Breaking News:

Berita Viral

Sosok Lora Moh Ubaidillah, Korban Tragedi Al Khoziny, Anak Kiai Pondok, Pintar dan Rajin Beribadah

Inilah sosok Lora Moh Ubaidillah, korban tragedi ambruknya ponpes Al Khoziny, anak kiai pondok, rajin beribadah, bantu mengajar baca Al-Quran.

Editor: ninda iswara
SURYA.co.id/M Taufik
PONPES AL KHOZINY - Proses evakuasi santri korban runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo, Minggu (5/10/2025) malam. Inilah sosok Lora Moh Ubaidillah, korban tragedi ambruknya ponpes Al Khoziny, anak kiai pondok, rajin beribadah, bantu mengajar baca Al-Quran. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny telah menyisakan duka mendalam bagi banyak keluarga.

Di antara 17 korban jiwa yang telah teridentifikasi, salah satunya adalah Moh Ubaidillah, seorang pemuda berusia 17 tahun yang dikenal sopan dan taat beribadah.

Kehilangan sosok muda ini menjadi luka yang tak mudah terobati, khususnya bagi keluarganya yang merupakan tokoh agama di Madura.

Informasi resmi mengenai identitas para korban disampaikan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur.

Proses identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data Ante-Mortem (AM) dan Post-Mortem (PM) di RS Bhayangkara Surabaya, dan pada Selasa malam, 7 Oktober 2025, nama Moh Ubaidillah berhasil dipastikan sebagai salah satu korban meninggal dunia.

Pemuda bertubuh tinggi itu ternyata bukan sosok biasa.

Ia merupakan putra dari seorang ulama dan tokoh masyarakat di Madura, Kiai Muhammad Bahri Bahruddin, pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Muhsin yang terletak di Blega, Bangkalan.

Baca juga: Rendra jadi Korban Tewas Tragedi Ponpes Al Khoziny, Adik Punya Firasat, Nangis Kangen: Mas Pulang

Kepergian Moh Ubaidillah, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Lora Ubaidillah, menyisakan duka mendalam di lingkungan pondok dan keluarganya.

Suasana haru begitu terasa saat prosesi salat jenazah dilangsungkan di tenda ruang tunggu keluarga RS Bhayangkara.

Sejumlah keluarga dan kerabat tampak larut dalam kesedihan.

Di antara mereka, terlihat Muksin (55), paman dari Lora Ubaidillah, yang hanya bisa menatap kosong ke arah peti jenazah keponakannya.

Air muka sayunya menggambarkan kesedihan yang begitu dalam.

Dengan mengenakan peci putih yang beberapa kali ia benahi selama menunggu giliran jenazah dimasukkan ke mobil ambulans, Muksin mencoba menahan air mata.

Ketika dimintai keterangan oleh awak media, ia menjelaskan identitas keluarga almarhum.

"Nama ayahnya, Muhammad Bahri Bahruddin dan Bubah, panggilannya. Mereka tokoh masyarakat, ngajar di pondok. Iya kiai pondok. Ponpes Syaikhona Muhsin Blega," ujarnya lirih saat ditemui TribunJatim.com di RS Bhayangkara Surabaya, Selasa malam (7/10/2025).

Mengenang sosok keponakannya yang akrab disapa Lora Ubaidillah, Muksin tidak bisa menyembunyikan rasa haru.

Ia menggambarkan keponakannya sebagai pribadi yang sangat baik, rendah hati, dan dikenal santun kepada siapa saja.

Selain itu, Lora Ubaidillah juga dikenal sebagai anak yang rajin beribadah dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang diajarkan di lingkungan pesantren.

Ingatannya terhadap sosok Lora Ubaidillah tatkala pulang ke rumah atau di lingkungan pesantren orangtuanya, cuma keistiqomahan menjalankan salat fardu berjamaah di masjid ponpes.

"Dia aktif berjamaah. Dia paling istiqomah yang salat jamaah," ungkapnya. 

Sikap tawadhu terhadap orang yang lebih tua, apalagi kepada orangtua seperti sang ayahandanya, Muksin benar-benar mengacungi jempol. 

"Kalau disuruh meninggalkan abinya berangkat salat duluan, dia enggak mau, dia memilih masih mau menunggu abahnya," jelasnya. 

