Pengakuan Sambo Sempat Tanya Siapa Bernyali Menembak Mati, Bripka RR Tak Mau, Bharada E Mengangguk

Editor: galuh palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bharada E cerita detik-detik Brigadir J dihabisi. Jongkok di depan Ferdy Sambo.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Timsus Bareskrim Polri mengungkap pengakuan Ferdy Sambo tentang apa yang terjadi saat eksekusi penembakan Brigadir J dilakukan.

Menurut Ferdy Sambo, dirinya sempat bertanya pada Bripka RR dan Bharada E sebelum mengeksekusi Yosua.

Ferdy Sambo bertanya siapa di antara Bripka RR dan Bharada E yang punya nyali untuk menembak mati Brigadir J.

Ternyata Bripka RR mengaku tidak berani, sedang Bharada E mengangguk.

Akhirnya Bharada E diperintahkan menembak Brigadir J yang saat itu dalam keadaan berlutut dan tak berdaya di depan Irjen Ferdy Sambo.

"Jadi kejadian di Magelang sesuai pemeriksaan yang disampaikan Dirtipidum, telah terjadi peristiwa yang membuat tersangka FS itu sangat marah. Karena telah melukai dan mencederai harkat martabat keluarga. Ini dari hasil pemeriksaan Ibu PC, yang disampaikan tersangka FS (Ferdy Sambo," jelas Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo dalam tayangan di akun YouTube TV One yang dilihat Wartakotalive.com, Senin (15/8/20220.

Baca juga: TUGASNYA Jadi Ajudan, Tapi Brigadir J Rela Lakukan Ini Demi Anak Sambo, Putri Pede Pamerkan Buktinya

Bharada E cerita detik-detik Brigadir J dihabisi. Jongkok di depan Ferdy Sambo. (Tribunnews/ Facebook)

Menurut Dedi, dari pengakuan Ferdy Sambo ia marah dan emosi setelah mendengar dari laporan istrinya Putri Candrawathi atau PC.

Oleh karenanya, pada saat itu juga diminta untuk segera kembali dari Magelang. Sebab Ferdy Sambo sudah lebih dulu kembali ke Jakarta dari Magelang.

Mereka kemudian tiba di rumah pribadi di Jalan Saguling, dan ada berbagai kegiatan dilakukan di sana diantaranya tes PCR.

"Usai dari Saguling, Bharada E, Brigadir RR, dan KM serta korban Brigadir J menuju ke TKP Duren 3. Dari hasil pemeriksaan, karena tersangka FS ini sudah sangat marah sekali dan tak bisa mengendalikan emosinya. FS bertanya kepada RR dan Bharada E, mempertanyakan siapa yang punya mental menembak," ungkapnya.

"Karena yang punya mental menembak adalah Bharada E, pada saat itu juga diperintahkan Bharada E menembak Brigadir J di lokasi Duren 3," kata Dedi.

Motif dari peristiwa ini, kata Dedi Prasetyo, Ferdy Sambo mengatakan sangat marah sekali karena Brigadir J sudah melukai harkat martabat keluarga FS.

Brigadir J disebut Bharada E sempat bertengkar dengan Bripka RR (Kolase Tribunnewsmaker)

"Ini yang membuat marah sekali, sehingga melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J," kata Dedi.

Terkait apakah ada pertanyaan dari Brigadir R dan Bharada E ke Ferdy Sambo, kenapa harus menembak Brigadir J, menurut Dedi, Ferdy Sambo hanya menjelaskan bahwa Brigadir J sudah melukai harkat dan martabat keluarganya.

"Jadi sebelum melakukan penembakan tersebut, mereka berdua Brigadir RR dan Bharada E tu ditanya FS. Tapi sebelumnya sudah diceritakan bahwasanya di Magelang terjadi peristiwa melukai harkat martabat keluarga FS," tuturnya.

Baca juga: Isi WA Putri Candrawathi Ungkap Kejadian di Magelang, Adik Brigadir J Dicurhati: Lihat Nih Abangmu

Halaman
1234