian pernyataan Kiai Baidhowi dalam beberapa kesempatan, seperti dilansir Kompas.com.

(TribunNewsmaker.com/Antara)

Sumber: Antara
Tags:
Pilkada 2024Yuhronur EfendiSuhandoyoAbdul GhofurLamongan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved