Akan tetapi pikiran yang tidak fokus saat shalat ini justru membuat kita berpikiran aneh-aneh di luar ibadah shalat.
Apakah yang seperti itu justru membuat shalat menjadi tidak sah?
Mendapatkan pertanyaan seperti ini, Buya Yahya menanggapinya dengan bijaksana.
Baca juga: Apakah Sah Jika Shalat Berjamaah Bercampur Shaf Antara Pria dan Wanita? Berikut Kata Adi Hidayat
"Shalat pikirannya kemana-mana asalkan dia memenuhi rukun-rukunnya, syarat-syaratnya shalatnya sah.
Cuman dia tidak khusyuk, shalatnya sah, dan khusyuk bukan jadi syarat sahnya shalat.
Maka dianjurkan untuk berusaha khusyuk, kecuali dinukil dari Imam Ghazali khusyuk menjadi syarat sahnya shalat.
Tentu itu ditafsiri seperti apa yang dimaksud khusyuk syarat sah shalat ini.
Kalau khusyuk jadi syarat sahnya shalat, enggak khusyuk maka tidak sah.
Kayaknya tidak ada yang shalat.
Ingat toko, ingat istri, ingat anak.
Jadi khusyuk bukan syarat sahnya shalat.
Akan tetapi khusyuk adalah ruh, itu pengalaman pribadi sekali, yang tahu hanyalah Allah." ujar Buya Yahya
Selain itu pikiran kemana-mana juga dikarenakan godaan setan.
"Setan bermacam-macam, ada setan penyair, karena yang shalat penyair maka diberikan ide-ide waktu shalat.
Setannya penceraman, jadi penceramah saat shalat punya ide nanti saya ceramah apa.
Termasuk nyari kunci tiba-tiba ketemunya saat shalat."
Jika kita tidak bisa memahami makna maka ikuti lafadz.
Mengikat agar pikiran kita tidak kemana-mana." jelas Buy Yahya.
(Tribunnewsmaker.com/MNL)