Breaking News:

Berita Viral

Sosok R, Dalang di Balik Pembunuhan Diplomat Muda Arya Daru di Jakarta Selatan?

Diplomat muda ditemukan tewas dengan leher dilakban. Sosok ‘R’ muncul sebagai teka-teki utama.

|
Editor: Eri Ariyanto
TribunNewsmaker.com | Kolase Facebook dan Ist
DUGAAN PELAKU PEMBUNUHAN - Dalam informasi yang beredar, Arya dibunuh oleh sosok R, yang merupakan mantan kolega diduga punya relasi dengan oknum mafia diplomatik. 

HP

Luka Lebam

Tas

Fakta baru terungkap dalam kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan alias ADP (39).

Ternyata ponsel milik Arya sudah ditemukan.

Ponsel tersebut berada di dalam tas ransel milik ADP di rooftop gedung Kemlu.

Ponsel Arya ikut disorot karena besar kemungkinan bisa menjadi kunci untuk menentukan penyebab kematiannya.

Arya ditemukan tewas di kamar kosnya. 

Kondisi jasad Arya tertutup selimut. Sedangkan kepala hingga leher terlilit lakban kuning.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (28/7/2025), Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menyampaikan bahwa salah satu temuan penting adalah sebuah ponsel yang sebelumnya tidak disebutkan hilang. 

Ponsel ini ternyata berbeda dengan ponsel pribadi ADP yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya. 

Ponsel tambahan ini masih terhubung ke laptop korban.

"Ditemukan ada handphone lain dan ditemukan juga beberapa device," ujar Reonald dalam program Berita Utama Kompas TV, Minggu (27/7/2025). 

Selain ponsel, penyidik juga menemukan laptop milik ADP. 

Dari laptop tersebut, diketahui bahwa aplikasi WhatsApp masih terhubung dengan ponsel korban. 

Hal ini memudahkan penyidik dalam menelusuri komunikasi terakhir ADP. 

"WA (WhatsApp) yang ada di HP korban dan yang ada di laptop connect. Itu agak sedikit mempermudah penyidik melakukan penyidikan," jelas Reonald. 

Luka Lebam

Sangat rapi, namun tak ada kejahatan yang sempurna.

Inilah fakta baru kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan.

Mayatnya ditemukan di kamar kos dengan kondisi kepala sampai leher terbalut lakban kuninng.

Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS, Nasir Djamil mengungkap fakta baru.

Menurut Nasir, pada tubuh Arya Daru itu ditemukan beberapa lebam.

Hal itu berdasarkan foto-foto yang ia terima mengenai kondisi jenazah Arya Daru.

Nasir menduga kalau Arya Daru bukan meninggal dunia karena keinginan sendiri, melainkan dibunuh.

Namun ia mengatakan kalau tidak ada kejahatan yang sempurna.

"Sangat rapi sebenarnya pelaku itu, karena terkunci dari dalam, kemudian dilakban. Bahkan saja juga dapat foto-foto terkait dengan kondisi korban," kata Nasir Djamil dikutip dari Kompas TV, Senin (28/7/2025).

Menurut Nasir, pada foto-foto yang ia terima, ada beberapa lebam di tubuh Arya Daru.

"Di mana seluruh jarinya itu berwarna biru, kemudian ada lebam di leher, ada lebam di pangkal tangan," ungkap Nasir.

Sehingga ia pun meyakini kalau Arya Daru meninggal dunia karena dibunuh.

"Itu menyebabkan spekulasi atau isu-isu terkait dengan korban bahwa bunuh diri dan sebagainya, itu menurut saya sangat tidak masuk akal," tegas dia.

Ia pun mengatakan kalau kasus ini menjadi tantangan sekaligus pembuktian bagi institusi Polri.

"Untuk itu sekali lagi, SCI menjadi sangat penting dilakukan oleh kepolisian untuk mengungkap misteri tadi itu," katanya.

Nasir mengungkap, beberapa lebam yang ada pada tubuh Arya Daru itu merupakan bukti adanya kekerasan fisik.

"Foto-foto itu masih ada sama saya, itu sepertinya ada kekerasan fisik yang dialami oleh korban dan itu menunjukkan bahwa tidak mungkin itu dilakukan sendiri, dan tidak mungkin kemudian tidak ada orang yang melakukannya," beber Nasir lagi.

Menanggapi hal itu, Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim juga mengaku sudah melihat foto-foto yang dimaksud oleh Nasir.

Namun ia tak bisa menyimpulkan apakah lebam itu merupakan sebab kekerasan atau bukan.

"Sebagian ada (lebam), apakah itu karena sebab kekerasan tentu ahli kedokteran forensik yang bisa menjelaskan," ungkap Yusuf Wasyim.

Ia pun menegaskan bahwa hal itu hanya bisa dijelaskan oleh ahli kedokteran forensik.

"Tentu ahli kedokteran forensik yang bisa menjelaskan. Itu ciri-ciri memar apakah kekerasan, apakah setiap memar itu kekerasan, itu kan yang tahu kedokteran forensik," bebernya.

Yusuf pun menyinggung soal rekaman CCTV yang memperlihatkan Arya Daru di rooftop Kemlu.

"Hanya kan ada CCTV yang almarhum ada di rooftop Kemlu, itu diduga dalam rentang waktu istri tidak bisa menghubungi almarhum," katanya.

Jika kemungkinan Arya Daru tewas dibunuh, kata dia, ada rentang waktu mulai dari pukul 21.00 WIB hingga tiba di kosan.

"Dalam rentang waktu bisa saja apakah dia itu dilakukan tindak pidana yang kaitannya racun atau apa, itu bisa saja. Kami saat melihat TKP memang meminta pendalaman dengan cermat dan teliti tentang rentang waktu itu," jelasnya.

Sehingga untuk saat ini, kata dia, masih belum disimpulkan penyebab kematian Arya Daru.

"Kami belum bisa menyimpulkan, nanti apabila ada celah ke arah sana (pidana), tentu kesimpulan lain akan gugur," jelasnya.

Tas ditemukan

Tas ransel yang dibawa ADP sebelum kematiannya ditemukan di rooftop Gedung Kemlu, tepatnya di lantai 12 di samping tangga darurat. 

Sebelumnya, ADP terekam CCTV berada di rooftop selama 1 jam 26 menit sambil membawa tas dan kantong belanja. 

Saat ia turun, tas tersebut sudah tidak terlihat bersamanya. 

"Tim penyelidik langsung mencari dan menemukan tas itu di atas. Di lantai 12, di samping tangga lantai 12," ungkap Reonald. 

Yang mengejutkan, dalam tas tersebut terdapat sejumlah barang, termasuk dokumen rekam medis ADP dari salah satu rumah sakit umum di Jakarta bertanggal 9 Juni 2025. 

Meski begitu, Reonald tidak merinci isi dokumen tersebut. 

(TribunNewsmaker.com/TribunJateng.com)

Tags:
Arya DarudiplomatJakarta Selatanpembunuhan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved