Breaking News:

Penanganan Covid

Kontroversi Vaksin Nusantara: Penjelasan Peneliti, BPOM Ungkap Kejanggalan, Anggota DPR Jadi Relawan

Saat vaksinasi covid-19 yang digencarkan pemerintah, muncul pro kontra vaksin nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Editor: ninda iswara
freepik.com
Ilustrasi vaksin (freepik.com) 

Dia menyebut vaksin Nusantara menggunakan sampel darah manusia sebagai bahan penelitian.

"Vaksin lain tidak ada yang diambil darah, jadi ini bedanya. Karena vaksin ini diambil dari sel tubuh kita sendiri," kata Jonny di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (14/4/2021).

Peneliti akan mengambil sel darah putih untuk dibiarkan selama lima hari.

Setelah itu, sel tersebut dipadukan dengan protein berjuluk 'S' dari sampel virus covid-19.

Ilustrasi. Sel darah merah
Ilustrasi. Sel darah merah (pixabay.com)

"Jadi lima hari dibiarkan, dua hari dikenalkan. Sel darah putih kita akan mempunyai memori terhadap virus covid-19," katanya.

Saat vaksin disuntikkan, kata Jonny, tubuh akan merespons virus lebih cepat dan membentuk imun.

Sebab, ada komponen sel darah yang telah disusupi sampel virus.

"Sehingga pada saat tubuh kita masuk virus covid-19, tubuh kita lebih siap menghadapi covid-19 ini karena dia (tubuh) sudah tahu dan dan kenal. Vaksin ini menyediakan imunitas seluler untuk tubuh," kata Jonny.

Lebih lanjut, Jonny mengatakan metode ini berbeda dengan terapi plasma konvalesen.

Terapi plasma konvalesen dipakai untuk penyembuhan pasien covid-19.

Plasma dari pasien covid-19 yang sembuh diambil lalu diberikan kepada pasien yang masih terinfeksi.

"Kalau vaksin ini untuk pencegahan, karena kita sudah punya imunitas seluler yang sudah mengenali covid-19. Sehingga kalau covid-19 masuk kita sudah lebih siap," pungkasnya.

Baca juga: Dikembangkan Dalam Negeri untuk Cegah Covid-19, Ini Beda Vaksin Nusantara & Vaksin Merah Putih

Baca juga: Inilah Vaksin Nusantara, Kerjasama Kemenkes dengan RSUP dr Kariadi & Undip, Simak Kelebihannya

BPOM Bongkar Kejanggalan, Produk Impor dan Potensi Tingkatkan Antibodi

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menyebut keamanan dan efektivitas vaksin Nusantara yang diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto belum meyakinkan.

Penilaian tersebut ada setelah Badan POM melakukan inspeksi terhadap hasil uji klinis fase I vaksin Nusantara.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Vaksin NusantaraAburizal BakrieBPOM
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved