Berita Viral
Curhat Prada Lucky Sebulan Sebelum Tewas, Dipukuli Senior, Tak Cerita ke Ibu, Kakak: Takut Kepikiran
Sebulan sebelum tewas, Prada Lucky sempat curhat ke sang kakak, sering dipukuli, tak berita cerita ke mamanya.
Editor: ninda iswara
Ia meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) di RSUD Aeramo setelah disiksa oleh seniornya.
Kini empat anggota TNI ditetapkan sebagai tersangka atas kematian Prada Lucky Namo.
Keempat tersangka itu yakni Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS, dan Pratu ARR.
Sementara 16 anggota TNI lainnya masih dalam pemeriksaan oleh tim penyidik.
"Saat ini dari sejumlah personel yang diperiksa baik terduga pelaku maupun saksi-saksi, sementara oleh penyidik Pomdam IX/Udayana sudah ditetapkan empat tersangka dan dilaksanakan penahanan di Subdenpom IX/1-1 di Ende," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana kepada wartawan, Minggu (10/8/2025).
Ternyata Ada Korban Selamat
Terdapat satu korban selamat terkait kasus tewasnya prajurit Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
Hal ini dikonfirmasi Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana.
Prada Lucky adalah seorang prajurit TNI AD berusia 23 tahun yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere, Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Ia meninggal dunia pada 6 Agustus 2025 setelah diduga mengalami penganiayaan brutal oleh seniornya.
Sementara, Kadispenad Brigjen Wahyu mengungkapkan saat ini korban yang selamat tersebut saat ini dalam keadaan sehat.
"Baik, untuk yang korban betul memang ada satu lagi, tapi kondisinya baik, kondisinya sehat," kata Wahyu saat ditemui di Markas Besar TNI Angkatan Darat pada Senin (11/8/2025).
"Artinya kan seperti yang saya sampaikan tadi prajurit kan kondisinya beda-beda dan pembinaan yang diberikan itu tidak untuk satu orang saja, pembinaan itu diberikan kepada beberapa prajurit," kata Wahyu yang tidak menjelaskan identitas prajurit yang selamat itu.
Brigjen Wahyu, Alumni Akademi Militer (Akmil) 1998 dari Korps Infanteri tersebut, juga menegaskan baik pembinaan maupun latihan kepada prajurit itu harus betul-betul dilaksanakan dengan keras, namun bukan dengan kekerasan.
Maksudnya dilaksanakan dengan keras, jelas Wahyu, sesuai dengan teori, taktik, buku petunjuk, dan metodenya.
Sehingga, pembinaan itu membuat prajurit itu betul-betul memiliki kemampuan perorangan, maupun kemampuan tim yang baik dan mendukung pelaksanaan tugasnya.
Sumber: Bangka Pos
Tangis Erika Frantzve Istri Politisi Charlie Kirk yang Ditembak Mati, Curhat di IG: Dunia Ini Kejam |
![]() |
---|
Harjo Sutanto Pendiri Wings Group Wafat, Satu Anaknya Bernasib Pilu, Meninggal Jadi Korban Kebakaran |
![]() |
---|
Dituding TNI Ancam Pertahanan Siber, Ferry Irwandi Tak Gentar Dipenjarakan: Aku Bukan Pengecut! |
![]() |
---|
Sosok Abenk Marco, Aktor Preman Pensiun yang Justru Dipersulit Saat Bangun Masjid di Tanah Kelahiran |
![]() |
---|
Sosok Dave Laksono, Anggota DPR RI yang Dikritik Pedas Ferry Irwandi karena Putusan MK |
![]() |
---|