Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD Sebut Biayanya Jauh Lebih Tinggi dari Perhitungan: Uangnya ke Mana?
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menyoroti dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat Whoosh.
Editor: Eri Ariyanto
Mahfud menyebut, biaya per kilometer kereta Whoosh di Indonesia mencapai 52 juta dollar AS, atau jauh lebih tinggi dari perhitungan di China yang hanya sekitar 17-18 juta dollar AS.
"Naik tiga kali lipat, ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana?" kata Mahfud dalam kanal YouTubenya, pada 14 Oktober lalu.
"Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, KPK sempat mengimbau Mahfud MD untuk membuat laporan resmi.
Menkeu Purbaya Tolak Bayar Utang Whoosh Pakai APBN, Mahfud MD Setuju: Sangat Memberatkan Bangsa
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, menyatakan dukungannya terhadap sikap Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang enggan membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), atau yang kini dikenal dengan nama Whoosh.
Menurut Mahfud, proyek transportasi cepat yang dibangun pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini justru memberikan beban berat bagi keuangan negara.
Ia menilai, alokasi anggaran untuk proyek tersebut menyebabkan terhambatnya pembangunan di sektor lain yang lebih menyentuh kebutuhan rakyat.
Sebagai informasi, proyek Whoosh didanai mayoritas melalui utang dari China Development Bank (CDB) dengan tingkat bunga tahunan sebesar 2 persen.
Total nilai investasi proyek ini mencapai 7,27 miliar dolar AS atau setara Rp120,38 triliun.
Baca juga: Alasan Menkeu Purbaya Tolak Keinginan Luhut, Ogah Biayai Family Office di Bali Pakai APBN: Biar Aja!
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui kanal YouTube pribadinya pada Selasa (14/10/2025), Mahfud menyebut langkah Purbaya sudah tepat.
"Ternyata sekarang tidak mampu bayar dan sekarang tidak mau bayar Purbaya. Menurut saya benar Purbaya."
Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk keberpihakan terhadap kepentingan nasional, mengingat proyek ini telah menyerap anggaran besar yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat luas.
"Karena apa? Ini masalahnya sangat memberatkan bangsa. Kita membangun itu (Whoosh), menghilangkan pembangunan untuk rakyat yang lain kan, hanya disedot untuk pembangunan ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Mahfud juga menyinggung kemungkinan terjadinya pembengkakan utang akibat praktik mark up dalam proyek tersebut.
| Isi Chat Grup WA 'Mas Menteri Core Team' di Kasus Chromebook Nadiem Makarim, Siapa Anggotanya? |
|
|---|
| Tebar 50 Ribu Benih Ikan, DPRD Klaten Dorong Ekonomi Warga dan Sinergi Indonesia Emas 2045 |
|
|---|
| DPRD Klaten Tanam Pohon Buah di Lereng Merapi, Dorong Ketahanan Pangan dan Cegah Banjir |
|
|---|
| Filosofi Logo HUT ke-75 DPRD Klaten: Sinergi, Tradisi, dan Semangat Maju Bersama Rakyat |
|
|---|
| Jokowi Buka Suara soal Whoosh, Alasan Membangunnya, Akui Rugi: Tak Diukur dari Keuntungan Finansial |
|
|---|