Kematian Dosen Untag
Isi KK AKBP Basuki Saksi Kematian Dwinanda Dosen Untag, Ternyata Ada 3 Wanita, Salah Satunya Korban
AKBP Basuki berada dalam satu Kartu Keluarga (KK) dengan Dwinanda dosen Untag yang tewas di hotel. Ia mempunyai anak perempuan.
Penulis: Febriana Nur
Editor: Febriana
"Menurut saya sudah jelas pelanggaran kode etik, perwira menengah yang masih punya keluarga kemudian memasukkan nama wanita yang masih bujangan di KK-nya.
Kalau memang mau bantu, supaya mudah domisili di Semarang misalnya, kan bisa KK tersendiri," terang Zainal.
Gelagat Aneh AKBP Basuki
Zainal turut menyoroti tingkah aneh AKBP Basuki saat penemuan jenazah Dwinanda.
Ia ternyata sempat berusaha mengambil laptop dan HP korban.
Namun hal tersebut berhasil dicegah oleh pihak kepolisian karena dua benda tersebut merupakan barang bukti.
"Laptop itu tadinya mau diminta sama AKBP, oh enggak bisa ini untuk barang bukti, kemudian minta HP juga," imbuhnya.
Baca juga: Kakak Dwinanda Dosen Untag Semarang Tak Tahu Adiknya Dipacari AKBP Basuki, Terakhir Kontak H-3 Tewas
Selain meminta laptop dan HP, AKBP Basuki ternyata juga bersikap aneh ketika berhadapan dengan tim Inafis Polretabes Semarang.
Ia memanggil mereka dengan sebutan "Ndan" yang merupakan singkatan komandan. Padahal secara pangkat, AKBP Basuki lebih tinggi daripada tim Inafis.
"Anehnya itu dengan Inafis, Inafis kan pangkatnya enggak tinggi (sementara) AKBP kan tinggi, selalu manggil 'Ndan' artinya dia dalam keadaan grogi, panik, dan bingung.
Jadi ketika mau ngambil laptop pun enggak boleh, ini barang bukti, (AKBP Basuki) menjawab 'Oh iya ndan, siap ndan'.
Padahal kan Inafis pangkatnya lebih rendah, bukan perwira menengah, dia (AKBP Basuki) perwira menengah tapi kenapa selalu ngomong siap ndan, pasti dalam keadaan panik," papar Zainal.
(TribunnewsMaker.com/Febriana)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/AKBP-Basuki-kini-ditahan.jpg)