Saat itu ia mendapat gaji Rp 300 ribu tiap bulannya.
Meski gajinya tak begitu banyak, namun dari situ Hardy mengambil ilmunya.
Di sana ia belajar banyak hal.
Hardy bahkan merangkap jadi OB, karena ia tinggal di tempat kerja.
Dua tahun bekerja di sana, Gaji Hardy naik jadi Rp 1,6 juta.
Di sana Hardy bekerja sekaligus belajar dari pagi hingga malam.
Merasa sudah memiliki skill cukup, Hardy akhirnya memutuskan untuk keluar.
Membuka Usaha
Hardy memilih membuka usaha sendiri bersama temannya.
Awalnya Hardy membuka kios kecil di Mal, ukuran 3x4.
Namun usahanya sempat jatuh bangun.
Pasalnya partner yang awalnya 4 orang hanya tinggal satu orang.
Hardy tak menyerah dan membuka kembali usahanya di tahun 2012.
Partner kerjanya kali ini kompak, usahanya pun perlahan berkembang.
Penghasilan Hardy per-bulan kala itu mencapai Rp 5 juta.