Pakar HAM Nilai Aktivitas Arya Daru di Rooftop Karena Ketakutan Dibuntuti, Minta Polisi Tak Gegabah
Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan Hak Asasi Manusia (HAM), Nicholay Aprilindo, memiliki padangan yang berbeda terkait kasus Arya Daru
Editor: galuh palupi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan Hak Asasi Manusia (HAM), Nicholay Aprilindo, memiliki padangan yang berbeda terkait kasus kematian diplomat Arya Daru Pangayunan.
Berbeda dari polisi yang menyimpulkan tidak ada tindak pidana di kasus ini, Nicholay Aprilindo justru sebaliknya.
Ia menyoroti aktivitas Arya Daru di rooftop kantor Gendung Kemenlu sebelum ditemukan meninggal.
Nicholay menilai bahwa saat di rooftop, Arya merasa ketakutan dan seolah ingin memastikan bahwa dirinya tidak dikuntit.
"Dalam pengungkapan kasus ini harusnya penyelidikan itu secara komprehensif," ujar Nicholay dalam dialog yang diunggah kanal YouTube SindoNews, Rabu (30/7/2025).
"Masalah di rooftop itu, saya melihat almarhum ini bukan dia mau bunuh diri," tambahnya.
Baca juga: Dugaan Asmara Terlarang di Kematian Arya Daru, Kecurigaan Istri, Misteri Sosok Vara, Polisi: Privasi
"Ada rasa ketakutan. Dia ingin memastikan karena dia merasa dibayang-bayangi atau diikuti oleh seseorang atau beberapa orang. Sehingga mau tidak mau dia harus menyelamatkan diri masuk ke kantornya dan dia naik dari atas untuk melihat ke bawah," jelas Nicholay.
"Apakah orang-orang yang membuntuti dia itu ada atau tidak? Bukan dia mau bunuh diri," imbuhnya.
Nicholay pun menegaskan bahwa ada indikasi tindak pidana di balik kematian Arya Daru Pangayunan dan polisi tidak boleh gegabah dalam mengambil kesimpulan tidak ada tindak pidana atau bunuh diri.
"Ada tindak pidana. Bukan tidak ada tindak pidana ini. Jangan gegabah kita dalam menyimpulkan sesuatu. Penyelidikan belum selesai sudah disimpulkan, ini gegabah sekali dan sangat prematur ini kalau saya boleh katakan," jelas Nicholay.
Kemudian, Nicholay menegaskan bahwa aktivitas Arya di rooftop gedung Kemenlu RI bukan upaya percobaan untuk bunuh diri, tapi justru malah ingin menyelamatkan diri dari orang lain yang membuntutinya.
Sebab, Nicholay memandang bahwa Arya justru seolah terlihat sedang melihat situasi dengan menengok-nengok keadaan dari rooftop.
Nicholay juga menilai, tindakan bunuh diri dengan melakban kepala sendiri adalah hal yang hampir mustahil.
"Dia ingin memastikan bahwa di bawah sana orang-orang itu ada atau tidak yang membuntuti dia," ujar Nicholay.
"Kalau dia mau bunuh diri, begitu sudah punya niat untuk bunuh diri, dia lompat dari situ. Gak perlu lagi dia nengok-nengok. Apalagi bunuh diri dengan melakban kepalanya dia sendiri, hidungnya sendiri. Ini ada tindak pidana, bukan tidak ada tindak pidana," tandasnya.
Sumber: Tribunnews.com
| Mahfud MD Tak Percaya KPK Sudah Selidiki Dugaan Korupsi Whoosh Sejak Awal 2025: Kinerjanya Buruk |
|
|---|
| Jokowi Sebut Proyek Whoosh Tak Cari Laba, Menkeu Purbaya Singgung Misi Regional: Ada Betulnya Juga |
|
|---|
| Ketua DPRD Klaten Ajak Pemuda Jadi Ujung Tombak Pembangunan Daerah di Momen Sumpah Pemuda 2025 |
|
|---|
| Peringati HUT ke-75, Wabup Klaten Benny Ajak DPRD Perkuat Kolaborasi Bangun Daerah |
|
|---|
| HUT ke-75 DPRD Klaten Diwarnai Aksi Sosial dan Kepedulian Lingkungan |
|
|---|