Heboh Kerajaan Kandang Wesi di Garut, Raja Sebut Dirinya Pemangku Adat, Bantah Ajarkan Alirat Sesat
Setelah Keraton Agung Sejagat & Sunda Empire, kini muncul Kerajaan Kandang Wesi di Garut. Raja sebut ia pemangku adat, bantah ajarkan aliran sesat.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Sebab, dirinya hanya mengajarkan soal seni beladiri yang menjadi adat dan kebudayaan bangsa Indonesia.
"Saya enggak pernah melarang orang shalat, apalagi sampai menyimpang dari ajaran agama, saya hanya mengajarkan beladiri yang jadi adat dan kebudayaan Indonesia," katanya.
Nurseno mengaku lahir dan dibesarkan di Desa Tegalgede.
Ia menyampaikan, saat ini memang ada padepokan miliknya di Kampung Cimareme, Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng.
Tempat ini pula yang sekarang diributkan sebagai kerajaan.
Tempat Pembuatan Senjata di Masa Kerajaan Padjajaran
Wahyudidjaya, Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut menjelaskan Kerajaan Kandang Wesi ada di sejarah.
Kerajaan itu lahir setelah Kerajaan Padjadjaran runtuh dan merupakan gabungan kerajaan-kerajaan kecil yang pernah ada di bawah kekuasaan Kerajaan Padjadjaran.
Pada masa Kerajaan Padjadjaran, Kandang Wesi adalah daerah tempat berlatih prajurit kerajaan dan pembuatan senjata.
Tanggapan Kesbangpolinmas
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat ( Kesbangpolinmas) Kabupaten Garut, memastikan tidak ada kerajaan Kandang Wesi di Garut seperti yang ramai diperbincangkan di media sosial.
“Dari hasil klarifikasi dengan orang yang disebut-sebut sebagai raja kerajaan Kandang Wesi, kita pastikan tidak ada kerajaan di Garut,” jelas Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya, Jumat (24/01/2020) malam di Kantor Kesbangpolinmas usai bertemu langsung dengan Nurseno SP Utomo.
Wahyu menyampaikan, isu soal Kerajaan Kandang Wesi di Garut, berangkat dari data yang salah.
Karena, setelah dilakukan klarifikasi langsung dengan orang yang disebut raja Kerajaan Kandang Wesi, ternyata tidak ada kerajaan seperti yang disebutkan di media sosial.
“Itu hanya sebuah padepokan Syah Bandar Karimadi (SKM) yang mengembangkan metoda pengobatan,” katanya.