Berita Viral
Curhat Pelda Christian di Makam Prada Lucky, Sakit Hati Belum Dapat Keadilan: Sampaikan ke Tuhan
Seperti inilah curhatan Pelda Christian, datangi makam Prada Lucky, sakit hati belum dapat keadilan: 'Sampaikan ke Tuhan'
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ringkasan Berita:
- Sosok Pelda Christian Namo kini menjadi sorotan publik setelah dengan tegas menuntut keadilan atas kematian tragis putranya, Prada Lucky Chepril Saputra.
- Pelda Christian juga menyatakan ketidakpuasannya terhadap putusan hukuman sembilan tahun penjara bagi para pelaku yang dinilainya terlalu ringan dan tidak adil.
- Ia bahkan sampai datangi makam sang anak, berdoa meminta Prada Lucky sampaikan ke Tuhan.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sosok Pelda Christian Namo kini menjadi sorotan publik setelah dengan tegas menuntut keadilan atas kematian tragis putranya, Prada Lucky Chepril Saputra, yang tewas akibat penganiayaan brutal oleh seniornya di lingkungan militer.
Rasa kehilangan yang mendalam membuatnya terus berjuang agar kasus ini tidak dilupakan dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
Sementara itu, Sepriana Paulina Mirpey, ibu mendiang Prada Lucky, baru-baru ini hadir dalam podcast Denny Sumargo, tempat kisah memilukan keluarganya kembali diangkat ke permukaan.
Dalam momen tersebut, Denny Sumargo bahkan menghubungi langsung Pelda Christian Namo untuk mendengarkan penuturan sang ayah mengenai kronologi kematian anaknya dan perjuangannya mencari keadilan.
Pelda Christian menceritakan bahwa pemicu utama penganiayaan terhadap Lucky berawal dari tuduhan penyimpangan seksual yang tidak pernah terbukti.
Ia menegaskan bahwa isu itu hanyalah alasan yang digunakan para pelaku untuk melakukan kekerasan terhadap putranya.
"Dari awal waktu Lucky dibilang mengalami masalah itu (dugaan LGBT) tidak jelas sampai di Pengadilan pun buktinya tidak ada, tidak sesuai dengan omongan para pelaku semua yang diduga LGBT," kata Pelda Christian Namo, Jumat (7/11/2025).
Menurutnya, tuduhan tersebut sama sekali tidak didukung bukti dan bahkan tidak bisa dibuktikan oleh hakim maupun oditur selama proses persidangan berlangsung.
"Itu saksinya ada, penganiayaannya ada karena gara-gara kasus LGBT, tapi di dalam sidang hakim tidak bisa membuktikan dan oditur tidak bisa membuktikan bahwa LGBT itu ada buktinya," imbuhnya dengan nada kecewa.
Pelda Christian juga menyatakan ketidakpuasannya terhadap putusan hukuman sembilan tahun penjara bagi para pelaku yang dinilainya terlalu ringan dan tidak adil.
Ia menilai bahwa vonis tersebut tidak mencerminkan keadilan bagi keluarganya maupun untuk almarhum Lucky yang meninggal dengan cara mengenaskan.
Baca juga: Sosok Richard Bongkar Kelakuan Bejat Senior ke Prada Lucky, Dipaksa Lakukan Adegan Asusila Tak Wajar
"Kalau dari saya, karena ini di dalam lingkungan TNI, saya sebagai ayah almarhum mengharapkan hukuman yang setimpal, saya cuma minta dua hukuman mati seberat-beratnya dan pecat, itu permintaan saya," tegasnya penuh emosi.
Ia menambahkan bahwa penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama di lingkungan batalion sudah memenuhi unsur pembunuhan berencana.
"Kalau untuk pasal yang didakwa 9 tahun itu tidak sesuai karena ini dilaksanakan di dalam batalion dan dilakukan bersama-sama sehingga mengakibatkan kematian," sambungnya.
"Itu sudah masuk ke pembunuhan berencana, pasal sangat tidak sesuai, menurut saya pribadi dan menurut hukum juga itu tidak pantas diberikan hukuman 9 tahun," tambahnya menegaskan pendiriannya.