Terakhir kali keluarga bertemu dengan Ubaidillah, adalah pada momen liburan mauludan, beberapa bulan lalu. 

Selama di rumah atau lingkungan ponpes milik sang abah, Ubaidillah juga membantu abahnya mengajar mengaji pada kalangan santri yang usianya lebih muda. 

"Sosok dia rajin ibadah. Dia lumayan pintar. Cerdas anaknya. Kalau di rumah sering bantu bantu, ya kadang ngajar, ustad, iya (iqra). Iya bantu ngajar mengaji (anak sekitar rumah)," terangnya. 

Baca juga: Deretan Pernyataan Ponpes Al Khoziny Terkait Ambruknya Bangunan, Aktivitas Diliburkan, Dirikan Tenda

PONPES BUKA SUARA -  Perwakilan Ponpes Al Khoziny, M Zainal Abidin (kanan) memberikan keterangan kepada awak media. Ia menyebut ponpes akan badalkan umrah bagi para santri korban musala ambruk.
PONPES BUKA SUARA - Perwakilan Ponpes Al Khoziny, M Zainal Abidin (kanan) memberikan keterangan kepada awak media. Ia menyebut ponpes akan badalkan umrah bagi para santri korban musala ambruk. (YouTube TribunJatim Official | KOMPASTV)

Selain sopan dan istiqamah dalam beribadah, sosok Ubaidillah juga dikenal sebagai pribadi yang penurut pada orangtua dan setia kawan pada teman sepermainan. 

"Kalau di rumah, Lora Ubaidillah sering bantu orangtuanya. Dia sangat peduli sama orangtua dan teman-temannya," ujar bapak delapan anak itu. 

Begitu banyak amal kebaikan yang diperbuat Ubaidillah semasa hidup terhadap kedua orangtua, keluarga dan teman. 

Pantas saja, lanjut Muksin, Ubaidillah ditakdirkan meninggal dunia dalam keadaan terbaik yakni sedang menuntut ilmu di ponpes dan tepat di tengah menuaikan ibadah Salat Asar. 

"Kami minta doa semoga husnul-khatimah, diterima ibadahnya," pungkasnya. 

Sementara itu, sejumlah 17 jenazah korban dari ambruknya Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo berhasil diidentifikasi dan diketaui identitasnya kembali oleh Anggota Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, pada Selasa (7/10/2025) malam. 

Belasan orang jenazah yang berhasil diidentifikasi tersebut berasal dari proses pencocokan sampel data Post-Mortem (PM) dan Ante-Mortem (AM) terhadap 18 kantung jenazah. 

Sehingga, dari data baru tersebut menambah jumlah korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, menjadi 34 jenazah dari 64 kantung jenazah yang diterima. 

Ternyata, terdapat pula, jenazah korban yang terpisah menjadi dua bagian kantong jenazah. Yakni, atas nama Moch Ali Sirojuddin, laki-laki, 13 Tahun, Alamat Dupak Rukun 02/111 RT 012 RW 002, Dupak, Krembangan, Kota Surabaya. 

Kantong jenazahnya bernomor PM RSBB B-012 dan kantong jenazah dengan nomor PM RSB B-032 teridentifikasi melalui DNA dan medis. 

Selain itu, ternyata ada juga korban yang berada dari Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

Sedangkan, lainnya ada yang dari Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Kediri, Bangkalan. 

Sedangkan nama Moh Ubaidillah berada pada urutan kelima yang dibacakan oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya. 

Kantong jenazah bernomor PM RSB B-009 teridentifikasi melalui DNA dan medis cocok dengan nomor AM 028, sebagai Moh. Ubaidillah, laki-laki, 17 tahun, beralamat Dusun Garuan, Karpote, Blega, Bangkalan.

Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr Khusnan Marzuki mengatakan, sampai dengan Selasa (7/10/2025 malam, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 34 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima. 

"Saat ini proses operasi di Posko DVI masih berjalan dengan melakukan pendalaman dan dari AM dan juga PM," ujarnya RS Bhayangkara Surabaya, pada Selasa malam.

(TribunNewsmaker/TribunJatim)

Tags:
Al KhozinyponpesSidoarjo
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved