Breaking News:

Sering Rebahan Setelah Makan? Ini Bahayanya, Picu Asam Lambung Naik hingga Mengganggu Kualitas Tidur

Jangan rebahan setelah makan! Ini bahayanya, bisa picu asam lambung naik hingga mengganggu kualitas tidur.

Shutterstock
Ilustrasi rebahan. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Jangan rebahan setelah makan! Ini bahayanya, bisa picu asam lambung naik hingga mengganggu kualitas tidur.

Setelah makan besar, biasanya aktivitas apa yang Anda lakukan?

Kebanyakan dari Anda mungkin menjawab duduk sejenak sambil menunggu makanan "turun".

Sementara beberapa orang mungkin duduk bersadar atau bahkan rebahan hanya beberapa saat setelah makan.

Hentikan kebiasaan itu jika Anda sering melakukannya karena berpotensi memicu kondisi berikut:

Ilustrasi rebahan
Ilustrasi rebahan (Quora)

1. Kenaikan asam lambung

Menurut Healthline, kebiasaan rebahan setelah makan bisa memicu kenaikan asam lambung dan menyebabkan rasa tidak nyaman.

Ini lebih mungkin terjadi jika Anda menderita refluks asam atau penyakit gastroesophageal reflux (GERD).

GERD adalah gangguan pencernaan yang terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, saluran yang menghubungkan tenggorokan ke perut.

Jika memiliki kondisi ini, lapisan esofagus Anda bisa teriritasi oleh refluks asam ini.

Makanan pedas dan asam seperti jeruk dan tomat mungkin sangat mengganggu. Sementara alkohol, cokelat dan peppermint dapat memperparah heartburn dan GERD.

Baca juga: Dipercaya Ampuh Redakan Gejala Asam Lambung, Konsumsi 5 Minuman Ini: Teh Herbal hingga Air Kelapa

Baca juga: 5 Jenis Olahraga Ringan Setelah Bangun Tidur Tanpa Harus Keluar Kamar

2. Mengganggu kualitas tidur

Gejala refluks dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dan rasa pahit di mulut.

Oleh karena itu, jika Anda makan terlalu banyak atau mengonsumsi makanan yang memicu heartburn dekat dengan waktu tidur malam, maka kualitas tidur juga berpotensi terganggu.

Insomnia juga bisa terjadi jika Anda mengonsumsi kafein dalam kopi, teh atau cokelat, di waktu makan malam dan dekat dengan waktu tidur.

Sebab, kafein memblokir adenosin, bahan kimia yang menimbulkan rasa kantuk.

Kafein juga dapat meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil di malam hari, suatu kondisi yang disebut sebagai nokturia.

Tidak semua orang sensitif terhadap kafein, tetapi jika Anda sensitif, pertimbangkan untuk membatasi konsumsi kafein di malam hari.

Berapa lama harus menunggu untuk berbaring setelah makan?

Sebagai pedoman umum, para ahli gizi akan meminta Anda untuk menunggu sekitar tiga jam antara waktu makan terakhir dan waktu tidur.

Waktu tersebut memungkinkan pencernaan bekerja dengan optimal dan memindahkan isi perut Anda ke usus kecil.

Hal ini dapat mencegah masalah seperti heartburn di malam hari atau insomnia.

Sedangkan menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Gasteoenterology, pasien dengan GERD dianjurkan untuk menunggu tiga jam setelah makan sebelum berbaring.

Setelah makan, Anda bisa terlebih dahulu melakukan aktivitas ringan, seperti mencuci piring, atau membersihkan dan merapikan rumah.

Berjalan kaki ringan setelah makan juga diyakini dapat memberikan manfaat kesehatan, termasuk memperlancar pencernaan, meningkatkan kesehatan jantung, mengelola gula darah, meregulasi tekanan darah dengan lebih baik, serta memicu penurunan berat badan.

Namun, bukan berarti jogging atau lari adalah pilihan yang lebih baik.

Olahraga terlalu intens setelah makan malah bisa menyebabkan sakit perut.

