Breaking News:

PPG Kemenag 2025

PPG PAI Kemenag 2025 - Cara Mengisi Tugas Mandiri Modul PPP Topik 1-8: Analisis hingga Pengembangan

Inilah cara mengisi Tugas Mandiri Modul PPP Topik 1-8, analisis capaian pembelajaran hingga Pengembangan Modul Project P5/PPRA.

Freepik @tirachardz
PPG KEMENAG - Inilah cara mengisi Tugas Mandiri Modul PPP Topik 1-8, analisis capaian pembelajaran hingga Pengembangan Modul Project P5/PPRA. 

Selain itu, kurangnya integrasi konteks kekinian dalam materi PAI dapat membuat peserta didik menganggap ajaran Islam sebagai sesuatu yang kaku dan tidak relevan dengan kehidupan mereka. 

Miskonsepsi juga bisa muncul akibat penyajian materi yang hanya berfokus pada satu perspektif atau mazhab tanpa mengenalkan keragaman pemahaman dalam Islam.

Topik 3: Pengembangan Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran

Seringkali terjadi miskonsepsi dalam memahami perbedaan mendasar antara pendekatan, metode, dan strategi. Pendekatan yang seharusnya menjadi payung filosofis seringkali tertukar dengan metode yang merupakan langkah-langkah konkret pelaksanaan pembelajaran. 

Selain itu, anggapan bahwa satu metode pembelajaran lebih unggul dari yang lain juga merupakan miskonsepsi. Padahal, efektivitas metode sangat bergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan materi yang diajarkan. 

Kurangnya pemahaman tentang implementasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik juga dapat menyebabkan miskonsepsi, di mana guru masih mendominasi proses pembelajaran meskipun menggunakan istilah-istilah modern.

Baca juga: Cara Isi Tugas Refleksi Profesional Modul Guru Madrasah Ibtidaiyah, PPG Kemenag 2025, Instruksi 1-5

PPG KEMENAG 2025 - Inilah contoh Tugas Refleksi Profesional Modul Guru Madrasah Ibtidaiyah.
PPG KEMENAG 2025 - Inilah contoh Tugas Refleksi Profesional Modul Guru Madrasah Ibtidaiyah. (Kolase Tribunnewsmaker.com/ Freepik)

Topik 4: Pengembangan Alat Peraga, Media dan Teknologi Pembelajaran

Miskonsepsi dalam topik ini sering berkisar pada anggapan bahwa penggunaan teknologi secara otomatis meningkatkan kualitas pembelajaran. Padahal, efektivitas media sangat bergantung pada kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan bagaimana media tersebut diintegrasikan dalam proses pembelajaran. 

Selain itu, kurangnya pemahaman tentang prinsip-prinsip desain media pembelajaran yang efektif dapat menyebabkan penggunaan media yang justru membingungkan atau tidak menarik bagi peserta didik. 

Ketergantungan yang berlebihan pada satu jenis media juga dapat menjadi miskonsepsi, padahal variasi media dapat mengakomodasi gaya belajar yang berbeda.

Topik 5: Pengembangan Asesmen Pembelajaran

Salah satu miskonsepsi terbesar dalam asesmen adalah hanya berfokus pada asesmen sumatif berupa tes tertulis dan mengabaikan asesmen formatif yang lebih kaya informasi tentang proses belajar peserta didik. 

Selain itu, kurangnya pemahaman tentang bagaimana merancang instrumen asesmen yang valid dan reliabel dapat menghasilkan data yang tidak akurat tentang pencapaian belajar. 

Miskonsepsi lain adalah menganggap hasil asesmen hanya sebagai angka atau nilai akhir tanpa memanfaatkannya untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan merancang perbaikan pembelajaran. 

Ketidakpahaman tentang perbedaan antara penilaian sikap dan penilaian pengetahuan/keterampilan dalam konteks nilai-nilai Islam juga sering terjadi.

Topik 6: Pengembangan Evaluasi Pembelajaran

Miskonsepsi dalam evaluasi pembelajaran seringkali muncul akibat kurangnya pemahaman tentang perbedaan antara asesmen dan evaluasi. 

Evaluasi bersifat lebih luas dan melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber untuk menilai efektivitas seluruh proses pembelajaran, bukan hanya hasil belajar peserta didik. 

Selain itu, anggapan bahwa evaluasi hanya dilakukan di akhir program juga merupakan miskonsepsi. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
PPGKemenag2025PAIPPPTugas Mandiri
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved