TRIBUNNEWSMAKER.COM - Amerika Serikat mengklaim telah berhasil membuat kerusakan besar di lokasi fasilitas nuklir Iran yang mereka bom beberapa waktu lalu.
Namun, citra satelit justru menunjukkan peralatan konstruksi di Fordow, salah satu lokasi fasilitas nuklir Iran yang dibom.
Gambar satelit itu ditangkap oleh perusahaan pencitraan komersial asal AS, Maxar Technologies pada Jumat (27/6/2025).
Gambar-gambarnya kemudian dipublikasikan oleh Business Insider.
Dalam foto yang ditunjukkan, terlihat adanya aktivitas baru di pintu masuk terowongan.
Salah satu gambar menangkap ekskavator dan buldoser yang tampak sedang memindahkan tanah di sekitar kawah dan lubang pada sisi utara pegunungan di Fordow.
Baca juga: Donald Trump Yakin Nuklir Iran Sudah Hancur Lebur, Tapi Israel Malah Ragu: Terlalu Dini Menyimpulkan
Menurut Pentagon, target utama bom GBU-57 Massive Ordnance Penetrator—yang dikenal sebagai bom penghancur bunker—adalah exhaust shafts atau lubang ventilasi/pembuangan udara, yang memungkinkan bom menembus jauh ke dalam kompleks bawah tanah.
Gambar lainnya tampak menunjukkan alat berat yang tengah menggali jalan akses baru ke dalam fasilitas, serta terlibat dalam upaya memperbaiki kerusakan pada jalur utama menuju kompleks tersebut.
Iran kemungkinan tengah mencoba memulihkan akses ke lokasi bawah tanah guna menilai kondisi struktur dan peralatannya, meski hal ini belum dikonfirmasi secara resmi.
Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa serangannya benar-benar menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
Israel juga menyatakan bahwa serangan itu telah memundurkan program nuklir Iran selama beberapa tahun.
Fordow merupakan salah satu dari tiga lokasi nuklir utama yang diserang AS dalam serangan akhir pekan lalu. Dua lainnya adalah Natanz dan Isfahan.
Seperti Fordow, Natanz juga diserang menggunakan bom udara, sementara Isfahan dihantam dengan rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari laut.
Tingkat kerusakan pada ketiga lokasi tersebut, serta dampaknya terhadap keseluruhan program nuklir Iran, termasuk persediaan uranium yang diperkaya dan peralatan, masih belum diketahui secara pasti.
Para ahli RUSI sebelumnya berspekulasi bahwa untuk benar-benar melumpuhkan Fordow, dibutuhkan beberapa bom yang ditembakkan berulang kali ke titik yang sama agar bisa menembus fasilitas bawah tanah yang diperkuat.