Tenaga Medis Diusir Pedagang Pasar Cileungsi, Berawal dari Rapid Test, Tudingan Data Tak Akurat
Rombongan petugas medis diusir pedagang pasar di Cileungsi. Takut merugi hingga tudingan data tak akurat.
Editor: ninda iswara
Namun oleh petugas rapid test dinilai sebagai sesuatu yang mengancam perekonomian mereka.
Pedagang takut rugi lantaran pembeli berkurang.
Ia menduga penolakan terjadi karena kesalahpahaman mengenai tujuan uji tes Covid-19.
Oleh sebab itu, kepala unit pasar diminta bisa menjadi mediator antara pemerintah dan pedagang.
"Sosialisasikan, jelaskan dan komunikasikan agar pasar menyusun dan menerapkan SOP protokol kesehatan yang ketat.
Kita tidak mengharapkan terjadinya second wave di sana dan ini yang memaksa pemerintah akan mengambil langkah penutupan paksa Pasar Cileungsi," kata dia.
Bagaimana kasus Covid-19 di Pasar Cileungsi?

Awal Juni lalu, Syarifah Sofiah menginformasikan 16 orang positif terinfeksi Covid-19 dari klaster Pasar Cileungsi Bogor.
"Sampai saat ini positif Covid-19 klaster Pasar Cileungsi jadi 16 orang dari hasil tes swab massal beberapa waktu lalu," ujar dia.
• Kisah Pilu Perawat Pasien Covid-19, Diusir hingga Gugur dalam Bertugas: Bulan-bulan Ini Penuh Duka
Bahkan penyebaran klaster Cileungsi ini tak hanya mengenai pedagang. Namun juga pembeli termasuk pihak keluarga pedagang.
"Data hari ini yang 6 orang ini (klaster pasar) campur, ini satu keluarga di antaranya anaknya adalah pedagang.
Jadi ini Pasar Cileungsi yang sudah transmisi lokal di keluarga pedagang," kata dia.
Usai mendapati temuan itu, dilakukan penataan manajemen pasar.
Tim juga akan terus melakukan tracing dan upaya menekan penyebaran dengan rapid test massal. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fakta Pengusiran Rombongan Tenaga Medis oleh Pedagang Pasar Cileungsi, Bermula Rapid Test Massal
dan di Tribunnews.com Pedagang Pasar Cileungsi Usir Rombongan Tenaga Medis, Berawal dari Rapid Test, Diduga Takut Merugi