Virus Corona
JENGKEL Ada Guru Tak Pakai Masker, Gibran Tinggal Mobil Dinas di Sekolah, Ngaku Sudah Siapkan Sanksi
Pergoki ada guru tak pakai masker saat PTM, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka langsung perintahkan swab massal. Sebut sudah siapkan sanksi.
Penulis: Monalisa
Editor: octaviamonalisa
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pergoki ada guru dan murid tidak mematuhi protokol kesehatan saat PTM.
Gibran Rakabuming Raka merasa kesal saat tak sengaja melihat ada guru dan murid tak memakai masker di sekolahan.
Wali Kota Solo ini langsung mmerintahkan agar semua guru dan murid menjalani tes swab.
Tak hanya itu, bukti kekesalan Gibran Rakabuming Raka terlihat saat putra Jokowi ini sengaja meninggalkan mobil dinas di halaman sekolahan tersebut.
Diketahui Gibran melakukan sidak ke SDN Nusukan Barat 113 Solo pada, Selasa (9/11/2021).
Gibran yang saat itu hendak perjalanan ke Balai Kota pun tak sengaja melihat ada guru dan murid yang tak memakai masker.
Baca juga: NGAKU Kuat & Tak Mau Divaksin, Suami Istri Meninggal Akibat Covid-19, 5 Anaknya Jadi Yatim Piatu
Baca juga: SIAP-SIAP, Pemerintah Mulai Targetkan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 5-11 Tahun

Tak butuh waktu lama, Wali Kota Solo ini langsung bereaksi.
"Kebetulan tadi saya lewat sana, lah gurunya pada tidak pakai masker, muridnya juga.
Biar saja nanti di-swab dulu." kata Gibran dikutip dari TribunSolo.com.
Gibran yang tampak kesal pun mengatakan lalainya para guru adalah contoh tidak baik bagi para murid.
Pasalnya jika sang guru tidak memakai masker, maka bukan tidak mungkin para murid akan meniru dan tidak memakai masker juga.
Baca juga: CEGAH Penularan Covid-19, UNICEF Ingatkan Hindari 6 Kebiasaan Salah Ini Saat Memakai Masker
"Yang penting itu gurunya.
Kalau guru pakai masker, muridnya juga pakai.
Tapi kalau gurunya tidak pakai, ya muridnya juga tidak pakai." kata Gibran kesal.
Gibran pun menegaskan jika dirinya sudah menyiapkan sanksi untuk lalainya para guru yang melanggar prokes.
"Ya pasti ada (sanksi) untuk PTM kita tunggu hasil swabnya dulu." jelas Gibran.
Sebagai bentuk kekesalannya, Gibran pun meninggalkan mobil dinasnya di halam SDN Nusukan Barat 113.

Diketahui sebanyak 60 orang sudah menjalani swab setelah dipergoki oleh Wali Kota Solo langsung.
"Ada 60 orang yang menjalani swab SD Nusukan Barat." jelas Utik Sri Wahyuni, Lurak Nusukan, Solo.
Sementara itu kepala SDN Nusukan Barat 113, Sri Ramtini membenarkan jika beberapa guru dan murid menjalani tes swab.
Ia pun mengaku dari hasil swab menunjukkan negatif Covid-19.
"Iya benar, hasilnya negatif." ujat Sri Ramtini.
Anak di Solo Terpapar Covid-19, Harus Jalani Isolasi Terpusat, Gibran Larang Orangtua Mendampingi
Di sisi lain, Gibran rupanya sudah menyiapkan aturan tegas terkait isolasi terpusat untuk anak yang terpapar Covid-19.
Tak dipungkiri sejak diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka atau PTM, jumlah kasus murid terpapar Covid-19 mulai bermunculan.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pun menegaskan anak yang terpapar Covid-19 harus tetap menjalani isolasi mandiri.
Namun untuk mencegah penyebaran Covid-19 terhadap anggota keluarga lainnya, maka Gibran membuat aturan terkait isolasi terpusat untuk anak.
Putra Presiden Jokowi ini juga melarang orangtua yang ingin menemani anaknya terpapar Covid-19 saat menjalani isolasi terpusat.

Gibran lantas menjelaskan langkah awal adalah melakukan tes PCR pada anak yang terkonfimasi Covid-19.
Jika dari hasil sang anak terkonfirmasi positif Covid-19, maka harus bersedia di isolasi terpusat di Dalem Priyosuhartan.
Sementara itu, tempat anak tersebut bersekolah sementara waktu harus ditutup.
Namun untuk sekolah yang lain tetap melakukan PTM.
"Ketika ada yang positif sekolah ditutup dulu, bukan berarti PTM berhenti.
Sekolah lain tetap jalan," kata Gibran," dikutip dari TribunSolo.com, Sabtu (6/11/2021).
Baca juga: Cerita Penyintas Covid-19, Jangan Lelah Taati Prokes, Meski Sudah Sembuh Ternyata Masih Rasakan Ini
Selanjutnya Gibran menegaskan jika isolasi terpusat itu hanya khusus untuk anak usia SD dan SMP.
Saat menjalani isolasi terpusat di Dalem Priyosuhartan, anak-anak juga dilarang didampingi oleh orangtuanya.
Untuk itulah Gibran mengajak para orangtua bisa bekerja sama.
Ia meminta jika orangtua tak ingin dipisah maka mereka harus bisa menjaga anak agar terhindar dari Covid-19.
"Masak karantina didampingi (Kalau ada yang tidak mau Isolasi?)
Makanya saya butuh bantuan dari orang tua juga, karena satu rumah ada yang terpapar sama saja," ujarnya.

Menanggapi aturan sang Wali Kota, warga Solo mengaku was-was.
Seorang warga mengaku jadi ikut takut jika sang anak terkena Covid-19.
"Ya jadi takut, misal anak kena terus dibawa ke tempat isolasi mereka nanti gimana.
Apa bisa pisah sama orangtuanya."ujar Suryani warga Jebres, Solo saat ditemui TribunnewsMaker.com, Sabtu (6/11/2021).
Suryani mengaku kini harus lebih tegas pada sang anak.
Tak jarang ia pun menakut-nakuti anak agar patuh prokes agar tidak diisolasi terpusat.
"Ya sekarang harus lebih tegas pada anak, ditakut-takuti, biar mau nurut pakai masker, cuci tangan, dan nggak main di tempat ramai." katanya lagi.
Sementara itu Menteri Pendidikan Nadiem Makarim juga menegaskan gara pihak sekolah dan orangtua saling bekerja sama memonitoring anak.
Baca juga: Sudah Diizinkan BPOM, Ini 3 Alasan Mengapa Penting Anak Usia 6-11 Tahun Harus Divaksin Covid-19
Nadiem menjelaskan PTM akan berjalan lancar jika semua pihak ikut menaati protokol kesehatan dengan benar.
"Saya harap semua was-was sekali dengan protokol kesehatan karena itulah yang akan memenangkan hak untuk terus PTM," terangnya.
Jadi apakah ini akan lanjut apa tidak ada di tangan orang tua guru dan kepala sekolah dan murid-murid juga," aku dia membeberkan.
Klaster di sekolah akan terjadi, menurut Nadiem, makala tidak menataati protokol kesehatan, tidak memakai masker dan kecerobohan lainnya.
"Kalau anda tidak protokol dan tidak pakai masker ya bakal jadi cluster, maka peran orang tua dan sekolah untuk monitoring sangat penting," jelas dia.
(TribunnewsMaker.com/Octavia Monalisa)