Penanganan Covid
Sebut Program Vaksinasi Covid19 Bukan Solusi Tunggal, Ahli Epidemiologi Beri Penjelasan Ini
Ahli epidemiologi sebut program vaksinasi Covid-19 bukanlah solusi tunggal.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Keberadaan program vaksinasi covid-19 yang digalakkan oleh pemerintah tentu menjadi harapan menanggulangi pandemi.
Di Indonesia sendiri program ini sudah dijalankan pada kelompok yang diprioritaskan.
Namun beberapa waktu lalu, program ini terkendala karena terjadinya embargo vaksin India.
Hal ini dikarenakan menyusul melonjaknya kasus Covid-19 di negara itu.
Ahli epidemiologi dari Griffith University di Australia Dicky Budiman mengungkapkan jika vaksin bukanlah solusi utama.
Vaksin memang menunjang pengendalian Covid-19, namun protokol kesehatan dasar yang telah dibuat sebelumnya justru yang lebih utama.

Vaksin, menurutnya bukanlah jalan singkat untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Baca juga: Penjelasan Soal Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Kandungan hingga Efek Sampingnya, BPOM Klaim Aman
Baca juga: Satgas Covid-19 Ingatkan Disiplin Prokes: Orang Berpikiran setelah Divaksin, Bisa Seperti Superhero
"Imunitas butuh satu capaian jangka panjang dan relatif tidak cepat. Bahkan bisa jadi lima tahun keatas,"katanya saat diwawancarai, Sabtu (10/4/2021), sebagaimana TribunNewsmaker.com kutip dari Tribunnews.com berjudul : Ahli Epidemiologi Sebut Program Vaksinasi Covid-19 Bukanlah Solusi Tunggal
Banyak faktor yang memengaruhi dari program herd immunity.
Di antaranya seperti resistansi pada vaksin, munculnya varian baru dan menurunnya efikasi vaksin.
Apalagi didukung oleh fakta terkait belum tersedianya vaksin untuk anak.
Serta belum diketahui seberapa besar efektifitas vaksin dalam mencegah penularan.
"Ketika vaksin mencapai threshold immunity, tidak berarti kita dekat pada akhir pandemi. Oleh karena itu perlu mendudukkan peran vaksinasi secara tepat. Tidak berlebihan, sehingga tidak abai dalam strategi fundamental," katanya lagi.
Strategi fundamental yang dimaksud oleh Dicky adalah protokol kesehatan yang sudah sedari dulu dikampanyekan, yaitu 3T dan 5M.
Di sisi lain, tentu saja vaksin penting memberikan proteksi tiap individu untuk mengurangi gejala berat dan meminimalisir angka kematian.
(Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi)