Drama Keraton Surakarta
Sosok 3 Kerabat Keraton Solo Terima Kekancingan, Dapat Gelar Panembahan, Ini Makna Gelar Baru Mereka
Tiga dari lima kerabat Keraton Solo yang menerima kekancingan kini menyandang gelar baru sebagai Panembahan. Siapa saja mereka? Ini maknanya.
Editor: ninda iswara
Dikutip dari Nusantara Institute, KGPH Dipokusuma juga seorang dosen, pembicara publik, dan aktivis budaya.
Nusantara Institute adalah lembaga yang didirikan oleh Yayasan Budaya Nusantara Indonesia.
Lembaga ini berfokus pada bidang studi, kajian, publikasi, scholarship, riset ilmiah, dan pengembangan akademik tentang ke-Nusantara-an.
Di Nusantara Institute, KGPH Dipokusumo menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat.
KGPH Dipokusumo pernah menerima gelar kehormatan dari Kerajaan Negeri Sembilan, Malaysia.
Ia diketahui pernah menjadi Ketua Jurusan Hubungan Internasional (HI) di Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo.
Saat ini, ia tercatat sebagai anggota tim ahli Cagar Budaya Surakarta, Dewan Kurator Museum Keris Surakarta, hingga tim ahli Jaringan Kota Pusaka.
Ia juga tergabung di berbagai organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga, baik sebagai pengurus maupun penasihat, seperti Forum Lintas Lembaga Adat dan Tradisi Budaya Indonesia, Forum Lintas Agama dan Golongan, Perhimpunan Pedalangan Indonesia, hingga Komite Bahasa Jawa.
Baca juga: KGPH Hangabehi dan KGPAA Purboyo Saling Peluk saat Ayah Wafat, Kini Berebut Takhta Raja Keraton Solo
Makna Gelar Panembahan
Pengamat Sejarah, Ki Rendra Agusta, menjelaskan istilah Panembahan memiliki makna etimologis yang erat dengan kata "sembah".
Merujuk dari kata "sembah, ujar Ki Rendra, Panembahan bisa diartikan sebagai seseorang yang dituakan.
"Kalau kata panembahan sendiri kan secara etimologi dari kata sembah. Terus kegiatannya nanti kan ada sembah."
"Nah, jadi panembahan itu sebenarnya kan subjek atau orang yang disembah gitu ya dijadikan sesembahan gitu ya. Dalam konteks ini tentunya dituakan," kata Ki Rendra saat dihubungi TribunSolo.com, Senin (17/11/2025).
Lebih lanjut, Ki Rendra menuturkan, dalam tata organisasi keraton, Panembahan mirip seperti Dewan Pertimbangan yang memberi masukan bagi raja.
Ia juga menekankan, Panembahan merupakan gelar tertinggi dalam hierarki kepangkatan Mataram Islam.
"Kalau sekarang makna penambahan itu kan di keraton itu orang yang dituakan sebagai semacam kalau di negara itu Dewan Pertimbangan Presiden, jadi ada Dewan Pertimbangan," jelas Ki Rendra.
"Di kepangkatan ya paling tinggi sekaligus sebenarnya sudah paling sepuh ya dituakan begitu."
"Jadi dia semacam punya semacam advisor untuk bidang spiritualitas lebih menep, lebih sabar, lebih segalanya," pungkasnya.
(TribunNewsmaker/Tribunnews)
Sumber: Tribunnews.com
| Sosok BRAj Shayna Lelyana Sriro, Cucu Pakubuwono XIII yang Wajahnya Blasteran, Luwes Berbusana Jawa |
|
|---|
| Sosok 3 Putri PB XIII, Terima Kekancingan setelah Dukung PB XIV Hamengkunegoro, Senyum Gelar Naik |
|
|---|
| Konflik Keraton Solo Memanas, Respati Ardi Wali Kota Solo Tak Ikut Campur: Masyarakat jadi Bingung |
|
|---|
| Isi Hati GKR Devi Soal Polemik Takhta Keraton Solo, Sindir Penghasut Saudaranya: Jadi Boneka Kalian? |
|
|---|
| Sosok GKR Timoer, Terima Kekancingan dari PB XIV Hamengkunegoro, Gelar Naik Jadi GKR Panembahan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/Tiga-putri-PB-XIII-terima-kenaikan-gelar.jpg)