Tubuh setiap orang akan merespons secara berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, pastikan Anda menjaga intensitasnya tetap rendah.

Lakukan jalan kaki santai selama 10 menit setelah makan bisa membantu Anda mendapatkan manfaat kesehatan sekaligus menurunkan risiko efek samping.

Jika Anda kerap mengalami masalah pencernaan setelah waktu makan, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi perubahan pola hidup dan pengobatan yang tepat.

7 Kebiasaan yang Ganggu Sistem Pencernaan

Sementara itu, menjaga sistem pencernaan tetap sehat sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental.

Alasannya karena 70 persen sistem imunitas berada di saluran pencernaan.

Sayangnya ada beberapa kebiasaan yang tidak disadari dapat mengganggu kesehatan sistem pencernaan. Hal ini dapat membuat tubuh mudah terserang penyakit.

Berikut tujuh kebiasaan tersebut seperti dilansir dari The Statesman.

1. Diet tidak sehat

Mengonsumsi makanan olahan, junk food, atau pola makan tinggi karbohidrat, gula, garam dan lemak dapat menyebabkan sistem pencernaan tidak sehat.

Hal ini dikarenakan jenis makanan tersebut rendah nutrisi, serat, dan kandungan air sehingga memperlambat proses pencernaan dan membuat perut kembung.

Saat menyerap makanan, usus membutuhkan air dan serat. Apabila jumlah serat dan air tidak mencukupi, maka bisa menyebabkan pencernaan yang buruk dan sindrom iritasi usus besar.

2. Makan berlebihan

Makan berlebihan dapat memperlambat proses pencernaan. Artinya makanan tetap berada di perut untuk jangka waktu yang lebih lama dan cenderung berubah menjadi lemak.

Kondisi ini membuat makanan rusak dan tidak bisa dicerna dengan baik. Pada akhirnya hal ini dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti mulas, refluks asam, muntah, dan mual.

3. Kurang asupan air

Dehidrasi adalah salah satu penyebab utama gangguan sistem pencernaan karena dapat menyebabkan sembelit, gastritis, dan refluks asam.

Kondisi ini membuat lambung tidak memiliki cukup air untuk memproduksi asam pencernaan. Penelitian menunjukkan, minum 8-10 gelas air per hari dapat membantu membatasi gejala serius akibat refluks asam.

4. Kurang aktivitas fisik

Risiko gangguan kesehatan sistem pencernaan meningkat pada orang-orang yang tidak rutin berolahraga.

Sebab sebenarnya latihan rutin dapat membantu mengatasi sembelit dan meningkatkan kesehatan sistem pencernaan.

5. Tidak ada jeda antara makan dengan olahraga

Olahraga rutin memang bisa meningkatkan kesehatan sistem pencernaan. Tapi di sisi lain, jika dilakukan dengan cara yang salah maka bisa menimbulkan masalah juga.

Tidak adanya jeda waktu antara makan dengan olahraga bisa menyebabkan sakit maag, sakit perut, muntah, dan kelelahan.

6. Kurang makan sayur dan buah

Konsumsi sayur dan buah yang rendah dapat meningkatkan risiko sembelit serta penyakit pencernaan lainnya meningkat.

Sebab kedua makanan tersebut tinggi serat dan selulosa yang bisa mencegah sembelit, merangsang otot saluran pencernaan, serta memperkuat sistem pencernaan.

7. Kurang tidur

Kurang tidur dapat menyebabkan penyakit gastroesophageal reflux, sindrom iritasi usus besar, dan dispepsia fungsional. Penyakit ini berkaitan dengan sistem pencernaan yang tidak sehat.

Tidur yang buruk dapat berdampak negatif pada mikrobioma usus yang pada gilirannya dapat menyebabkan masalah pencernaan dan kesehatan secara umum.

(Kompas.com/Maria Adeline Tiara Putri)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Awas, Ini Bahayanya Jika Sering Rebahan Setelah Makan" dan "Kurang Disadari, 7 Kebiasaan Ini Ganggu Sistem Pencernaan"

Sumber: Kompas.com
Tags:
makanasam lambungtidur
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved