Fakta Pembunuhan Hakim Jamaluddin, Eksekutor Ketakutan saat Buang Jenazah, Sempat Terjebak Macet
Pelaku pembunuhan Hakim PN Medan Jamaluddin mengaku ketakutan saat buang jenazah korban.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Selanjutnya, mereka belok kiri menuju kebun sawit TKP pembuangan.
Sesampainya di TKP pembuangan, pengakuan JP dan RF sekitar pukul 06.30 WIB, RF mengendarai sepeda motor melihat ada jurang dan berhenti.
Kemudian JP melihat RF berhenti Iangsung menuju ke pinggir jurang dan lompat dari mobil Prado dalam kondisi mesin menyala porsneling pada posisi "D".
Mobil Prado BK 77 HD itu lantas berjalan secara automatis masuk kedalam jurang kebun sawit.
JP langsung naik ke sepeda motor RF karena ketakutan apabila ada yang melihat kejadian tersebut.
JP dan RF langsung bergerak meninggalkan TKP tanpa melihat bagaimana kondisi mobil Korban melalui Jalan Namorih.
Di sana, para pelaku meninggalkan korban di dalam mobil tersebut di sebuah jurang.

"Secara tegas bisa kami dudukkan kasusnya pembunuhan berencana, bukan pembunuhan biasa.
Para pelaku dipersangkakan melanggar Pasal 340 KUHPidana Junto 338 dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati," papar Martuani.
Irjen Pol Martuani Sormin juga menyebutkan, bahwa kasus ini masih akan didalami untuk selanjutnya dilimpahkan ke Kejaksaan.
"Dalam waktu dekat akan dilaksanakan rekonstruksi untuk melengkapi berkas perkara ke kejaksaan,"bebernya.
Sedangkan adanya tuduhan miring dan mengenai proses penyidikan terhadap sejumlah saksi, Martuani menegaskan, tidak ada yang salah. Semua bisa dipertanggungjawabkan.
"Kalau ada informasi simpang siur, bahwa ada tudingan miring, mengapa begitu lama.
Namun akhirnya bisa terungkap. Penyidik kami sudah melakukan tugas yang on the track."
"Penyidik perlu alat butkti pembuktiannya, seluruh hasil kerja penyidik saya ucapkan terima kasih.
Proses penyidikan berjalan dengan jalurnya," ucap Martuani. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul Detik-detik Eksekutor Ketakutan saat Buang Jasad Hakim Jamaluddin, Sempat Terjebak Kemacetan